Assalamualaikum.Wr.Wb. Ikhwanul Muslimin di Mesir dalam gerakannya sekarang, memang agak tertutup. Terutama ketika awal-awal saya tiba di Mesir pertama sekali september 1989, saya pernah ikut jamaah IM ini.
Mahasiswa kita lumayan juga mengikuti jamaah ini, dan saya diajak oleh seorang mahasiswi untuk ikut IM. Mulanya saya ngak tahu, ini gerakan apa,.jamaah apa, dan apa kegiatannya. Saya cuman diajak untuk belajar membaca / mempelajari buku karangan dari Imam Al Banna ini, juga Ustadzah Zainab Ghazali, kalau saya tak salah sempat ketemu zainab ghazali di suatu mesjid dimana beliau shalat pakai kursi, karena kondisinya lemah. Ketika saya tanya, wanita yang rajin shalat pakai kursi itu siapa, mereka menjawab Zainab Ghazali, sudah tua sekali. Saya ngak tahu apa itu Zainab Ghazali yang terkenal itu atau bukan, yang pasti ngak lama setelah itu beliau meninggal. Tahun 90an itu, kita-kita jamaah IM, selalu shalat malam beriringan, dan mempelajari kandungan isi AlQuran dan menelaah buku2. Yang saya herankan kala itu, ketua jamaah kami itu melarang saya membawa buku karangan Imam Al Banna ini, tanpa penutup. Beliau bilang kesaya : " Rahima, ntar kalau pulang bawa bukunya jangan kelihatan kulit luarnya yah,..? ". Saya tanya : " Kenapa,.ada apa..? ". Nantik kamu bisa dicurigai dan ditangkap polisi disini, kalau ketahuan sedang mempelajari buku tersebut. Saya tambah heran, " emang kenapa isi buku ini, bagus koq ". " Iyah, menurut kamu bagus, namun menurut pemerintah Mesir tidak bagus, bisa merusak ". " Akh..biarin aja,.ditangkap yah ditangkap situ, tokh..kita membaca ilmu yang baik koq ". Saya bawa kemana-mana, ternyata biasa2 saja koq, ngak ditangkap saya. Tahun berganti tahun, di Mesir, pergaulan saya berganti-ganti, mulai dari jamaah IM ini, darul Arqam, yang sekarang sudah dilarang, Jamaah ahlussunnah waljamaah, jamaah yang katanya salafusshalih, sampai terakhir saya mengikuti jamaah bebas, alias lebih bebas lagi pergaulan antara lelaki dan perempuannya, pokonya semua jamaah saya ikuti saja, dari satu tempat ketempat lain, kenyang dengan semua itu. Dari masa-kemasa, jamaah IM ini, semakin terbuka, yang dulunya tertutup, kini lebih terbuka. Di Mesir sangat banyak toko-toko milik IM. Bahkan karena laris, sebab IM ini kalau jualan sesuai dengan syari'at Islam dalam jual beli, jelas, jujur dan keuntungan tidak kayak gunung. Ada suatu toko yang sangat terkenal dan punya cabang yang banyak di mesir, jual segala apa saja kebutuhan RT, mulai dr pakaian, sampai segala macamnyalah. Petugasnya, mulai dari kasir sampai penyapu lantai, semuanya muslim yang taat( kelihatan oleh saya), ramah2, dan jujur, dan ciri-ciri mereka berjenggot, tapi ngak panjang sih, dan kebanyakan lelaki penjualnya, saya tak temukan wanita. Saat shalat tiba, mereka shalat berjamaah. terutama kalau itu toko makanan, mereka menutup toko, sampai selesai shalat. Nah,.kelarisan dan keterkenalan, serta keuntungan yang mereka raih ini, sempat mengundang kecemburuan pedagang lainnya, hampir saja mau di blokir, karena suatu fitnah, namun karena tuduhan tak terbukti, bahkan salah, usaha bisnis dari IM ini semakin berkembang di Mesir. lantas bagaimana perkembangan politik, atau senjata mereka..? Ini ngak berani saya kemukakan, karena tempat menyimpan senjata Mesir saja, orang mesir jarang ada yang tahu, tapi alhamdulillah, saya bisa tahu, walau tak banyak, sedikit aja. Mesir menyimpan senjata, bukan kayak kita menyimpan senjata, sangat rapi dan tak diduga, kalau disana ada senjata dan tak diduga sama sekali. Kebetulan aja saya banyak kenalan orang Mesir bergerak dalam bidang ini. Lantas kita tanya lagi, apakah kondisi IM yang kayak zaman Natsir, jamaahnya banyak yang dibunuh begitu..? Tidak,..ngak seperti itu lagi. Namun pergerakan sedikit sempit. Dakwah Islam agak sulit, kecuali oleh profesor2 Al Azhar, dari sini saja Islam berkembang. IM ada, namun pergerakannya ngak begitu kelihatan. Pemerintah lebih berperan di Mesir. Jangankan IM, sedangkan da'i kondangan 'Amru khalid saja terpaksa harus keluar Mesir, karena dakwahnya itu membuat banyak para bintang flm jadi berjilbab dan kuat imannya, sehingga protes dari lainnya. Begitupun oleh saudia mereka diterima dan berkembang, sehingga dakwah mereka ada ditelevisi. Itu televisi yang sering saya sebut El majd dan Al Iqra. Acara tv yang menurut saya sangat islami sekali,baik dari sisi iklannya, maupun penyiarnya belum ada saya lihat wanita, selain channel Iqra ada wanitanya tapi sedikit sekali, itupun sebagai pewawancara saja...sungguh saya sangat menyukainya, ini kebanyakan adalah dari IM. IM ini saya kira sangat bagus, jamaahnya alim-alim, sopan-sopan, dan silaturrahminya kuat. Hanya saja, satu yang membuat saya keluar dari sana ketika itu. Wanita sangat dikekang sekali(dimasa saya, entahlah kala sekarang). Apa-apa harus ditemani muhrim atau lelaki. Bagi saya, ini sedikit melambatkan pekerjaan saya, selagi aman apa salahnya belanja kepasar sendirian. Yang penting saya keluar bukan untuk maksiat, atau berpakaian yang mengundang nafsu birahi. Makanya wanita dari jamaah ini cenderung lebih lamban dan kurang tegas. Ada mirip-mirip mahasiswi Malaysia di Mesirlah. dan yang banyak pengikut jamaah IM ini berasal dari mahasiswa malaysia juga, Indo jarang, ada tapi sedikit. Saya tinggal dengan orang malaysia jamaah IM ini berapa bulan, namun ngak tahan, karena terlalu sulit mengeluarkan duit buat makan sendiri aja. Makan ditakar, alasannya karena Rasulullah SAW makan sedikit. Okay,.saya bisa terima, saya bilang, tapi itu kondisi rasulullah sehat, dan bisa jadi kuat, hanya dengan makan kurma, minum susu. Tapi kita tidak biasa makan kurma ( perlu diketahui kurma ini memang bisa menahan lapar, hal ini sering saya cobakan terutama bulan ramadhan). Sekarang kita mahasiswa, makanan pokok kita nasi, dan nasi cepat melaparkan, butuh tenaga dan pikiran, dimana musim dingin perlu makan bergizi dan kalori, karbohidrat,tenaga lebih lagi, namun tetap tak boleh berlebihan sampai mubazir. Saya jadi sering lemah, badan capek, karena kurang makan, telor didadar aja tiga telor bisa dibagi berenam. Atau ikan satu bagi tiga. Lemas badan saya, saya keluar karena ngak tahan. Apakah saya membiarkan saya lemas, dan akhirnya ngak bisa belajar, karena ikuti makan sedikit itu? Yang pentingkan tidak berlebihan, dan tidak mubazir, itu yang ada dalam Al Quran. Allah menyuruh kita makan dan minumlah tapi jangan berlebihan. Makan sesuai dengan kebutuhan. Bukan berarti makan sedikit aja.Tapi sesuai kebutuhan badan kita. Bukankah Allah sudah berfirman : "Makanlah yang baik-baik dan yang halal " Tidak semuakan tatanan kehidupan rasulullah wajib diikuti. Contoh aja, cara makan rasulullah pakai tangan, sekarang sudah ada sendok. Apa kita tak boleh makan pakai sendok..? Dulu rasulullah berpakaian ngak pakai dasi, sekarang ada dasi,.apa karena mengikuti cara pakaian rasulullah lantas kita ngak boleh berdasi..? Bukankah Allah sudah berfirman : " Katakanlah wahai Muhammad, siapakah yang mengharamkan keindahan dari Allah yang diberikan pada manusia ". Ada pakaian ( sutera dan emas), yang diharamkan untuk lelaki, ada makanan yang diharamkan, ada yang makruh, dst... Ada hal-hal yang wajib kita ikuti dari Rasulullah, ada yang tidak wajib, ada yang sunnah saja. Sepanjang itu tak ada larangan dalam AlQuran dan hadist kenapa tidak? dan bukankah itu perbuatan kaitannya dengan diri manusia itu sendiri, juga manusia lainnya, bukan dengan Allah SWT?. Yah..lama kelamaan, apalagi saat ini, hal-hal semacam itu, saya lihat juga sudah berkurang. IM lebih moderat lagi. Perempuannya sudah ada yang pergi sendirian kepasar, belajar, namun pada umumnya mereka bercadar. Gerakan mereka biasa-biasa aja, mereka banyak hafal AlQuran. Pokonya bagus deh,.untuk saat ini terutama. Kalau saja perempuan ngak boleh musafir tanpa muhrim, bagaimana saya bisa datang belajar agama ke Mesir? Bukankah kita disuruh menuntut ilmu. Menuntut ilmu itu wajib toh, bagi muslim dan muslimah, lantas kontradiksi donk antara larangan wanita musafir tanpa muhrim, dengan kewajiban menuntut ilmu? Dulu ngak ada kendaraan yang aman untuk membawa wanita berjalan jauh, tapi pakai onta, perjalanan kurang aman. Jadi memang wanita harus ditemani muhrimnya donk,.kalau ngak bisa bahayakan?. Sekarang sudah ada pesawat yang sampai sekejap, lagi aman,.apa wanita harus berdiam dirumah, ngak bisa belajar ke Mesir? Bukankah menuntut ilmu itu kewajiban. Tanpa ada perbedaan gender didalamnya. Begitupun amar ma'ruf nahi munkar ditujukan pada muslim dan muslimah bukan?, bagaimana dengan hadist yang mengatakan suara wanita itu aurat, berarti wanita ngak boleh ceramah/berdakwah donk, karena suaranyakan aurat.kontradiksi donk..? Nah,.itu dianya perlu difahami maksud-maksud dari Syari'at itu apa sebenarnya. Hmmm,.jadi lari cerita, namun sebagai bahan yang perlu kita kaji, apa maksud-maksud syari'ah diturunkan itu. Wassalam. Rahima. Pertanyaan nan sarupo alah lamo pulo ambo cari-cari jawabannyo. Koq lai.. tolong-lah awak diberi pencerahan. Ambo mohon agar Ustadzah Rahima bisa pulo memberikan pendapat tentang IM di Mesir jo gerakannyo kini. Tarimo kasih sabalunnyo. Wassalaam, MRZ --- Arnoldison <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Syaikh Hasan al-Banna > > Saya berjanji : Akan berusaha untuk > penghidupan saya dan > berhemat untuk masa depan saya. Akan > menunaikan zakat harta dan > menyisihkan sebagian dari usaha itu untuk > kegiatan-kegiatan > kebajikan. Akan menyokong semua proyek > ekonomi yang islami, dan > bermanfaat serta mengutamakan hasil-hasil > produksi dalam negeri > dan negara Islam lainnya. Tidak akan > melakukan transaksi riba > dalam semua urusan dan tidak melibatkan > diri dalam kemewahan > yang diatas kemampuan saya. > > Dilahirkan di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah, > Mesir tahun 1906 M. > Ayahnya, Syaikh Ahmad al-Banna adalah seorang > ulama fiqh dan hadits. > Sejak masa kecilnya, Hasan al Banna sudah > menunjukkan tanda-tanda > kecemerlangan otaknya. Pada usia 12 tahun, atas > anugerah Allah, Hasan > kecil telah menghafal separuh isi Al Qur'an. Sang > ayah terus menerus > memotivasi Hasan agar melengkapi hafalannya. > Semenjak itu Hasan kecil > mendisiplinkan kegiatannya menjadi empat. Siang > hari dipergunakannya > untuk belajar di sekolah. Kemu dian belajar > membuat dan memperbaiki > jam dengan orang tuanya hingga sore. Waktu sore > hingga menjelang tidur > digunakannya untuk mengulang pelajaran sekolah. > Sementara membaca dan > mengulang-ulang hafalan Al Qur'an ia lakukan > selesai shalat Shubuh. > Maka tak mengherankan apabila Hasan al Banna > mencetak berbagai > prestasi gemilang di kemudian hari. Pada usia 14 > tahun Hasan al Banna > telah menghafal seluruh Al Quran. Hasan Al Banna > lulus dari sekolahnya > dengan predikat terbaik di sekolahnya dan > nomor lima terbaik di > seluruh Mesir. Pada usia 16 tahun, ia telah > menjadi mahasiswa di > perguruan tinggi Darul Ulum. Demikianlah sederet > prestasi Hasan kecil. __________________________________ Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________