Iko diulang baliak di kirim postingan ambo kapatang, nampaknyo alun masuak ka 
palanta, kok alah, silahkan delete sajo
  ----- Original Message ----- 
  From: Mulyadi 
  To: palanta@minang.rantaunet.org 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, February 15, 2005 11:22 AM
  Subject: Tabuik di Piaman dan di Bengkulu


  Ass, wr, wb.

  Bulan Muharam adolah marupokan bulan ritual Tabuik bagi sekelompok kaum di 
Pariaman dan Bengkulu.
  Untuak mengetahui apo subananyo Perayaan Tabuik tu. dibawah ko ambo sharing 
artikel tentang itu.
  Bagi nan alah manarimo hapuih sajo, bagi nan alun anggap sebagai penambah 
pengetahuan. 
  Dan bagi urang Piaman nan labiah tahu masalah ko, kalau ado nan salah dari 
uraian dibawah ko tolong dipelok'i.
  Beda Tabuik Piaman jo Bengkulu hanyo dalam jumlah hari perayaan tsb. Piaman 
dari tgl 1 s/d 14 Muharam, kalau di Bengkulu dari 1 s/d 10 Muharam. Diantara 
tgl tersebut pado malam harinyo diadokan pesta kesenian rakyat yang biaso 
disabuik Ikan2. Dibueklah replika ikan dari rangka bambu dan karateh simin. 
Bantuak ikannyo macam2. Ikan2 ko akan bajoget menari diiringi musik dan 
beberapa penari. Mereka pindah dari suatu tampek ka tampek lain, seperti urang 
pangamen, kalau alah salasai pertunjukannyo mereka meminta imbalan atau 
orang/rumah yang didatangi tsb akan dengan sukarela maagiah pitiah ala 
kadarnyo. Di Bengkulu acara ko sudah masuk agenda Pariwisata kota Bengkulu. 
Kalau ingin jalan2 ka Bengkulu, saat kini ko sangaik tapek.
  Itulah ritual tabuik di bulan Muharam ko.

  Selamat tahun baru Islam 1426 H

  Palembang, 6 Muharam 1426 H

  Wassalam,
  HM Dt.MB 
  Urang Sulik Ayie, kelahiran Bengkulu 48 tahun nan silam
    
  PESTA BUDAYA TABUIK DI PARIAMAN

  KABUPATEN PARIAMAN

  Kota Pariaman yang mempunyai jarak 62 km sebelah utara Kota Padang adalah Ibu 
Kabupaten Padang Pariaman. Pembagian wilayah Kota Pariaman terbagi tiga 
Kecamatan yaitu Kecamatan Pariaman Tengah, Kecamatan Pariaman Utara, dan 
Kecamatan Pariaman Selatan.
  Pariaman dikenal sebagai daerah pertama pengembang agama Islam di Sumatera 
Barat yang disebarkan oleh Syech Burhanuddin dari Ulakan.

  PESTA BUDAYA TABUIK

  Tabuik adalah salah satu bentuk pesta budaya rakyat, yang diadakan oleh 
masyarakat Kota Pariaman dan Kota Bengkulu.
  Pada saat sekarang Tabuik dijadikan Event Parawisata Nasional yang diadakan 
sekali dalam setahun, mulai tanggal 1 - 14 Muharram. Pesta Budaya tabuik 
diadakan untuk memperingati kematian Hasan dan Hosen, cucu Nabi Muhammad SAW 
pada waktu Perang Karbala di Medinah, yaitu peperangan antara Bani Umayah dari 
Syria yang dipimpin oleh raja Yazid dan
  kelompok Islam yang dipimpin oleh Hasan dan Hosen.
  Kegiatan tabuik masyarakat Pariaman yang terdiri dari dua kelompok yaitu : 
Kelompok Tabuik Pasar dan Kelompok Tabuik Subarang. Dalam pembuatan tabuik tsb, 
terdiri dari tujuh tahapan pembuatan dan diselingi dengan kegiatan-kegiatan 
lain.

  1. MENGAMBIL TANAH ( 1 MUHARAM )

  Tanah diambil oleh seorang laki-laki yang memakai pakaian putih yang 
menyimbolkan kejujuran kepemimpinan Hosen . Dua kelompok Tabuik mengambil tanah 
dari tempat yang berseberangan dan diperjalanan kedua kelompok bertemu dan 
biasanya mereka berkelahi menyimbolkan terjadinya Perang Karbala. Tanah itu 
dimasukkan kedalam daraga yang menggambarkan kuburan dari Hosen.

  2. MENEBANG BATANG PISANG ( 5 MUHARAM )

  Seorang laki-laki dengan pakaian putih menebang pohon pisang hanya dengan 
satu kali tebang menggambarkan ketajaman pedang Hosen membunuh musuh dalam 
perang Karbala.

  3. MAATAM ( 9 MUHARAM )

  Maatam mengekspresikan kesedihan karena kematian Hosen. Beberapa orang dari 
pembuat tabuik menangis didepan Panja (jari-jari). Berbentuk tangan dari Hosen 
yang dibuat dari Seng dan diletakkan didalam dulang yang dijunjung diatas 
kepala seorang laki-laki.

  4. MAARAK PANJA / JARI-JARI ( 9 MUHARAM )

  Panja yang melambangkan jari-jari tangan Hosen yang diarak sepanjang jalan 
Kota Pariaman menunjukkan kepada masyarakat kekejaman Raja Yazid yang membunuh 
Hosen.

  5. MAARAK SORBAN ( 12 MUHARAM )

  Beberapa orang mengarak sorban, pedang tajam yang dibuat dari bambu dan 
kopiah Haji Hosen, yang menggambarkan keberanian Hosen pada Perang karbala.
  Sorban diarak kejalan diiringi dengan gendang tasa, kejadian ini 
menggambarkan situasi perang Karbala.

  6. TABUIK NAIK PANGKAT ( 14 MUHARAM )

  Pada waktu Sahur (pukul 4.00 WIB) dua bagian dari Tabuik dibentuk menjadi 
sebuah Tabuik yang dihias dengan kertas berwarna warni. Kemudian Tabuik yang 
telah selesai dihias tsb. dibawa ke jalan untuk diarak sepanjang jalan dan 
diiringi dengan gendang tasa, diperjalanan kedua kelompok pembuat tabuik yaitu 
Tabuik Pasar dan Tabuik Subarang bertemu dan saling ejek mengejek.

  7. MEMBUANG TABUIK ( 14 MUHARAM )

  Tabuik dibuang kelaut diakhir perta Budaya Tabuik pada sore hari ( pukul 
18.00 WIB ). Sebelum dibuang benda seperti Sorban (topi Hosen), pedang, panja 
disimpan, dan gendang tasa dibawa kembali kerumah pemiliknya. 

  Selesai..

____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Reply via email to