Katiko ambo mengunjungi salah satu PDAM di Sumatra
Barat yang dikelola dengan cukup baik dan mulai dapat
menghasilkan laba sesudah pajak bulan Ramadhan yang
lalu, Direkturnyo maagieh tahu, baraso Asian
Development Bank melalui Pemerintah Pusat  menawarkan
pinjaman untuk pengembangan PDAM. Ambo maagieh tahu
supayo dipikie dulu sapuluah kali sabalun manarimo
pinjaman tu. Katiko Ambo mengunjungi dan batamu jo
beberapa pejabat Bappeda, apa nan ambo sampaikan ka
bakeh Direktur PDAM tu ambo ulangi baliek. 

Catatan: Kiniko kurang dari 20% PDAM di Indonesia nan
sehaik, dan nan indak sehattu banyak tacakiek dek
hutang nan digunokan untuk pengembangan  sistem di
bawah perencanaan yang semi sentralistik (yang dikenal
dengan PJM P3KT/IUIDP) , dengan total tunggakan lebih
kurang Rp 4 triliun. Dek hutangtu hutang duo langkah
(subsidiary loan), walaupun PDAM-PDAM tu manunggak,
Pemerintah Pusat tetap membayar pokok pinjaman + bunga
kepada para kreditor = bagian dari pembayaran pinjaman
yang saat ini sangat memberatkan APBN.

Bautang memang indak salamonyo salah dan dalam dunia
usaha utang piutang itu sesuatu yang lazim. Nan paralu
diingek taruih, tarutamo untuk pinjaman-pinjaman LN
dalam jumlah besar (nan sabgian dari pinjaman itu
biasonyo “salah saku”), sio-sio hutang tumbuah,
caba-caba nagari alah. 

Wassalam, Bandaro Kayo (61+)


--- dutamardin umar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> ---------- Forwarded message ----------
> From: dian rubianti <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Sat, 15 Jan 2005 08:51:51 -0800 (PST)
> Subject: Masukan untuk Aceh
> To: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> Assalamu'alaikum wr.wb
> 
> Mohon maaf Pak Duta, saya memberanikan diri mengirim
> email ini pada
> bapak. Selama ini saya sempat mengikuti pemikiran2
> kritis Bapak. Saya
> mohon masukan untuk pemikiran di bawah ini.
> 
> Salam rekan-rekan,
> 
> Semoga coret-coret saya (dari hasil comot sana-sini)
> ini bisa jadi 
> bahan pertimbangan kita untuk ditindak lanjuti. Sama
> sekali tidak ada
> niat untuk menambah kacau situasi yang memang "tak
> terkatakan" ini.
> Mohon maaf  kalau kelihatannya sudut pandang saya
> "tidak tahu diri"
> dan "kurang kerjaan".
> 
> Sejauh ini seperti juga rekan yang lian, saya
> berusaha mengikuti semua
> ikhtiar dan niat baik berbagai pihak yang ingin
> membantu Aceh pasca
> tsunami. Ada satu berita yang mengganggu pikiran dan
> batin saya, dan
> mohon masukan dari rekan-rekan semuanya. Mohon
> disikapi dengan hati
> dan kepala dingin.
> 
> Ada rekan yang memforwardkan berita TENTANG rencana
> kerja dari 
> Bappenas, kemudian di follow-up oleh rekan yang
> lain. Kesimpulannya
> kira-kira sebagai berikut:
> I. BANK DUNIA SAAT INI SUDAH DAN SEDANG MENGIRIM TIM
> dengan tugas :
> 1. Menghitung berapa besaran kerusakan gempa dan
> tsunami di Aceh
> 2. Menghitung berapa besar alokasi dana yang
> diperlukan untuk : a.
> Rehabilitasi b. Rekonstruksi.
> 
> Dalam keadaan hancur-lebur seperti sekarang, sungguh
> ini merupakan 
> suatu usaha yang mulia. Tetapi kalau dilihat lebih
> jauh untuk
> kepentingan ke depan (jangka panjang), sebenarnya
> moratorium hanya
> sampai tim Bank  Dunia mendapatkan hasil assessment
> kerusakan dan
> kebutuhan dana/yang tidak lain adalah NEW LOAN
> PROGRAMME PROPOSAL(S).
> 
> Hutang baru ini tidak saja harus dipikul oleh
> segenap bangsa Indonesia,
> tapi juga oleh korban dan ahli waris korban tsunami.
> Duh! Sudah ditimpa
> musibah, ditimpa hutang lagi sampai ke anak-cucu.
> Padahal sekarang
> ini, hutang kita sudah US$130 milyar? Kalau secara
> kasar dibagi dengan
> jumlah penduduk di kepulauan nusantara, kira-kira
> setiap kita punya
> hutang $500...termasuk anak saya yang masih balita,
> belum tau
> apa-apa...sudah punya hutang yang $500 harus ia
> lunasi. Sebuah warisan
> yang mengenaskan!
> 
> Besarnya NEW LOAN tergantung dari hasil laporan yang
> dikoordinir oleh
> BAPPENAS. Oleh sebab itu, untuk rekan-rekan yang
> punya akses tolong
> memberi masukan kepada tim ini jangan sampai mereka
> cuma menyelesaikan
> "pekerjaan rumah"-nya Bank Dunia dan menyeret sekian
> generasi
> anak-anak Indonesia dalam warisan hutang nenek
> moyang.
> 
> II. THE PARIS CLUB (TPC) Dari 1956-2004 kira-kira
> TPC sudah memberikan
> rescheduling 369 kali untuk 78 negara. Dari
> 1983-2004 (20 tahun!)
> jumlah hutang yang sekedar dijadwalkan kembali hanya
> sekitar 400
> milyar dolar.
> 
> Kemungkinan sangat besar: tuntutan untuk hapuskan
> hutang Indonesia 
> (kalau yang langsung menyangkut TPC ya 57 milyar
> hutang multi-lateral
> dan bi-lateral dari 77 milyar hutang pemerintah)
> TIDAK AKAN DIGUBRIS.
> Desakan politis yang jauh lebih mungkin untuk
> didengar adalah kalau
> semua komponen rakyat mendesak Presiden dan DPR
> serta DPRD untuk
> mengajukan DEBT CANCELLATION dengan jumlah minimum
> 57 milyar tsb di
> atas.
> 
> KITA TIDAK MUNGKIN BERTAHAN bila hutang cuma
> ditunda. Istilah 
> "PENUNDAAN PEMBAYARAN HUTANG" ini sama sekali tidak
> menyangkut
> pembatalan hutang dan sama sekali tidak ada
> "goodwill" di dalamnya.
> Semua akibat dari penundaan akan dialokasikan ke pos
> yang ada dalam
> HUTANG BARU.
> 
> Mohon dipertimbangkan, kalau sekarang Daerah boikot,
> IMF--yang
> ternyata harus didapatkan tanda-tangannya utk setiap
> moratorium
> baru--, plus institusi peninjau dari TPC yaitu semua
> lembaga keuangan
> multilateral, tidak mungkin lagi tutup mata. Kalau
> SBY ngomong dengan
> polosnya "kami tidak akan bisa memenuhi
> syarat-syarat pembayaran
> hutang pemerintah dari sumber-sumber multi dan bi
> lateral tanpa
> menimbulkan kekacauan dalam negeri untuk 5 tahun ke
> depan" jelas akan
> membuat 19 anggota TPC bakal blingsatan.
> 
> III. KALAU BUTIR II MASUK AKAL soal praktis adalah
> apakah masih ada
> campaigner/organisasi yang masih belum penuh kedua
> tangannya oleh
> beban tsunami-relief, lalu dalam tempo 1/2-1 minggu
> mikirin lebih
> runtut soal ini dengan tangkas, lalu ngundang rapat,
> mobilisasi dsb?
> 
> IV. FORUM ACEH BANGKIT Apakah ada diantara
> rekan-rekan yang tau siapa
> yang duduk dalam forum tersebut?
> 
> KITA tidak menentang adanya forum seperti ini,
> JUSTRU SANGAT
> MENDUKUNG. Kita perlu sekali forum seperti ini untuk
> menyuarakan
> rakyat Aceh korban tsunami, sebuah forum yang
> membela hak-hak mereka.
> Tapi ada CATATAN SANGAT PENTING yang harus kita
> ingat: jangan sampai
> forum yang terbentuk malah tidak mewakili pihak yang
> SEHARUSNYA
> DIWAKILI.
> 
> Penting sekali bagi forum seperti ini untuk mendapat
> masukan yang
> benar dan jujur, karna forum ini akan diminta
> MEWAKILI RAKYAT ACEH
> untuk bicara didepan CGI, menentukan berbagai
> kebijakan, langkah
> strategis dan  rencana2 dalam rangka rehabilitasi
> dan rekonstruksi
> pasca tsunami.
> 
> Kita MEMANG TIDAK MUNGKIN MEMBANGUN ACEH SENDIRIAN.
> Kita butuh bantuan
> semua pihak. Program rehabilitasi dan rekontruksi
> haruslah sesuai
> dengan amanah rakyat Aceh dan mewakili kepentingan
> rakyat, aspirasi
> mereka hidup dalam setiap langkah yang dicapai.
> 
> JANGAN SAMPAI : DANA HUTANG BANK DUNIA mengucur ke
> JAKARTA....berlangsunglah berbagai mega proyek dan
> korupsi pun terjadi
> di sepanjang jalan.... kemudian rakyat Aceh jadi
> penonton dan tamu di
> tanahnya sendiri.
> 
> Semoga ada manfaat dan jadi pertimbangan kita. Kalau
> KITA PEDULI, 
> SEKARANGAATNYA. Karna rakyat Aceh mungkin sudah
> tidak punya "BESOK"
> dalam nasib yang ditulis banyak pihak di perbagai
> penjuru dunia untuk
> mereka.
> 
> Salam,
> Dian
> 
> 
> ____________________________________________________
> 
> Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda,
> silahkan 
=== message truncated ===



                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Take Yahoo! Mail with you! Get it on your mobile phone. 
http://mobile.yahoo.com/maildemo 

____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke