Assalamu'alaikum...
 
Buat Bundo - Bundo RN & Surau.... Selamat hari IBU...
& sebuah artikel bagus buat kita para anak...

Bina Bahagia dengan Lansia
Penulis:Mala 

“Semoga terhina, semoga terhina, semoga terhina, siapa yang mendapatkan kedua 
ayah bundanya atau salah satunya sampai tua, kemudian ia tidak masuk surga” 
(HR. Muslim)

Harapan Hati Tua
Kalau boleh memilih, semua tentu tak ingin menjadi tua. Manusia takut menjadi 
lemah, kulit keriput dengan tubuh yang terbungkuk, ditambah mata rabun dan 
pendengaran yang hilang-timbul. Jika ada pilihan lain, siapa yang sudi menerima 
kondisi tak berdaya, ingatan sering kosong tak bisa menerka apapun, dan selalu 
membutuhkan orang lain untuk memenuhi keperluannya?

Tatapan mata tua, berselaput kabut putih dengan kelopak yang kerut-merut serta 
mulut yang ompong mungkin tak asing bagi kita, karena ia adalah orang terdekat 
kita sendiri. Dulu mata itu begitu cerlang, tangannya yang kuat meninabobokkan 
kita dengan alunan suara yang melenakan. Kita tertidur, lalu terjaga dalam 
senyumnya. Tak ada keluh kesah, tak ada rasa untung rugi mendapati semua 
waktunya tersita oleh ketidak berdayaan kita.

Tak pernah terbayangkan bahwa suatu saat ia butuh perlakuan sama manjanya 
seperti kemanjaan kita. Tak pernah terbersit bahwa suatu saat buah hatinya akan 
gusar mendapati gelas pecah karena tangannya yang gemetar, jantung hatinya akan 
merutuk jika untuk kesekian kalinya ia mengulang pertanyaan yang sama. Tak 
pernah terlintas bahwa suatu saat nanti belahan jiwanya berharap ia segera 
pergi menemui sang pencipta, karena ia tak mampu lagi membuang kotoran sendiri. 

Adakah saat-saat paling mengerikan dalam hidup manusia selain menjadi tua, 
rapuh, sendiri, dan tidak diharapkan? Apalagi yang lebih menakutkan selain 
keluarga yang dulu menjadi surga dunianya ternyata mengharapkan kebinasaannya 
hanya karena ia menjadi jompo yang tidak lagi menyumbangkan pelayanan apapun?

Umur panjang adalah harapan hampir semua manusia, tapi tua dan tak berdaya 
bukanlah dambaan siapapun. Sunatullah tak mungkin ditawar, bisa jadi suatu 
ketika kitalah yang akan mendapat gilirannya.

Tak ada satupun yang diharapkan sosok renta itu selain keikhlasan senyum dan 
perhatian dari kita. Keikhlasan menerima dirinya yang pelupa, sikapnya yang 
rewel, serta kemanjaannya yang melebihi bayi jauh lebih bernilai dibandingkan 
setumpuk uang dan makanan lengkap yang tersedia. Sobat Nida, sepikun apapun, 
orang tua atau nenek kakek kita yang lanjut usia akan mampu membedakan mana 
anak yang ridho atau yang merasa risih terhadap dirinya.

Jangan Bete 
Suatu hari khalifah 'Umar ra. ditanya oleh seorang lelaki: "Sesungguhnya aku 
mengurusi ibuku seperti ketika ia mengurusiku waktu kecil. Apakah kewajibanku 
terhadapnya sudah tertunaikan?". Khalifah 'Umar ra. menjawab: "Tidak, 
sesungguhnya ibumu mengurusi dirimu dengan harapan agar engkau hidup, sedangkan 
engkau mengurusi dia dengan mengharapkan kematiannya”.

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebesar apapun kebaikan kita pada orang tua, tidak 
akan mampu membalas budi baiknya. Karena ketulusan yang dimiliki ayah bunda 
tidak sama dengan ketulusan kita terhadapnya. Ketika tidur mereka terganggu 
karena tangis, ompol atau buang air besar kita di tempat tidur, mereka lawan 
kantuk dengan satu tujuan agar kita kembali nyaman dan tenang. Tapi apa yang 
ada di pikiran seorang anak ketika membenahi ompol atau kotoran orang tuanya 
yang sudah tak mampu bangun dari pembaringan? Tidak mengherankan jika banyak 
lansia di Eropa hidup hanya bertemankan seekor anjing, mereka lebih memilih 
tidak mempunyai anak karena menurut mereka anjing lebih setia dari seorang anak 
(naudzubillah). 

Berbuat baik saja belum mampu membalas budi ayah bunda, apalagi jika diiringi 
dengan sikap kasar? Malu mempunyai orang tua yang berpenampilan buruk dalam 
kerentaannya, atau merasa enggan berinteraksi dengan mereka karena kerewelannya 
merupakan salah satu indikasi jauhnya kita dari syurga Allah. Abdullah bin Amr 
bin Al Ash ra. saja disuruh menunda hijrahnya oleh Rasulullah SAW karena 
kepergiannya mendatangkan tangis bagi kedua orang tuanya. 

Lipat gandakan kesabaran menghadapi orang tua terutama yang berusia lanjut. 
Perilaku apapun yang kita persembahkan untuk beliau, pasti akan kita dapatkan 
pula di hari tua kita. Ujian berupa datangnya rasa kesal, bosan, ataupun lelah 
yang terus hadir dalam mengahadapi orang tua jika bisa ditanggulangi akan 
membuahkan kenikmatan yang tidak terbayangkan, baik di dunia dan di akhirat. 
Sedangkan menyakiti mereka walau dengan kata singkat “Ah!”, akan mendatangkan 
hukuman Allah di dunia tanpa mengurangi azabNya di akhirat.

 
Rindu, Ingin Jumpa yang Tiada
Sobat Nida, jika ayah bunda telah tiada, berkuranglah ladang amal yang bisa 
membawa kita ke syurga. Berkuranglah orang yang mampu memberikan doa makbul 
untuk kebaikan kita. Apakah kita sudah maksimal membalas jasa mereka? Banyak 
bahagia atau duka yang kita persembahkan? Adakah kita tuntun mereka untuk 
beribadah dan mengucapkan kalimat thoyyibah seperti laailahaillah, 
astaghfirullah, dll, sehingga memudahkan sakratul mautnya?

Tiada guna sesal akan kealpaan diri ketika mereka telah tiada. Tak ada manfaat 
lagi ketulusan ketika mereka telah berpulang. Rindu yang tak tertahankan ingin 
menatap, mencium tangannya, atau bakti kepadanya mungkin hanya bisa kita 
lantunkan melalui doa, berharap Allah mengampuni dan menyatukan kita lagi 
dengan mereka di yaumil akhir. 

Mari kita rengkuh orang tua kita jika mereka masih ada, taburkan cahaya kasih 
tanpa pamrih untuk mereka yang semakin senja. Tiada kebahagiaan selain 
perhatian dan bimbingan dari anak yang soleh. Jika mereka tiada, salati mereka, 
mohonkan ampun, lunasi janji atau hutang mereka, pelihara silaturrahim dan 
muliakan kerabatnya. Niscaya Allah akan memuliakan kita ketika usia senja kita 
tiba. 

Sumber : Annida Online

Salam,Lili


                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Take Yahoo! Mail with you! Get it on your mobile phone.
____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke