”Ma Wak Tau, Wak Mabuak” 
Oleh Redaksi 
Senin, 01-Nopember-2004, 07:04:14 327 klik   
 
Menyalurkan hobi sih boleh-boleh aja, malah bagus. Soalnya dengan
memiliki hobi dapat menyalurkan potensi dan kreativitas yang dimiliki
seseorang. Namun yang kurang bagus, kalau hobi yang disalurkan tersebut
tidak menyenangkan bagi orang lain dan dapat membahayakan diri sendiri. 
 
Bagi Neti (nama samaran) hobinya keluar malam dan kumpul-kumpul dengan
teman-teman di cafe ataupun klab malam alias dugem, sepertinya sudah
susah untuk dihilangkan. Kebiasaan pulang larut malam, bahkan
kadang-kadang pulang pagi, nampaknya sulit untuk ditinggalkan. Apalagi
ia di kota ini tidak tinggal dengan orangtua. 

Neti saat ini tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi
di kota ini. 

Jauh dari orang tua dan suasana permisif yang ada di tempat kost
menjadikan Neti bebas melakukan segala sesuatu, tanpa ada yang melarang
dan memperingatkan. Lingkungan pergaulan yang keliru semakin memantapkan
langkah Neti meneruskan kebiasaannya dugem dan pulang malam. Minum
minuman beralkohol bukan hal baru lagi bagi Neti. Beberapa kali malah ia
minum sampai nggak kuat berdiri lagi alias mabuk berat. 

Kedatangan bulan Ramadhan pun tidak serta merta menyadarkan Neti.
Kebiasaan pulang malam dan minum-minumnya pun tidak berhenti meski semua
tempat dugem dan klab malam ditutup selama bulan Ramadhan. Secara
sembunyi-sembunyi dengan beberapa temannya Neti tetap melanjutkan
kebiasaan pulang malam dan minum minuman keras. Tempatnya memang tidak
di klab malam lagi, namun dipindahkan ke rumah salah satu temannya. Di
sini mereka malah tambah bebas lagi. Suasana kamar dipermak seperti
suasana yang ada di klab malam. Lampu dibikin remang-remang dan musik
disetel keras-keras. Jadilah kamar teman Neti sebagai tempat hiburan
sementara. 

Maka, saat orang-orang tekun mendengarkan ceramah di masjid, Neti dan
kawan-kawan sibuk mengangguk-anggukan kepala mengikuti hentakan music
house. Ketika orang-orang melaksanakan shalat Tarawih, Neti dan
kawan-kawan sibuk menenggak minuman keras. Karena kebiasaan ini
dilakukan setiap malam, tentu dosis minuman yang ditenggak setiap malam
pun terus meningkat. 

Akibatnya suatu malam, Neti yang mabuk berat tentu tidak mendengar
ketika berkali-kali dibangunkan temannya. Temannya yang juga mabuk
dengan enteng kemudian menyiramkan seember besar air ke tubuh Neti yang
sedang tergolek. 

Walau mabuk, tapi karena disiram air seember besar, tentu Neti
terbangun. Neti yang marah menanyakan kenapa ia disiram. Lagi-lagi
dengan enteng (karena masih dalam pengaruh alkohol) temannya menjawab,
”ma wak tau, wak mabuak”. (ade Irwansyah) 
http://padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=2607



____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke