Rahima wrote:
Dik Ridha,..Uni senang dengan semangat dik Ridha ini
dalam menuntut ilmu agama,

Mohon do'a Uni supaya saya diberikan kemampuan dimudahkan untuk menuntut ilmu dan lebih penting lagi untuk mengamalkannya.


Sanad-sanad yang dik Ridha sampaikan di bawah benar.
Cuman uni agak heran, karena kalau uni ngak salah
kemaren itu ada dik Ridha katakan bahwa Al Albani
mengatakan karena adanya lafaz : " maka menuntut ilmu
itu wajib atas muslim ", maka, mungkin derajat hadist
ini naik menjadi hadist hasan.

Dalam Silsilat adh-Dha'ifah (Hadits No. 416) disebutkan:

"Adapun bagian keduanya (yakni: fa inna thalabal ilmi faridhatun 'ala kulli muslimin. RD), mungkin dapat dinaikkan derajatnya kepada hadits hasan, seperti yang diutarakan oleh al-Mazi sebab sanadnya banyak yang bersumber pada Anas radhiallahu 'anhu. Dalam hal ini dari hasil penyelidikan yang saya lakukan, saya telah menemukan delapan sanad yang dapat diandalkan yang kesemuanya bersumber kepada sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya adalah Anas, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Mas'ud, Ali, Abu Said, dan sebagainya. Hingga kini pun saya masih menelitinya hingga saya benar-benar yakin dalam memvonis shahih, hasan, ataupun dha'ifnya sanad-sanad tersebut. Wallahu a'lam."

Yang saya pahami adalah yang dikatakan mungkin dapat naik di sini hanyalah bagian 'Mencari ilmu wajib bagi setiap muslim' saja karena bagian tersebut memiliki jalur-jalur lain namun al-Albani rahimahullah belum yakin akan statusnya.

Akan tetapi pada kitab beliau yang lain yakni Takhrij Ahaadits, Musykilat al-Faqr wa Kaifa 'Alajah al-Islam (diterjemahkan menjadi Islam Mengentaskan Kemiskinan, Pustaka Azzam, 2002) pada hadits no. 86 beliau men-shahih-kan bagian hadits tersebut (thalabul 'ilmi faridhatun 'ala kulli muslimin) dan memberikan jalur-jalur periwayatan yang beliau dapati (kira-kira 27 jalur) untuk bagian tersebut. Mayoritas jalur tersebut dha'if namun setidaknya ada satu jalur yang beliau nilai hasan sehingga secara keseluruhan dapat naik menjadi shahih li ghairih. Sedangkan bagian 'walau bishin' dengan jalur-jalur yang ada tetap pada status sangat lemah bahkan palsu.

Dengan begitu untuk motivasi menuntut ilmu cukup dengan hadits tersebut (tanpa bagian 'walau bishin'). Terlebih sangat banyak dalil-dalil mengenai keutamaan menuntut ilmu (yang saya pahami di sini adalah ilmu syar'i) dari al-Qur'an dan hadits yang shahih ataupun hasan. Sebuah kitab yang saya jumpai e-booknya di Internet (terj. Bahasa Inggris) adalah Kitaabul 'Ilm susunan Abu Khaitsama an-Nasa'i yang di-tahqiq al-Albani. Saya hanya khawatir jika kita menggunakan hadits yang lemah apalagi palsu, kita terkena ancaman Rasulullah.

Sekian dari saya, semoga ada manfaatnya. Segala kebaikan hanya dari Allah dan segala keburukan datang dari diri saya sendiri.

Allahu a'lam.

Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

--
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke