FYI.

----- Original Message ----- 
From: Reva Syarif 
To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, February 22, 2005 8:44 AM
Subject: [Petrochina Moslem] Fw: Talk Show dan Stiker Peduli Autis Gratis






Undangan Terbuka
(Mohon kemurahan hatinya untuk memperluas informasi ini lewat milis-milis 
maupun lisan)

Dengan Rasa Hormat 
Kami Mengundang
Para Orang Tua Anak Autis, Terapis, Dokter Biomedis, Dokter Psikiater, 
Pengelola Pusat Terapi, Anggota Legislatif, Birokrat, dan Masyarakat Luas yang 
Concern dengan Penanganan Autisme
=======================

*Anda orang tua, keluarga atau terapis yang telah bergelut dan tengah 
mengarungi pahit getir menangani anak autis?
*Atau Anda orang yang belum pernah mengenal dunia autisme dan perlu tahu 
tentang seluk beluknya agar bisa mengantisipasinya?
*Siapa pun Anda, Anda membutuhkan acara monumental ini:
Talk Show Autisme dan Penanggulanganya
Tema
Bersama Menyikapi Autisme secara Sungguh-sungguh, Profesional dan Empatik: 
Tinjauan Kritis terhadap Peran Orang Tua, Masyarakat dan Lingkungan, Guru dan 
Sekolah, Dunia Terapi, serta Negara (Pemerintah dan Legislatif) dalam Menyikapi 
Autisme
Tempat dan Waktu
Istora Senayan Jakarta, Ruang Kenanga, Tanggal 27 Pebruari 2005, Pukul 
13.00-15.00

Pembicara 

dr. Sholichah Kusuma (Biomedis), Lilis Alis (Mitra Diknas), Aan Rohanah M.Ag 
(Komisi X DPR RI), Dwinu Panduprakarsa (Orang tua anak autis), Rizal (Terapis 
autis)*

 Moderator

Ferina (Artis, Orang tua anak autis)*


*Dalam konfirmasi

Aksi Kongkrit
Pengumpulan tanda tangan untuk mendesak DPR dan Pemerintah agar punya perhatian 
lebih terhadap autisme, khususnya dhuafa dan

pembagian stiker amal untuk kampanye peduli autis

 

Kasus-kasus maupun fenomena autisme bukan hanya beban segelintir orang, 
terutama keluarga anak-anak autis, tapi juga beban semua pihak. Sehingga, semua 
pihak harus ikut serta pula memberikan respon yang sungguh-sungguh, 
professional dan empatik terhadap fenomena peradaban ini. Tanpa semua ini, 
fenomena yang cukup meresahkan para keluarga anak autis ini hanya akan menjadi 
bom waktu yang bisa merugikan siapa saja. Kunjungi langsung acara yang 
berlangsung di arena PKS International Expo 2005 ini. Dan siapkan donasi Anda 
untuk membantu memperjuangkan penanganan autisme, khususnya bagi anak-anak 
autis dhuafa.




Yayasan Cahaya Keluarga Kita 

Jl. Durian No.15 RT 04/ RW 11, Kampung Rawalele, Jatimakmur, Pondok Gede, 
Bekasi, 17413, Telp: (021) 70982239, Rekening: Bank Syariah Mandiri (BSM) 
Kalimalang No. 0697003809, a/n LAELI QQ YAYASAN CAHAYA K



Acara ini GRATIS karena didukung oleh:

 

PT Inti Azzam Sejahtera     

Bimindo Komputer    

Anantara Event Organizer     

Penerbit Qanita-Mizan      

BDI-Petrochina  

CV. Bahagia (Bedak MBK)



===========================

Term of Reference (TOR) Talk Show Autisme

Inti Azzam Sejahtera dan Yayasan Cahaya Keluarga Kita (YCKK)

Istora Senayan, Ruang Anggrek, 27 Pebruari 2005, Pukul 13.00-15.00

 

 

Tema Besar

Bersama Menyikapi Autisme secara Sungguh-sungguh, Profesional dan Empatik

 

Batasan Tema

Tinjauan Kritis terhadap Peranan Orang Tua, Masyarakat dan Lingkungan, Guru dan 
Sekolah, Dunia Terapi, serta Negara (Pemerintah dan Legislatif) dalam Menyikapi 
Kasus-kasus dan Fenomena Autisme

 

Latar Belakang

Mengapa bersama? Karena kasus-kasus maupun fenomena autisme adalah bagian dari 
kehidupan yang bukan hanya beban segelintir orang, terutama keluarga anak-anak 
autis, tapi juga beban semua pihak. Sehingga semu pihak secara bersama-sama 
seharusnya ikut serta memberikan respon yang baik terhadap fenomena peradaban 
tersebut.

 

Mengapa menyikapi? Karena sikap dan respon terhadap sebuah fenomena, apalagi 
yang menimbulkan keprihatinan seperti autisme, mencerminkan nilai diri 
seseorang, masyarakat, institusi, bangsa dan siapapun yang masih menyadari 
kemanusiaannya. Sikap yang positif akan memberikan nilai yang positif pula, 
baik bagi pelaku maupun obyeknya. Sang pelaku akan akan meraih kemuliaan hidup 
dunia dan (insya Allah) di akhirat. Sementara obyeknya akan mendapat kebaikan. 
Sebaliknya sikap yang negatif akan berdampak negatif pula, baik bagi pelaku 
maupun obyeknya. 

 

Mengapa Sungguh-sungguh? Sikap yang setengah-setengah, asal-asalan dan tidak 
optimal dalam menangani autisme dari berbagai pihak hanya akan membuat fenomena 
autisme menjadi bom waktu yang bisa merugikan siapa saja. Maka semua pihak 
seharusnya memiliki kesungguhan, keseriusan dan semangat menggelora dalam 
menangani autisme. 

 

Mengapa profesional? Karena profesionalisme dalam menangani kasus-kasus maupun 
fenomena peradaban seperti gangguan perkembangan yang ditimbulkan autisme, 
mutlak diperlukan. Penyebab autisme, yang hingga kini saja masih belum ada kata 
titik dari para ahli, merupakan bukti bahwa penanganan autisme belum 
betul-betul profesional. Silang pendapat yang terjadi di kalangan dunia autis 
dalam menangani kasus-kasus autisme (misalnya perlu diet atau tidak, perlu 
intervensi biomedis atau tidak, perlu anti vaksinasi atau tidak, dll) pun 
merupakan cermin belum profesionalnya penanganan autisme, khususnya di negeri 
ini.

 

Mengapa empatik? Karena penyikapan terhadap kasus-kasus maupun fenomena yang 
cukup meresahkan para orang tua anak autis itu, mutlak melibatkan empati dari 
semua pihak. Penyikapan yang tidak melibatkan perasaan empati akan membuat 
merana anak-anak autis dan keluarganya. Padahal mereka, yang merupakan bagian 
dari kehidupan kita dan punya hak atas diri kita juga, membutuhkan dorongan 
moril berupa kasih sayang dan dukungan kongkrit. Sekarang ini masih banyak yang 
masa bodoh dengan autisme. Tidak mau tahu bagaimana autisme, dan bagaimana 
sikap yang seharusnya diberikan terhadap kasus-kasus maupun fenomenanya. 

 

Break Down Tema

 

1.     Bagaimana penanganan autisme yang diberikan para orang tua selama ini? 
Sudah idealkah? Bagaimana seharusnya?   Subtema yang dibahas melipui deteksi 
dini autisme dan pilihan penanganannya, peran orang tua sebagai manajer kasus.

2.     Bagaimana penanganan autisme yang diberikan masyarakat dan lingkungan 
anak autis selama ini? Sudah idealkah? Bagaimana seharusnya?   

3.     Bagaimana penanganan autisme yang diberikan dunia pendidikan, para guru 
dan sekolah selama ini? Sudah idealkah? Bagaimana seharusnya? 

4.     Bagaimana penanganan autisme yang diberikan dunia terapi, para dokter 
biomedis, para psikiayer dan para terapis selama ini? Sudah idealkah? Bagaimana 
seharusnya?     

5.     Bagaimana penanganan autisme yang diberikan negara, pemerintah dan 
lembaga legislatif selama ini? Sudah idealkah? Bagaimana seharusnya?   

 

 

Created bi idznillah by Deka Kurniawan (0812-8164324), YCKK

 
____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke