Assalaamu 'alaikum wr wb

Sejauh mana ilmu ekonomi konvensional bisa mengusung
aspek moralitas dalam prakteknya ? Sudah jamak diketahui
bahwa dalam ilmu ekonomi konvensional berlaku kaidah 
"dengan modal yang sekecil-kecilnya utk mendapatkan
untung yang sebesar-besarnya", yang dengan sendirinya 
akan menggiring para pelaku ekonomi utk melakukan berbagai 
transaksi spekulatif, eksploitasi sdm, sistim moneter dengan 
uang kertas artifisial dan hampa, menumpuk barang utk 
memainkan harga, dlsbnya. Hanya demi memenuhi kaidah 
tadi "untung yang sebesar-besarnya". 

Lalu kalau kemudian mencoba mengaitkan aspek moral dalam
teori ilmu ekonomi konvensional ini, maka itu tidak lebih akan 
menjadi sebuah contradictio in terminis belaka.

Saat ini, masyarakat seperti dihadapkan pada dua pilihan,
yaitu melalui jalan ekonomi konvensional yang sepertinya sangat 
lapang dan luas tanpa bebatuan, padahal dibaliknya menunggu
resiko yang sangat luar biasa bagi kemaslahatan umat. Atau
melalui jalan ekonomi Islam yang seperti sangat sempit, terjal
dan penuh bebatuan, padahal ujung jalan ini bermuara pada 
kebaikan umat dan ridho Allah.

Berbicara ttg aspek moralitas dalam suatu ilmu/sistim ekonomi,
hanya bisa teresonansi pada sistim/ilmu ekonomi Islam, tidak
ada yang lain. Lalu sejauh mana aspek moralitas ini terpenuhi
dalam sistim ekonomi Islam ? 

(...bersambung...)


wassalaam,
Ronald








On 7/1/05, Sutan Sinaro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kenapa ndak ada yang mengkaji Ekonomi Islamiyah ?.
> 
> Wassalam
> 
> St. Sinaro
> 
> 
> --- [EMAIL PROTECTED] wrote:
> 
> > Assalamualaikum Wr. Wb.,
> >
> > Menarik untuak direspon dek dunsanak di Palanta,
> > yang saluruhnyo anak
> > sakolahan tinggi dan sangek tinggi kato si Dul.
> > Wassalam, syb.
> >
> >
> > Edisi Jum'at, 01 Jul 2005
> >
> > Moralitas Ilmu Ekonomi di Sumbar
> > Oleh Yuniwati
> > Oleh admin padek 1
> > Kamis, 30-Juni-2005, 12:04:11 18 klik
> >
> >
> > Nama-nama ahli ekonomi Sumatera Barat seperti
> > Muhammad Hatta dan Hendra
> > Esmara, adalah sosok yang akan selalu dikenang di
> > dalam lembaran
> > ahli-ahli ekonomi bangsa ini. Mereka memiliki
> > karakteristik tersendiri
> > di dalam mengaplikasikan teori dan praktek ilmu-ilmu
> > ekonomi yang
> > dimiliki.
> >
> >
> > Dimulai dari Mohammad Hatta yang memunculkan istilah
> > "perekonomian
> > rakyat" sebagai lawan dikotomi dari "perekonomian
> > kolonial". Hal ini
> > senada dengan orientasi kerakyatan yang menjiwai
> > kemerdekaan Indonesia
> > untuk menggusur kedaulatan Penguasa dan
> > menggantikannya dengan
> > kedaulatan rakyat.
> >
> > Perekonomian kolonial ini yang bermula dengan
> > kolonialisme VOC dan
> > Hindia Belanda berikut cultuurstelsel, meskipun
> > dalam kenyataannya tidak
> > dapat terhapuskan dan bahkan masih berjalan sampai
> > saat ini, sehingga
> > memunculkan konglomerasi dan KKN. Namun jelas,
> > pemikiran Mohammad Hatta
> > menjadi pelopor tumbuhnya konsep ekonomi Indonesia
> > dan melepaskan diri
> > dari sistem ekonomi penjajahan serta ketergantungan.
> >
> >
> > Demikian juga dengan Hendra Esmara yang
> > memperkenalkan ilmu ekonometrika
> > di Sumatera Barat, banyak memaparkan pendekatan
> > ilmu-ilmu ekonomi
> > melalui pendekatan matematis dan kajian-kajian serta
> > analisanya menjadi
> > sumber acuan bagi para ekonom di Indonesia pada
> > masanya. Walaupun
> > berdarah keturunan tionghoa, tapi penelitian beliau
> > banyak membahas
> > tentang kondisi ekonomi masyarakat lapisan bawah,
> > baik di Indonesia
> > maupun di Sumatera Barat.
> 
------------- di carecks.......-------------
>

_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke