Waalaikumsalam.Wr.Wb. Sanak Zulfikri dan RN, semoga dirahmati Allah.
Tulisan dibawah dari sanak Zul inilah yang saya maksudkan. Kalau kita ingin mengkritisi seseorang, hendaknya kita bersikap netral, dalam hal apapun saya lebih suka hidup itu berada ditengah-tengah,( bukan berjalan ditengah jalan, kena tabrak kalau begitu ) karena bersikap netral, pertengahan itu itu sudah merupakan perintah Allah, termasuk dalam menilai seseorang, atau apa saja, jangan bersikap terlalu ekstrim, atau terlalu gampang. Dan sengaja dari awal saya ngak mau memakai dalil-dalil agama, dalam berbicara masalah ini, agar benar2 kita melihat realita yang ada saja dulu. Kita hidup dinegara Indonesia, yang katanya Pancasilais. Okay..sekarang kita hidup dengan berbagai macam agama, maka kita juga lihat sisi agama yang lain. Lain hal kalau kita ingin menjadikan negara ini negara Islam, maka akan banyak yang kita lakukan. Ini..kita sudah terlahir dinegara berbagai macam agama, apa yang harus kita lakukan..? Hiduplah rukun, jangan saling ganggu itu saja. Kalau kita di lawan, maka kita berusaha mempertahankan agama kita. Dan ini, saya lihat untuk masa pemerintahan Soeharto, masih bendingan, tetapi setelah masa pemerintahan Megawati, mulai banyak orang Islam yang murtad, dan banyak orang Kristen merajalela ikut andil dalam memurtadkan orang islam. tapi sisi kebebasan berpendapat , masa megawati dan Gusdur, boleh dikatakan sudah mulai jalan. Tapi apakah kita harus mencak-mencak, kita berkoar dirikan negara Islam..? Wah..saya kira sangat repot. Ngak perlu harus berkoar, jalankan saja ajaran Islam itu. Kuatkan pertahanan, kalau diserang, coba serang dengan halus dulu, tak bisa baru keras. Allah berfirman : " Dan perangilah orang yang memerangi kamu, dan jangan kamu sampai melampai batas ". Semakin kita berkoar-koar akan mendirikan negara Islam, akan semakin merajalelalah missi Kristen itu. Lantas apa yang terjadi..? Pertumpahan dan peperangan antar agama, dan ini berdampak negatif bagi kelangsungan hidup aman bangsa Indo itu sendiri. Saya suka memandang hidup itu dengan realita yang ada, ngak usah muluk-muluk dulu. bermimpi sih boleh. Ngak salah kita bermimpi mendirikan negara Islam di Indo ini. Tapi pakai strategi Rasulullah berdakwah. ( ini pembahasan sudah lari, mohon maaf ). Dalam hal menilai seseorang, atau pemerintahan, kepemimpinan, partai atau apa saja, hendaknya, kita beritahu mana sisi positif dan negatif pemerintahan itu. Jangan kita menyodorkan semua yang jeleknya saja, atau semua yang baiknya saja. kalau penilaian netral, Itu baru penilaian objektif menurut saya, bukan subjektif. Bagi saya penilaian secara membabi buta, baik-baik nya saja, dan mencela keburukan kepemimpinan yang lain,itu penilaian yang tidak objektif, tapi subjektif. Itu sebabnya saya ingin mengomentari masalah ini, agar kita untuk masa yang akan datang jangan lagi terlalu sering melihat sisi negatif, tetapi lihat jugalah sisi positifnya. Kenapa harus begitu..? Sudah bukan masanya lagi kita saling tuding menuding, salah satu sama lain. Yang ada sekarang itulah dihadapi. Lihat masa depan, mari sama-sama membangun dan saling mendukung yang baik. Yang buruk, peringatkan di instansi tempat kita masing-masing. Apakah kita berani kehilangan jabatan kita demi menegakkan kebenaran itu..? kalau saya pernah lakukan itu..! Tapi apakah semua orang mampu berbuat itu. Tidak..! Kebanyakan takut mati, takut tak makan, takut miskin, biarlah jadi penjilat, biarlah bermanis muka, musang bermuka domba ( kali ), atau ular berkepala ikan. Kebanayakan kita beraninya cuman ngomong doank, pas tiba di depan mata kita lihat yag salah itu, karena takut hilang jabatan, maka semua di sembunyikan, itulah ia didikan selama bertahun2. Saya tidak mengatakan, semua pemimpin kita yad, hendaknya memimpin negara ini sebanyak Soeharto memimpin, itu namanya balik keasal lagi. Yang saya maksudkan, kita tak akan mungkin dan tak akan pernah bisa kita menyamakan anak yang berumur 2-5 thn dengan dewasa berumur 32 tahun. Tidak akan bisa ! Kalau kita menyuruh semua presiden memegang jabatan sebanyak 32 tahun itu,..wah...bakalan kayak apa Indo..? Pungguk merindukan bulan namanya. Saya pernah diskusi dengan suami tatkala Soeharto lengser. Apa yang saya katakan pada suami kala itu..? : " Uda...lihatlah nantik..suatu saat orang akan mengingat Soeharto, sekarang ia dijatuhkan,..lihat para PNS kelak,..akan merasa hidupnya jauh lebih baik ketimbang setelah Soeharto, akan ada yang mengatakan Lebih baik lagi pemerintahan Soeharto ketimbang sekarang..dst..dst.. " dan ternyata dugaan saya, tidak jauh meleset. Karena begitulah watak manusia. Seharusnya, sikap kita adalah hadapi realita yang ada. " Faata mal faata..mal faata lam ya'ud,.hayyan bina naftah shafhah jadidah, ahsan limaa faataa ". " yang berlalu biarkanlah berlalu, yang berlalu itu tak akan mungkin kembali lagi, mari kita buka lembaran baru Lebih baik dari yang lalu. ( Bait Arab ini saya buat sendiri dalam menghadapi kehidupan saya dan dalam menghadapi problema kisi-kisi dan riak-riak kehidupan berumah tangga dan bersahabat ) Jadikanlah masa lalu itu sebagai I'TIBAR SAJA NTUK, masa yang akan datang. Itu saja, saya berprinsip. Saya paling ngak suka mengungkit-ungkit masa lalu yang jelek itu, biarlah ia jadi pelajaran saja untuk masa yang akan datang. Dan ngak suka mencari-cari atau membongkar-bongkar sisi jelek saja, tapi selalu berusaha lihat sisi positifnya. Yang jelek dari pemimpin kita atau dari seseorang yang saya kenal, biasanya saya akan bersikap : " yah..mungkin itulah kekurangannya, tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang tak bersalah, tak ada manusia didunia ini yang sempurna, kayak bulan purnama yang terang dimalam hari, kelihatan indah mata memandang,.yah..itu bulan dimalam hari..kita manusia,.ngak sama dengan bulan dimalam hari sinarnya yang indah dan menyejukkan mata memandang, apalagi duduk bersama yang dicinta di bawah bulan purnama itu, betapa indahnya.." Ini tujuan saya mengomentari postingan sanak Zul,..agar kita bersikap netral pada pemimpin kita, dan lihat realita yang ada, jangan kita menyamakan sesuatu yang tak akan mungkin sama. Anak umur 2-5 thn tak akan sama dengan dewasa 32 tahun, bagaimanapun ! Dan mari jangan kita menyalahkan terus pemimpin kita, siapapun mereka, mari coba kita dukung mereka kalau itu yang baik, kalau jelek, sama-sama kita ingatkan. Kita sebagai rakyat biasa juga banyak kekurangan, kita yang memilih pemimpin kita, maka konsekwenlah dengan pilihan itu. Mari sama-sama kita berusaha bertekad : " Apa yang telah saya berikan pada bangsaku dan pemimpinku, tapi kita usahakan menyimpan kata : " Apa yang telah diberi oleh bangsa dan pemimpinku padaku ". " Tangan diatas jauh lebih baik dari tangan yang dibawah " " Memberi lebih banyak pada orang lain, pada negara, jauh lebih baik, ketimbang selalu menuntut banyak dari orang lain, atau pemimpin kita ". Sanak Zul telah memaparkan sisi kelemahan dan keberhasilan . Itu baru sikap yang netral dan baik, adil, Mari kita usahakan, jangan kita banyak mengeluh saja, dari pemimpin kita itu. ( Janganlah kebencian kamu pada suatu kaum membuat kamu tidak berlaku adil padanya, maka berlaku adillah ( dalam hal apa saja ), karena berlaku adil itu lebih mendekati pada ketaqwaan ". sesuai apa yang dianjurkan oleh Allah. Itu yang seharusnya dilakukan kalau kita benar-benar ingin negara kita maju. Demikian dulu dari saya. Wassalam. rahima. --- Zulfikri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamualaikum, ww > Sanak Rahima dan sanak di palanta nan di muliakan. > > Kelahan pemerintahan pak Harto, diantaranya adalah : > (1) Sudah terlalu lama memerintah, sehingga timbul > gejala seolah keluarga > dialah yang empunya Indonesia ini. > (2) Banyak orang dekatnya memakai nama keluarganya > untuk kepentingan pribadi > yang ybs. sehingga korupsi kolusi dan nepotisme > tidak terelakkan, dan > menjamurnya pejabat-pejabat penjilat dengan > memberikan laporan ABS. > (3) Kebebasan berpendapat berpolitik dibatasi (bagi > penentang hilang malam, > melanggar HAM kata orang Amerika !) > (4) Pak Suharto sangat percaya kepada laporan ABS > (asal bapak senang) > sehingga laporan yang diberikan kepadanya banyak > yang tidak falid sehingga > dia (pak Harto) salah mengambil keputusan. Contoh > dekat saja di negeri kita > yaitu dalam mendirikan pabrik pemintalan benang dan > teununan kain. Pabrik > ini didirikan pada Repelita ke III (Rencana > pembangunan lima tahun ke 3, > yaitu pembangunan agro bisnis dan agro industri, > lanjutan pembangunan lima > tahun ke II yaitu pembangunan disektor pertanian). > Persyaratan pembangunan > pabrik pemintalan benang (PT. Sumatek Subur) ini > syaratnya keberhasilan > pemberdayan hasil pertanian kapas di Sumatera Barat, > apakah iya pertanian > kapas berhasil di Sumatera Barat ? data ini > dipalsukan asal kita dapat > perioritas mendirikan pabrik !, kesalahan Suharto > disini adalah dia percaya > laporan dari Pemda Sumatera Barat !. Alhasil pabrik > kapas antara mati dan > iduik, semantara bahan baku kapas yang ditonjolkan > dahulu berhasil, sekarang > di import dari Australia. Contoh lain lagi yaitu; di > masa Pemilu diakhir > keruntuhannya, dia masih percaya dari laporan > Harmoko, bahwa rakyat masih > menyokong bapak untuk jadi presiden lima tahun lagi, > pak Harto percaya, > kalau seandainya diwaktu itu ia lenser, saya rasa > pak Harto selamat dan > gelar bapak Pembangunannya tidak akan tercabut !. > > Keberhasilan pemerintahan Suharto, menurut > pengamatan saya diantaranya > adalah : > (1) Berhasil menumpas PKI dimana nagari awak > terutama bersyukur sekali PKI > Habis sehingga selamatnya urang awak dari kekafiran > (atheis). > (2) Berhasil mengamankan negara sehingga dunia kagum > dan di hargai oleh > dunia khususnya di Asia Tenggara, beliaulah > penggagas berdirinya ASEAN. > (3) Berhasil menambah wilayah RI yaitu dengan > masuknya Timor Timur ke > wailayah RI. > (4) Pemerintahan pak Harto mempunyai Visi dan Missi > yang jelas, ini tertuang > dalam GBHN dan di operasianalkan lewat pembangunan > jangka panjang 25 tahun I > dan II dan diimplementasikan Melalui REPELITA > (Rencana Pembangunan Lima > Tahun), Repelita-repelita ini sangat berhasil > seperti : > - Dibidang pertanian, sehingga dapat membawa > Indonesia kepada swasembada > pangan yang diberi penghargaan oleh PBB. > - Pembangunan jalan jembatan, dan irigasi, diseluruh > tanah air. > - Pembangunan sarana telekomunikasi dan komunikasi, > kalaulah tidak jasa pak > Harto tentu rakyat Indonesia tidak dapat melihat TV, > ber-Hand Phone (HP) dan > ber-internet ini adalah berkat satelit palapa yang > dikelola oleh Indosat, > yang sekarang telah terjual oleh buk Mega ke > Singapura ! > - Terakhir pembangunan mental dan agama sehingga > dari uang Amal Bhakti > Pancasila telah ribuan mesjid yang didirikan, > walaupun dampaknya belum > dirasakan karena korupsi diwaktu itu adalah hal > biasa ! > Visi dan Missi ini dituangkan (di-blue print-kan) > kedalam GBHN, di > operasionalkan setiap tahun melalui PLITA-PELITA > yang hasilnya masih > dirasakan sekarang, cuma tidak bisa merawat lagi, > seperti jalan lintas > sumatera sudah banyak yang berlobang, Indosat telah > terjual, IPTN dan PT. DI > yang dibanggakan hancur ! dll, pemerintah sekarang > menyelamatkan saja tidak > bisa !. > > Saya juga sependapat dengan sanak Mukhlis Hasbi, > kegagalan pemerintah PASCA > ORBA selalu berlindung kepada kesalan Suharto, Dan > selalu berlindung dengan > Suharto memerintah 32 tahun (masak iya dibandingkan > dengan pemerintahan 2-4 > tahun ?). > __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________