Assalamualaikum Wr, Wb. Mak Ngah, satantang subjec nan mak ngah makasuik, untuak seri 1 no alah diposting di palanta awak ko, namun untuak nomor 2 sepertinyo indak ado. Berikut ko ambo kirim kan nan nomor 3 dari Padek ko, basaratoan jo nomor 4, terakhir nan dari mak ngak kok.
Wassalam, http://padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=4415 Candi Padang Rocok Kerajaan Aditiawarman di Dharmasraya (3) *Keramik Cina Masa Dinasti Song Oleh Redaksi, Kamis, 16-Desember-2004, 16:23:51 5 klik Candi Padang Rocok atau yang lebih dikenal dengan Padang Arca pertama kali ditemukan tahun 1950-an. Dimana ketika itu, masyarakat menggali tanah di semak belukar. Dari penggalian tanah tersebut, ditemukan beberapa bentuk batu bata seperti jajaran genjang, segi tiga, bentuk sambung dan bentuk biasa. Karena bentuknya aneh dan ada nilai sejarahnya, maka diminta kepada masyarakat agar penggalian tanah dihentikan. Karena, ada semacam nilai kebudayaan dan sejarah. Seiring dengan adanya informasi bahwa di Sungai Lansek Kabupaten Sawahlunto Sijunjung pernah berjaya Kerajaan Aditiawarman. ”Setelah ditemukan, maka dilaporkan ke Kandep Kecamatan, Kanwil Depdikbud (ketika itu dan sekarang Diknas, red), akhirnya pada tahun 1980-an dilakukan penelitian dan sekarang telah dilakukan pemugaran yang ke delapan kalinya,” jelas Darwis yang sebelumnya juga pernah menjabat Pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sawahlunto Sijunjung ini. Kondisi saat ini masih belum maksimal dan perlu adanya perhatian dari Pemkab dan Pemprov Sumbar serta pemerintah Indonesia sendiri. Menurut Darwis, survei di situs Padang Rocok dilakukan dengan cara mengambil jarak radius 200 meter. Dari survei dapat didata bahwa Candi Padang Rocok dilingkari parit arah barat menyambung ke utara dan berakhir di timur. Kedua ujung paritnya bermuara ke Sungai Batang Hari. Di sebelah Utara parit itu, bertemu membentuk sudut membujur ke Timur Barat. Parit di sebelah timur menembus kolam yang kini menjadi sawah penduduk membuju Barat Laut Tenggara yang disebut dengan sawah tabek. Awalnya, sawah ini adalah rawa dengan ukuran 20-40 meter. Kemudian di Ujung Tenggara, kolam bercabang ke arah Utara dan Selatan membentuk huruf T. Di lokasi ini terdapat parit yang mengarah ke Timur, menuju Bukit Giring yang tingginya kurang lebih 176 cm di Timur Desa Koto Lamo. Tanah payau seperti tabek sawah juga dijumpai di Situs Padang Rocok, yakni Rawa Gadang. Di Rawa Bungur dan Rawa Gadang terdapat bekas galian tanah liat kuning. Tanah liat putih ini dijumpai di bagian pondasi candi, sedangkan tanah liat kuning diduga sebagai bahan besar membuat bata. Situs Candi Padang Rocok merupakan tiga bangunan candi terdiri dari candi induk dan dua candi perwara. ”Dari hasil survei permukaan ditemukan pecahan keramik Cina yang umumnya berasal dari dinasti masa Song (10-13 M), Ming (16-17 M), Chinga (18-20 M) serta keramik Eropa (19-20 M). Keramik yang ditemukan pada umumnya berupa pecahan mangkuk, piring serta guci. Di antaranya yang paling dominan adalah berbentuk mangkuk,”katanya. (bersambung) ========================== *Candi Padang Rocok Kerajaan Aditiawarman di Dharmasraya Diperjuangkan ke Pemerintah Pusat Oleh Redaksi, Jumat, 17-Desember-2004, 15:17:24 20 klik Setelah lebih kurang tujuh abad lamanya terpendam, kini pemerintah daerah Kabupaten Dharmasraya yang baru berumur lebih kurang satu tahun berkomitmen untuk mengangkat aset nasional tersebut ke pemerintah pusat, untuk dikembangkan menjadi wisata budaya. Mungkin masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui bahwa Kerajaan Aditiawarman sebelum jaya di Pagaruyung-Batusangkar Kabupaten Tanahdatar, pernah mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-13 di Kabupaten Dharmasraya hasil pemekaran Kabupaten Sawahlunto Sijunjung. Kenyataan ini tidak bisa dipungkiri, karena bisa dibuktikan dengan bukti-bukti sejarah hasil peninggalannya. Salah satu bukti Kerajaan Aditiawarman pernah berjaya di Kabupaten Dharmasraya adalah adanya beberapa candi dan patung yang telah dibawa ke Jakarta yang pada patung tersebut bertuliskan Padang Arca alias Padang Rocok Sungai Lansek. Dimana patung tersebut dibuat oleh Aditiawarman sebagai persembahan untuk rakyatnya atas kejayaan gemilang yang dicapainya. ”Setelah Dharmasraya berdiri sendiri, maka pemerintah daerah dan lembaga dewan akan berjuang ke pemerintah pusat agar aset daerah yang menasional ini dijadikan sebagai wisata budaya yang dilirik wisatawan lokal dan mancanegara. Kita akan berjuang ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat nantinya,” ujar Penjabat Bupati Dharmasraya, Drs H Asrul Syukur dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Dharmasraya, Ir Adi Gunawan MM kepada koran ini secara terpisah, kemarin. Dikatakan Asrul Syukur, sejak ditemukannya situs candi tersebut 1989 lalu, maka sampai sekarang telah dilakukan pemugaran sebanyak delapan kali. Meski belum sesuai dengan apa yang diharapkan, terutama menjadikan aset daerah tersebut menjadi incaran bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Akan tetapi, lanjut Asrul Syukur, bukan hanya Kerajaan Aditiawarman dengan situs peninggalannya yang ada. Tapi, juga masih banyak peninggalan sejarah lainnya yang bila dikelola secara profesional akan mendatangkan income bagi daerah. Inilah yang akan dilakukan untuk masa mendatang di Dharmasraya. ”Untuk menjadikan semua aset tersebut jadi bermanfaat memang tidak semudah membalik telapak tangan. Tapi, butuh kerja keras dari semua pihak. Termasuk dukungan masyarakat Dharmasraya di kampung halaman maupun di perantauan. Mari kita berjuang bersama-sama untuk mengembalikan aset daerah yang penuh dengan nilai-nilai sejarah ini,” ajak Asrul Syukur dengan penuh komitmen. Sementara itu, Asrul Syukur juga menambahkan untuk melestarikan aset yang penuh dengan nilai sejarah tersebut, Pemda Kabupaten Dharmasraya akan mengalokasikan dana pada APBD 2005 mendatang untuk pemugaran candi tersebut. Bahkan, Pemda juga mempunyai komitmen agar miniatur patung Aditiawarman juga dibangun kembali dimana awalnya patung tersebut dibongkar. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Dharmasraya, Ir Adi Gunawan MM secara terpisah mengungkapkan dengan telah diorbitkannya Kerajaan Aditiawarman, maka anggota dewan yang telah diberi amanah oleh masyarakat akan berjuang bersama-sama ke pemerintah pusat dan di daerah sendiri akan digalinya nilai-nilai sejarah itu. ”Tadi kami telah bincang-bincang di dewan. Ternyata ada beberapa kesepakatan di antaranya akan melaksanakan semiloka tentang Dharmasraya sebenarnya dan Kerajaan Aditiawarman tersebut. Kita akan laksanakan awal Januari 2006 mendatang,” ucap Adi Gunawan yang juga Ketua Badan Pemekaran Kabupaten Sawahlunto Sijunjung (BP2KSS). Menurut Adi Gunawan yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Bintang Reformasi (DPD PBR) Kabupaten Sawahlunto Sijunjung ini, dengan diketahuinya sejarah Dharmasraya sesungguhnya, maka ini akan menjadi pijakan bagi Pemkab dan legislatif untuk membangun Dharmasraya ke depan bersama-sama dengan masyarakat. Situs sejarah ini, lanjut Adi Gunawan sangat tinggi nilainya. Kenapa tidak, karena ini merupakan potensi Internasional. Pasalnya, candi yang ada sekarang ini beserta aset-aset lainnya ada kaitannya dengan Negeri China. Maka, ini akan digali sampai tuntas nantinya dengan harapan dukungan yang penuh dari masyarakat Dharmasraya dan sekitarnya. Untuk tahap pertama ini, kata Adi Gunawan, bagaimana masyarakat, wisatawan lokal dan mancanegara yang ingin berkunjung ke Candi tersebut mudah tidak seperti sekarang ini. Dengan demikian, prioritas utama yang akan dilakukan adalah mengenai sarana dan prasarana menuju daerah tersebut. Di sisi lain, Wali Nagari Kenagarian Siguntur Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya, Mudarsih Datuak Rangkayo Basa mempunyai komitmen yang tinggi untuk selalu menjaga situs tersebut. (hendri sulaiman/habis) -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Halo Lapau: Rekan Anda, Sjamsir Sjarif , menganggap tulisan yang satu ini menarik Judul: *Candi Padang Rocok Kerajaan Aditiawarman di DharmasrayaDiperjuangkan ke Pemerintah Pusat Tanggal: 2004-12-17 15:17:24 Rubrik: Rakyat Sumbar URL: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid= 4473 Sjamsir Sjarif juga menulis pesan berikut: Iko adolah bagian kaampek dari artikel di Padang Ekspres tu. Kok ado nan 1, 2, jo 3 rancak dibaco di Lapau. Ambo cubo porowaikan di Lapau nan nomor 3 tapi ruponyo idak mangkuih, mungkin pakai baju basi indak talok ditembak jo copy and paste. -- Mak Ngah ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________