Assalamualaikum.Wr.Wb.
Rasulullah SWA bersabda," Di Nikahi wanita itu dgn
empat perkara.Karena hartanya,kecantikannya,nasab
(keturunannya),agamanya,maka pilihlah karena
agamanya,pasti engkau akan beruntung ".

Sabdanya lagi : " Kawinilah oleh kamu wahai para
lelaki  wanita yg penyayang lagi dapat melahirkan anak
" 

Seorang Ibu pernah menasehatkan anak lelakinya akan
mencari jodoh yg bagus " Nak..carilah wanita itu pd yg
empat perkara.Pertama ia hemat di dapur,kedua pemurah
( tdk pelit  )di kamar tidur , lincah urusan
rumah,Ramah di ruang tamu.

 Tapi jgn cari yg sebaliknya,Pemurah di dapur,nantik
kamu kehabisan uang,ngak bisa nabung utk masa
depan.Hemat di tempat tidur,nantik kamu repot,saat
kamu ingin istrimu,ia pelit memberikan dirinya.lincah
di ruang tamu,nantik istrimu jadi bahan perhatian
lelaki,saking lincahnya,alias MPO (Mencari Perhatian
Orang ),juga Ramah di dlm rumah,krn urusan rumah bukan
di tangani dgn keramahan,benda2 rumahmu perlu di
bersihkan dan di beresi oleh wanita yg lincah.


Ketika SMP dan SMA dulu,..aku selalu mengisi daftar
isian di kolom " Cita-cita ",dgn kata2 " menjadi IBU
".
Tentu banyak yang heran,koq cita-cita menjadi seorang
ibu sih,..bukankah setiap wanita itu memang akan
menjadi ibu juga nantiknya.Cita-cita itu menjadi
seorang dokter,guru,Insinyur dlsbgnya,bukannya jadi
ibu,apa kamu itu sdh kepepet ingin kawin yah..?Ejek
seorang temanku sambil nada meledek.

Dengan tenang dan tanpa marah sedikitpun aku menjawab
semua pertanyaan mrk dgn senyum,..yah..memang aku
ingin jadi seorang IBu.Aku ingin seperti ibuku.

Pertanyaan semakin meruyak teman2ku,..apa sih
istimewanya ibumu,sampai2 kamu mengidolakan ia,seakan2
ia seorang selebritis dan sejenisnya.Apa ibumu seorang
wanita karier yang sukses,atau seorang aktifis,atau
lainnya?.

Akh..bukan..bukan..timpalku,..Ibuku bukan siapa2.Ia
seorang manusia biasa,bukan wanita karier,atau
selebritis,ataupun seorang insinyur,dan dosen yg
termashur.Tapi…kesibukannya melebihi wanita
karier,bekerja apa saja,tanpa mengenal lelah,dan tak
pernah mengeluh,ngak ada
pembantulah,..capeklah..inilah..itulah..ngak..ia sama
sekali ngak pernah mengeluhkan semua itu.


Ibu saya bekerja pekerjaan rumah tangga,bahkan sampai2
mengerjakan apa yg di kerjakan oleh seorang
Bapak2.Membenahi genteng yang bocorlah,kran yg
rusaklah,..memasang bola lampu yg putuslah,..mengurus
sawah,ayam,bebek,angsa dan kambing,bahkan cari rumput
utk makan kerbau.Itupun masih sempat mengerjakan sawah
orang lain,atau terkadang menerima pesanan catering
makanan,atau buat kue yg dimasak utk di jual di
kedai2,semua itu utk mencukupi kebutuhan RT ,dan
memenuhi ekonomi keluarga yg di karenakan Ayah kami
sdh meninggalkan kami  ke alam baqa sana semenjak aku
berumur 2 bulan dlm kandungannya..Ini adalah bentuk
ibu sebagai seorang wanita yg sangat mandiri dan 
keras utk mencari nafkah pengganti ayah.

Beliau memang tdk suka berdiam diri.Ibu saya bukan
aktivis kampus,tapi aktivitasnya luar biasa,melebihi
aktivitas mahasiswi di Universitas2.Ia rajin riwang (
membantu ),jika ada tetangga yang punya hajad,tetangga
yg ketimpa musibah kecelakaan,atau meninggal,sakit
ataupun lahiran.

Ibu juga rajin kepengajian yasinan,atau pengajian yg
diselenggarakan RT-RT, di kampung-kampung di tingkat
kecamatan.Walau aktif di masyarakat,tapi ibu saya tak
suka  bergossip,padahal di kampung kami gossip itu
hampir merupakan budaya para wanita,terutama ibu2
RT,termasuk warung kecil yg tetangga sering
mempir,namun lebih byk gossipnya ketimbang
belanjanya.Karena itu ibu byk di cintai oleh
org2,saudara,maupun tetangga,itulah keaktivisan dan
keselebritian dr ibu kami.

Ibu kami tak pandai memasak pakai resep2 umum,apalagi
resep modern.Ia tak kenal,apa itu yg namanya
Pizza,Spagetti,Tomyam, ayam koki,dllnya masakan
moderen.Tapi semua yg di masak ibu,rasanya lezat.Dulu
saya sering bertanya,.." Ibu..ini masakan,atau ini
kue,.apa namanya..?" Ibu menjawab,..ibu tidak
tahu,karena tdk ada namanya.

Yah..ibu memang kreatif,kondisi kami yg
berkekurangan,tak pernah kami membuat masakan,atau
kue2 modren.Tapi kami jadi tumbuh menjadi anak yg
tidak suka jajan,karena makanan yg di masak ibu sudah
cukup bagi kami.

Ibu bukan wanita berpendidikan tinggi,beliau hanya
sekolah Dasar sampai kelas tiga SD,(tdk tammat,krn tak
ada biaya ).Tapi ibu cukup pintar.Ibu sering
mengajarkan kami pelajaran2 kami di sekolah.Ibu selalu
bercita-cita tinggi utk anak-anaknya.Menyekolahkan
anak-anaknya adalah nomor satu baginya.

Ketika orang tua lainnya membelikan baju bagi anak2nya
yg bagus-bagus,ibu hanya membelikan baju yg sgt
sederhana,bahkan terkadang kami tak berbaju baru,bila
lebaran tiba,sbgmn layaknya anak2 berbaju baru di hari
raya.Namun baju2 yg di beli ibu terjaga awet,terawat
dgn rapi meski di setrika bukan dgn setrika
listrik,tapi setrika Arang.

Ketika anak2 lain dapat uang jajan Rp 100,kami hanya
50,atau 25,rupiah bahkan tak berjajan
sekalipun.Andaikan adapun selalu kami tabungkan,krn
ibu selalu membuat makanan di rumah dan membekali kami
dgn makanan utk di bawa kesekolah.

Dimana teman2 kami pergi kesekolah dgn mobil,atau
bis,kami hanya dgn jalan kaki,tapi alhamdulillah
ternyata jalan kaki itu membuat badan dan jiwa kami
semakin sehat dan segar.

Ibu juga bukan " Wong Agung " ( keturunan nigrat
),melainkan wanita desa,yg di besarkan tanpa
pendidikan  " Unggah-ungguh " ( sopan santun yg tinggi
).tapi beliau mengerti bgmn bersikap sesuai dgn
situasi dan kondisi.make upnya bedak tipis,lipstiknya
nginang ( makan sirih ).Bajunya pun tak pernah dr
bahan sutera,atau bordiran,tapi beliau selalu rapi
dalam tampilan kesederhanaannya.

tentu saja ibu saya memiliki banyak kekurangan,tapi
kekurangan ibu bagi saya tak ada arti apa2nya
dibandingkan segala luar biasanya dimata saya.

Disaat anak2nya tak membutuhkan banyak biaya lagi,utk
menyekolahkan kami,beliau tetap mengerjakan
aktifitasnya sbg ibu RT yg baik,bekerja
kesawah,memelihara ternak,beraktifitas social yg
baik,suka menolong orang lain,ringan tangan,tak ringan
mulut.

Ibu saya tetap tegar,walau di terpa badai yg mengamuk
keluarga kami,gossip dan goncangan yg menimpa
kami,ejekan ,cacian makian krn berasal dr keluarga
miskin,tak berayah,issu2 sbg janda di tinggal mati
suami,semua itu di lalui ibu dgn tegar dan tenang
hati,tak merubah sedikitpun prinsipnya utk
menyekolahkan kami.bahkan beliau tak menunjukkan sikap
kesedihan dihadapan kami anak2nya,apalagi dihadapan
khalayak ramai.Ibu sgt menyimpan kemiskinan yg di
deritanya.

Dan yang peling mengesankan kami adalah keyakinan ibu
terhadap Allah sangat tinggi.Suatu hari ibu pernah
berkata " Nduk..? (panggilan bagi anak perempuan ),ibu
selalu berdo'a dan memohon kepada Allah,setiap sehabis
shalat,semoga kamu mendapat jodoh yg shaleh dan
sepadan dgnmu.dan ibu juga mohon semoga jodohmu org2
yg dekat sini,agar saja,kalau ibu pingin menengok
kalian,ibu tak hrs jauh2 ke Jakarta,agar ibu cukup di
bonceng naik sepeda saja.karena ibu pasti mabuk kalau
naik bis atau kereta api ."

Yah..ibu..! yang realistis donk ibu,..saya kan sdh byk
pengalaman di Jakarta,drmn jalannya saya mendapatkan
jodoh orang disini ? itu jawab saya.

Ibu menjawab kalem, " Lho jodoh itukan urusan Allah
!,kita hambaNya,boleh minta apa saja.kalau Allah
menghendaki ora kurang jalaran ( tdk kurang sebab ).
Duh ibu,..betapa kesederhanaannmu ternyata menyimpan
samudra makna kehidupan yang cukup dalam.Itulah
sebabnya setiap mengisi lembaran bio data hatiku
semakin mantap dgn mengisisnya dgn isian " MENJADI IBU
".


wassalam ,Cairo 10 july 2003, .Rahima.Sikumbang.S.  ) 
 ) 




                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
All your favorites on one personal page – Try My Yahoo!
http://my.yahoo.com 

____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke