Assalamu'alikum.w.w. Ukatu saya masih ada snek lagi, sebelum mahasiswa datang. Mari kita isi juga hari-hari ini dengan pemahaman yang lebih lanjut, mudah-mudahan kita-kita ini lai diredhai oleh Allah swt. Kali ini juga versi bahasa Indonesia.... kan lai ndak bagaimana tu do kan ?. Pembicaraan kita nan sekali ini ialah tentang pemerintahan yang 'adil. Tapi sebelum kesana ada juga yang terbetik di hati ini untuk mengatakannya. Akhir-akhir ini banyak ummat Islam yang frustasi dan mulai malas memperjuangkan Islam ini. Karena dilihatnya kemajuan sains dan teknologi menghabiskan semuanya. Dan frustasi karena dulu orang Islam yang menguasai sains dan teknologi ini. Mereka lupa dan tidak mengkaji lagi apa penyebab kekalah-kekalahan itu, dan apa sebab-sebab keruntuhan khilafah Islamiyah itu. Mereka lupa pada ayat 140 Ali’Imran. Tapi tak mengapalah,... Kalaupun dipandang sebagai kekalahan-kekalahan ummat Islam, mari kita koreksi kembali diri kita. Mari sama-sama menaikkan kembali semangat yang sudah agak dingin, dan sunyi. Karena merasa sudah kalah. Tapi itu adalah perkara yang biasa, kalau berjuang itu pasti ada dua saja,..menang atau kalah, kecuali main bola, ada seri-nya. Tetapi pertandingan dalam perjuangan ini pasti ada menang ada kalah, tidak dikira apakah menang dengan betul atau menang dengan tipuan, tapi tetap ia menang juga. Memang geligeman kita dibuatnya, tapi perjuangan kita harus berjalan seperti biasa, bukan lari dari perjuangan. Gelombang pasti ada, jangan lari dari gelombang. Belajar bagaimana menghadapi gelombang, karena dunia tetap terus bergelombang, kalau tidak bergelombang itu bukan dunia namanya. Susah...?... dunia memang ada susahnya, kalau senang selalu itu sudah di surga namanya. Beramal terus beramal, balasan nanti akan diterima kemudian. Nanti di surga tidak usah beramal, terima saja balasan. Kalau di sini sudah tidak beramal, balasannya tidak ada, jangan tunggu balasan di sini, tunggu balasan di sana. Memang perjuangan itu tak nampak balasannya, tapi keterangannya nampak di dunia ini. Keberhasilannya memang belum dilihat, tetapi sebenarnya, hakikatnya sudah menang, walaupun kalah, tetapi sebenarnya sudah menang. Menang dalam perjuangan menanglah, kalau kalah dalam perjuangan (tidak mau berjuang lagi), kalahlah. Kalau dalam tiap-tiap peperangan mau menang saja, jangan perang. Karena dalam perang itu mesti dua, hidup atau mati. Banyak orang takut berperang karena takut mati, tetapi kalau takut perang itu, tidak semestinya umurnya panjang, tidak semestinya orang takut itu umurnya panjang orang berani itu pendek umurnya. Lai paham tu .....?. Nah begitulah tuan-tuan, kita ini... rasa-rasa mau berjuang,.. tiba-tiba setelah berjuang-berjuang... kalah. Ndak usahlah lagi, sudah kalah.... Bukan kalah itu yang dipikirkan, tetapi berapa kali kita bangun setelah kalah itu. Orang yang menang itu jangan disangka dia sudah menang, nanti yang menang itu nanti akan kalah. Hujan lebat sepanjang tahun, nanti akan berhenti juga, panas nanti akan hujan. Sakit... nanti akan sembuh juga. Dan orang sakit jantung,... jangan khawatir,..pasti akan sembuh. Kapan sembuhnya ?. Kalau dia mati kan sembuh, karena orang yang dalam kubur tidak sakit jantung lagi. Pernah tuan-tuan lihat orang dalam kubur sakit jantung ?.... tidak ada. Tapi kalau hati sakit, sampai ke padang mahsyar nanti akan di bawa. Penyakit hati seperti iri dengki, sombong,.. sampai ke padang mahsyar akan di bawa. Perjuangan juga begitu, kalau sudah mati perjuangannya masih ada akan disambung oleh orang lain, bermakna ia masih berjuang. Kalau sudah berhenti berjuang, mati dia, tidak disambung oleh orang lain, bermakna sudah mati dia. Kalau diteruskan orang, bermakna ia masih hidup. Itu sebabnya uang yang kita sumbangkan untuk pembangunan mesjid atau sekolah Islam, kalau kita mati, bermakna perjuangan masih berjalan terus, dan pahalapun mengalir terus. Kalau kita berjuang masalah yang salah, perjuangan yang diteruskan oleh orang lain, kita akan menanggung beban di padang mahsyar nanti. Tetapi kalau perjuangan itu itu betul, benar, dan diakui dan diredhai oleh Allah swt, bermakna pahala terus mengalir. Itulah perjuangan Islam. Kalau yang diperjuangkan Kebangsaan, nasionalisme, Minangisme... kan salah. Tiap-tiap paham yang dibawa oleh manusia tetap salah, paham Nasionalisme,... spritualisme,.. modernisme,.. hedonisme,... kapitalisme, ...sosialisme... Semua .me me itu termasuk ngawurisme ... tetap salah. Tetapi Islam tidak boleh disebut Islamisme, karena dia bukan produk manusia. Islam bukan ciptaan manusia. Maka tidak boleh ditambah embel-embel dibelakang seperti liberal dan sebagainya. Karena Islam itu ialah "Innaddiina 'indallahi al-islaamu", tidak ada al-islam al liberal,.. tidak ada. Ada nggak tuan-tuan ?.. nggak ada. "Radhitubillahi rabba, Wabil Islami diina". Ndak ada .. "Wabil Islami liberal dinaa"...ada ?. Ndak ada tuan-tuan. Apakah ndak cukup Islam yang Allah buat ?,.. mau ditambah juga ?. Bermakna kita sudah merasa lebih pandai daripada Allah swt., maka ingatlah "Tidak akan masuk surga hamba-Ku apabila ada sebutir kesombongan di hatinya". ... nah itu sebagai mukadimmah... Allah swt. berfirman,... "Laqad ba'asna fi kulli ummatin rasula, ani'budullaha waj tanibut taghut" Sesungguhnya Kami utuskan pada tiap-tiap ummat itu seorang rasul..... Tiap-tiap umat ada seorang rasul,... untuk apa ?. "Ani'budullah" ... supaya kamu dapat memperhambakan diri hanya kepada Allah saja. Yang kedua .... "wajtanibut taghuut", dan menjauhi taghut. Dua saja. Tugas nabi itu mudah saja,.. dua,..pertama disuruhnya kita supaya menyembah Allah, Dan yang kedua... jangan menyembah taghuut... Sembahlah Allah,.. taghut jangan. Kalau begitu persoalannya, bagaimana orang itu kalau Allah disembahnya taghutpun disembahnya.. Ada pula Allah tak disembah taghut disembahnya Ada pula Allah tak disembah taghutpun tak disembah Ada empat golongan,... kita...?. jalan kita dimana agak-agak ?.
Mari kita kita lihat, dalam Qut-an disebut "Wab'budullaha, wala tusyrikuu bihi syai-aa." Sembahlah Allah, jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu apa-pun. Ayat ini ditafsirkan dalam banyak perngetian, bahwa Allah disembah, tapi dalam penyembahan itu jangan sedikitpun ada di hati karena .... Untuk show.. memperlihatkan pada orang lain.. Yang kedua dalam penyembahan Allah itu, berhala jangan disembah. Yang ketiga dalam penyembahan Allah itu, segala sesuatu.. patung,.. syaithan,.. atau apa saja jangan dijadikan setanding dengan Allah swt. Maknanya,... memohonpun jangan pada yang lain. Berlindung jangan kepada selain Allah swt. Berhukum, jangan selain daripada hukum Allah swt. Tapi biasalah orang kita,... sembahyang dikerjakan juga,... tapi jimat dipakai juga. Ke dukun tenungpun pergi. Meramal pun dia pergi juga. Panggil Tukang tenung lihat,...barang hilang,... kata tukang tenung,.. barang anda masih ada,.. He he .. darimana tukang tenung itu tahu ?... pembohong. Tapi pergi juga dia,.. anak di rumah sakit ... siapa yang membuat ?... tetangga sebelah yang membuat... he he he dari mana dukun itu tahu ?. kan pembohong juga... dan sebagainya. Tapi dia sembahyang juga, fengshui punya cina dipakai juga. Dia sembahyang juga, ramalan bintang tiap sabtu dilihat juga. Itu lah orang kita... Kemudian,... "Wa’bud rabbaka hataa ya’tiyakal yaqiin" Sembahlah Tuhanmu sampai mati. Bukan sampai yakin,... sampai mati... Ada orang menterjemah sampai yakin,... udah yakin nggak usah lagi disembah. .. Eh ndak sembahyang ?... aa sudah yakin.. Ada juga model orang begitu,... itu sebabnya kalau sudah tua sedikit, nggak sembahyang lagi,.. karena apa ?... karena sudah yakin.... aaa... Selanjutnya,.. Sembahlah Allah dengan ikhlas. Coba lihat "Iyya ka na’budu waiyya kanasta'iin" Akan Dikau kami menyembah, dan akan Dikau kami memohon pertolongan" Akan Dikau... maknanya... Engkau saja yang kami sembah, dan pada Engkau saja kami minta tolong, yang lain tidak. Di sini kita punya dua perkara, satu ibadah,.. satu isti-anah. Satu ibadat, satu lagi minta tolong. Di sini didahulukan mana ?... ibadat dulu baru berdo’a… kan ?. Iyya kana'budu... ibadat....wa iyya kanasta’iin... do’a. Kita mana dulu yang kita buat ?. Kita selalu berdo’a dulu baru ibadat. Contoh, ketika anak mau ujian,...kita berkata "Kalau anak saya lulus, saya akan kenduri" Mana yang dulu ni ?, ibadah dulu kah atau do’a dulu ?. Ini .. do’a dulu namanya... Seharusnya,... kita kenduri dulu baru berdo’a. .. Kan.. selalu kita begitu, kita membuat syarat kepada Allah swt., "Ya Allah yaa Tuhanku,... kalau lulus.... Kenduri, tidak lulus... tidak" Kan ..ngawur terhadap Allah swt. kita itu ?... terasa nggak ?. Lihat Nabi Musa, ketika jumpa Nabi Khidir (Tafsiran lama Nabi Khidir, tafsiran sekarang... disebut seorang hamba Allah saja). "Wahai Khidir, aku ikut akan dikau, nanti engkau ajar akan daku" ... nampakkan ...?. Dia mensyaratkan dirinya dulu, aku ikut akan dikau dengan syarat nanti engkau ajar akan daku. Dia tidak berkata, "Ajar akan daku, nanti aku ikut akan dikau" ... nampak ndak ?... Dia mensyaratkan dirinya dulu.... Nah ini adalah.. adab anak murid kepada tuan guru. Dengan Allah swt. apalagi... semestinya,... Ya Allah aku buat kenduri yaa Allah,.. luluskan anakku… .... Jangan… luluskan anakku ya Allah nanti aku akan kenduri.... Terbalik ini.. Kan kurang adab kita dengan Allah ta’ala,... memang nazar itu sunat, tapi sebenarnya orang yang bernazar itu kikir... kikir... Kalau dilihat-lihat tidak kenduri, mengapa tidak kenduri ?, ndak lulus.... Nampak ndak ?. Kan kikir namanya… Seharusnya kenduri dulu,... Kita setiap hari membaca, "Iyya kana’budu waiyya kanasta-in"... Akan Dikau kami menyembah dan akan Dikau kami minta tolong.. Tapi yang kita lakukan.... Iyya kanasta-iin wa iyya kana’budu Yang kita baca tidak sama dengan apa yang kita lakukan. Kalau ndak, kan satu kampung kita kenduri... ini ndak ... ada sorang ndak kenduri Kenapa ?... ada sorang ndak lulus... aaa.... Ok jauh kita merayau dari judul... kita kembali... …. Eh lah panjang pula …. Besok kita sambung.... Wassalam St. Sinaro __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com _____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________