Assalamu'alaikum....

Menurut saya sih ini artikel menarik...., mudah2an ada
gunanya untuk kita2 yang sedang berpuasa..:)

wassalam
adeer

======================================================
 
 
Tak Perlu Ajari Kami Berpuasa
 
Hari ke tiga di bulan ramadhan saya berkesempatan
menumpang becak menuju rumah ibu. Sore itu, tak
biasanya udara begitu segar, angin lembut menerpa
wajah dan rambutku. Namun kenikmatan itu tak
berlangsung lama, keheninganku terusik dengan suara
kunyahan dari belakang, "Abang becak ...?"
 
Ya, kudapati ia tengah lahapnya menyuap potongan
terakhir pisang goreng di tangannya. Sementara tangan
satunya tetap memegang kemudi.
 
"Heeh, puasa-puasa begini seenaknya saja dia makan
....," gumamku.
 
Rasa penasaranku semakin menjadi ketika ia mengambil
satu lagi pisang goreng dari kantong plastik yang
disangkutkan di dekat kemudi becaknya, dan ... untuk
kedua kalinya saya menelan ludah menyaksikan
pemandangan yang bisa dianggap tidak sopan dilakukan
pada saat kebanyakan orang tengah berpuasa.
 
"mmm ..., Abang muslim bukan? tanyaku ragu-ragu.
 
"Ya dik, saya muslim ..." jawabnya terengah sambil
terus mengayuh
 
"Tapi kenapa abang tidak puasa? abang tahu kan ini
bulan ramadhan. Sebagai muslim seharusnya abang
berpuasa. Kalau pun abang tidak berpuasa, setidaknya
hormatilah orang yang berpuasa. Jadi abang jangan
seenaknya saja makan di depan banyak orang yang
berpuasa ..." deras aliran kata keluar dari mulutku
layaknya orang berceramah.
 
Tukang becak yang kutaksir berusia di atas empat puluh
tahun itu menghentikan kunyahannya dan membiarkan
sebagian pisang goreng itu masih menyumpal mulutnya.
Sesaat kemudian ia berusaha menelannya sambil
memperhatikan wajah garangku yang sejak tadi menghadap
ke arahnya.
 
"Dua hari pertama puasa kemarin abang sakit dan tidak
bisa narik becak. Jujur saja dik, abang memang tidak
puasa hari ini karena pisang goreng ini makanan
pertama abang sejak tiga hari ini."
 
Tanpa memberikan kesempatan ku untuk memotongnya,
 
"Tak perlu ajari abang berpuasa, orang-orang seperti
kami sudah tak asing lagi dengan puasa," jelas bapak
tukang becak itu.
 
"Maksud bapak?" mataku menerawang menunggu kalimat
berikutnya.
 
"Dua hari pertama puasa, orang-orang berpuasa dengan
sahur dan berbuka. Kami berpuasa tanpa sahur dan tanpa
berbuka. Kebanyakan orang seperti adik berpuasa hanya
sejak subuh hingga maghrib, sedangkan kami kadang
harus tetap berpuasa hingga keesokan harinya ..."
 
"Jadi ...," belum sempat kuteruskan kalimatku,
 
"Orang-orang berpuasa hanya di bulan ramadhan, padahal
kami terus berpuasa tanpa peduli bulan ramadhan atau
bukan ..."
 
"Abang sejak siang tadi bingung dik mau makan dua
potong pisang goreng ini, malu rasanya tidak berpuasa.
Bukannya abang tidak menghormati orang yang berpuasa,
tapi..."  kalimatnya terhenti seiring dengan tibanya
saya di tempat tujuan.
 
Sungguh. Saya jadi menyesal telah menceramahinya tadi.
Tidak semestinya saya bersikap demikian kepadanya.
Seharusnya saya bisa melihat lebih ke dalam, betapa ia
pun harus menanggung malu untuk makan di saat
orang-orang berpuasa demi mengganjal perut laparnya.
 
Karena jika perutnya tak terganjal mungkin roda becak
ini pun tak kan berputar ...
 
Ah, kini seharusnya saya yang harus merasa malu dengan
puasa saya sendiri? Bukankah salah satu hikmah puasa
adalah kepedulian? Tapi kenapa orang-orang yang dekat
dengan saya nampaknya luput dari perhatian dan
kepedulian saya?
 
"Wah, nggak ada kembaliannya dik..."
 
"hmm, simpan saja buat sahur bapak besok ya ..."


____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke