Assalamualaikumwarahmatullaahiwabarakaatuhu Imam At Thabbari dalam tafsirnya dengan sanad dari Ad Dhahak didalam firman Allah : " Wamaa muhammadun illaarrasul qad`khalat mingqablihirrusul". (Dan tidaklah Muhammad itu kecuali seorang Rasul dan telah ada sebelumnya beberapa orang rasul)(Q.S Al Imran 144).Beliau mengatakan ayat ini turun kepada ummat yang punya penyakit dan keraguan serta ahli munafik, yang mengatakan bahwa manusia lari dari nabi Muhammad shallaahu'alaihi wasallam, nabi Muhammad telah dibunuh maka kembalilah kamu pada agamamu yang pertama sekali(menyembah berhala), oleh sebab itu turun ayat : " Afaimmaata au qutilangqalabtum 'alaa a'qaabikum ".(tafsir Atthabbaariy 3/458) Dan diriwayatkan juga dari Ibnu Juraij : " Ahli keraguan dan munafik,punya penyakit didalam hatinya mengatakan ketika nabi Muhammad telah dibunuh, larilah kamu dari agamanya dan kembalilah kepada agamamu dahulu". Jadi ayat ini turun khusus untuk kaum yang lari dari agama nabi Muhammad SAW,ketika beliau masih hidup. AlQuran turun melalui beliau, mana mungkin setelah beliau turun ayat. Suatu hal yang mustahil sekali, bila dikatakan ayat ini turun untuk para sahabat yang lari dari agama Islam setelah beliau SAW wafat. Maka batallah hujjah, atau dalil dari kaum Syi'ah yang mengatakan ayat ini turun untuk sahabat agar meragukan keadilan para sahabat dengan mengatakan ayat ini sebagai dalil para sahabat lari dari rasulullah SAW setelah beliau wafat. 2) Dalil Syi'ah yang kedua : 3) Lihat AlQuran surah Al Maaidah 54." Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang mana ia mencintai kaum itu, kaum itupun mencintainya, bersikap lemah lembut pada kaum mukminin dan bersikap tegas terhada kaum kafir. Mereka berjihad di sabilillaah, dan tidak takut akan kejahatan orang yang berkuasa. Demikianlah karunia Allah yang mana Allah memberikan siapa yang dikehendakinya . Dan Allah maha luas (rahmatNya), lagi maha mengetahui. " Kaum yang membuat keraguan atas keadilan para sahabt menjadikan ayat ini suatu hujjah bagi mereka, dengan mengatakan telah murtad para sahabat dari agama Islam. Kata kata "Wahai orang-orang beriman, barang siapa yang murtad diantara kamu". Apa jawaban para ulama akan hal ini? Kata-kata " Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya ", adalah merupakan peringatan Allah bagi siapa saja kaum muslimin yang murtad dari agamanya. Baik kala rasulullah masih ada ataupun telah wafat, maka kelak Allah akan menggantikan kaum yang murtad itu dengan suatu kaum yang jauh lebih baik lagi. Tetapi ternyata tak ada satupun dari sahabat rasulullah yang murtad dari agamanya, selain kaum yang punya penyakit dan kaum munafik kala itu. Oleh sebab itu ketika Rasulullah SAW wafat, banyak kaum munafik dan punya penyait serta keraguan yang murtad dari agama Islam, maka oleh Abu Bakar dan para sabahat lainnya memerangi kaum ini, sampai mereka kembali kepada agama Islam. Diriwayatkan pada tafsir At Thabbariy, para Ulama tafsir sepakat baik Imam Juraij, Qathadah dllnya, mengatakan ,dengan sanad dari Imam Ali Radhiallahu'anhu, ayat " fasaufa yaktiyallaahu biqawmin yuhubbuunahum wayuhibbuunahu"(dan kelak Allah akan mendatangkan seseorang yang dia mencintai kaum itu, dan kaum itupun mencintainya)", ayat ini turun untuk Abu Bakar dan sahabat-sahabatnya, tatkala kaum Arab banyak yang murtad, Abu Bakar dan para sahabat berjihad dijalan Allah untuk mengembalikan mereka kembali ke agama Islam. Maka batallah hujjah yang meragukan keadilan para sahabat. Justru para sahabatlah yang berjuang membela islam dari kafir, musyrik dan munafik, bukannya sebagaimana sangkaan Syi'ah mengatakan ayat murtad ini untuk para sahabat. Perlu untuk kita ketahui zaman sekarang dan yang akan datangpun akan banyak para "perusak" Islam, yang meragukan keadilan para sahabat, kaum ingkar sunnah dsbgnya yang akan mengambil dalil-dalil ayat AlQuran sebagai hujjah mereka untuk merusak islam, pada hakikatnya mereka telah menafsirkan ayat tidak sesuai dengan aslinya. Bahkan ada yang mengatakan tak perlu ada asbaabunnuzul ayat. Suatu pendapat yang sangat keliru sekali.Orang sakit saja perlu diketahui oleh dokter, bahkan tak jarang para dokter bertanya pada pasien akan gejala atau apa yang dirasakan oleh pasiennya, dan tak jarang juga pasien bertanya apa sebab penyakit ini dan itu..dst..apatah lagi firman Allah? Namun tak semua penyakit kita mengetahui sebab sakit tersebut, sebagaimana juga firman Allah. Ada penyakit itu yang datang saja dengan sendirinya, ada yang dengan sebab musabab. Begitupun ayat-ayat Allah 'Azza wajalla, ada sebab turun ayatnya ada juga yang tak bersebab musabab. 4) Dalil yang ketiga Â….bersambungÂ… Wassalam. Egypt 28 Agustus 2005. Rahima. __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Website http://www.rantaunet.org _____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ____________________________________________________