-----Original Message-----
Muhammad Arfian :
Ronald, take it easy se lah. Di palanta ini kan bermacam-macam 
orangnya, jadi kalau Ronald posting tentang PKS wajar saja kalau 
bermacam-macam reaksinya. 

harman:
Bijaksana sekali, tapi kan sanak kita Ronald juga sudah 
menyadarinya tapi ko' ya tetap diteruskan juga ya??
Saya jadi ingat waktu mengikuti kursus dan salah satunya adalah 
bagamaina menjaga hubungan baikatau ketika baru mau menjajaki  
hub. baik (introduction). 
Dari sana si trainer memberikan pesan, bhw ada bbrpa hal yang
mesti dihindari untuk melakukan dua hal tersebut, yg olehnya
dikatakan sebagai topik2 yg sensitif, yaitu:
1. Bertanya/memperbincangkan agama --> SARA
2. Menayakan sudah nikah atau belum
3. Bicara mengenai POLITIK, dlm artian partisan
4 - 6 <saya lupa>

Trainer mengatakan untuk membicarakan hal2 sensitiv tsb harus 
dilihat tempat dan waktunya.

Mengenai informasi, menurut saya kalau memang ingin menyampaikan 
atau ingin tahu informasi kegiatan sebuah partai, saya rasa kita 
semua sudah tahu kan bhw ada milis dan website resmi partai? jadi 
tinggal dikunjungi dan dilihat-lihat saja asli deh ga' ada yang 
bakal protes :-))

Dan kalau ada sebuah isyu kebetulan yg satu infonya itu beraroma
partisan sementara yang satunya independen, saya rasa mending
sampaikan saja dari sumber ke-2, tokh tujuan dan isinya sama, itu 
klo memang pure ingin menyampaikan informasi ttg ranah minang 
atau isyu2 nasional lainnya, kecuali memang ada sedikit hiden 
agenda ya itu lain soal dan itu tidak menutup kemungkinan akan
adanya respon balik yg selain terkait dengan isyu, juga sedikit 
menyentuh hiden agendanya itu.

Ada temen saya yg kalau di sebuah komonitas tampak sangat 
independen dan tidak kelihatan partisannya, pdhl saya tahu betul 
klo dia itu die hard nya sebuah partai dan hal itu dia tampakan 
hanya pd komonitasnya. Mungkin kalau dia mau, dia bisa menyampai
kan isyu nasional dari tokoh2 partai tsb tapi nampaknya dia
lebih cenderung untuk memilih dari yang non partisan.
Contoh lainnya adalah Buya Hamka dan Amien Rais, mereka meski
sangat MD minded tapi ketika mereka berada di komonitas NU atau
komonitas yg heterogen lainnya, mereka tidak memperlihatkan ke 
MD-annya itu.

Ini cuman memberikan sedikit gambaran bhw ada tempat dimana kita
bisa berjibaku memperlihatkan jati diri tapi di tempat lain
ada baiknya kita menahan diri, kalau dalam perang kan selalu
harus berdiri dan melepaskan tembakan.

he...he..saran sanak Arfian ini memang 'cerdas' dan ko' saya jadi
ingat suasana sidang DPR ya? kata koalisi Kebangsaan ini adalah
win-win solusion dr kami, eh kata koalisi kerakyatan (oleh seorang elite
dikatakan Gerbong Kenabian, glek?!) itu bukan WWS 
tapi inilah yg WWS.


wassalam,
harman

____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke