--- Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ibu Rahima, > mohon maaf, merujuk kepada kalimat yang ibu tulis: > Sekali lagi, disinilah pentingnya kita mempelajari > bahasa Arab itu, > saya jadi ingin bertanya juga, > apakah arti Hawa yang sering disebut-sebut sebagai > pasangan Adam ini? > karena seperti yang saya ketahui, tidak ada kata > 'Hawa' ini di al Qur'an. Waalaikumsalamwarahmatullaahiwabarakaatuhu. Banyak sekali nama-nama dalam agama kita yang tidak disebutkan dalam AlQuran.Contoh, ratu Balqis, hanya disebutkan "imraatan".Darimana kita tahu itu ratu Balqis. Jawabannya seperti itulah, darimana kita tahu Siti Hawa?. Begitupun Zulaikha, allahu'a'lam dari mana kisah itu, yang pasti dalam AlQuran hanya disebutkan "'imratul'aziizi"(istri Aziz),juga nama-nama lainnya, cukup banyak,nama-nama nabi juga ngak semua disebutkan dalam AlQuran bukan, dan bukan nama ini yang dipersoalkan, karena nama hanyalah sekedar untuk memudahkan saja, yang terpenting adalah 'ibrah,mau'idzah atau pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah-kisah dalam AlQuran itu, karena setiap kisah, walaupun sering diulang-ulang dalam AlQuran, mempunyai makna dan hikmah masing-masing. > Apalagi ditambahi 'Siti' sehingga menjadi Siti Hawa. > :) > Kata siti ini dari bahasa Indonesia, sementara asalnya adalah berasal dari Arab " Sayyidah", oleh orang Indonesia dikatakanlah Siti.Siti Aisyah. Sayyidah ini gelaran di Arab untuk orang yang sudah menikah. > lalu apakah Syeikh Mutawalli As Sya'rawi dalam > buku-bukunya juga menyebut > pasangan Adam ini sebagai SIti Hawa? Iyah. Silahkan baca sendiri karangan beliau, saya bukan mengada-ada, namun setelah membaca berbagai buku kisah para nabi, juga kisah dalam AlQuran, dan untuk nama Hawa ini, dan sudah semua buku kisah tersebut yang saya baca, menyebutkannya, apakah saya harus lari dari apa yang sudah disebut ulama dulu dengan mengatakan istri nabi Adam adalah si A, B, atau C, karena tidak ada dalam AlQuran? Tentu tidak mungkin itu saya lakukan, selalu tulisan saya rujukannya adalah buku ulama terdahulu.juga ulama-ulama lainnya, semua menyebutkan istrinya Hawa. > atau adakah keterangan yang beliau paparkan, dari > mana sebenarnya nama 'Siti > Hawa' ini berasala? Menurut sebahagian ulama(sumbernya banyak,ada karangan Abu 'Ammar dan lainnya, yang pasti dari buku2 kisah rapa nabi dan rasul, atau kisah AlQuran, dijelaskan disana apa arti hawa. Arti kata hawa itu adalah : 1) Ummulhayyi, maksudnya siti hawa adalah ibu dari para ibu-ibu didunia ini, karena beliau diciptakan dari makhluk yang langsung hidup,seperti penciptaan Adam juga. 2) Ada juga yang mengatakan, penciptaannya sama dengan Adam. 3) Ada yang mengatakan penciptaannya dari Abun(bapak) manusia, yaitu dari tulang rusuk Adam(ada dalam hadits Bukhari,innalmar'ah khuliqa min dhila il 'awaj...dst). Hanya saja dalam hal ini ada penafsiran ulama, bahwa tulang rusuk itu bermaknakan majazi(kiasan) yang menandakan bahwa kedudukan perempuan yang harus bagaimana disikapi oleh suaminya, yaitu tidak bisa kerasi sekali, akan patah, atau dilembuti sekali, akan melonjak) 4)> Menurut Mutawalli Sya'rawi, Hawa diciptakan Allah sebagaimana penciptaan Adam 'alaihissalam, bukan dari Adam, atau tulang rusuk Adam, sebagaimana tersebut dalam hadits adalah bermaknakan majazi. Karena kata-kata "zaujun" dalam bahasa Arab, bisa dipakai untuk perempuan dan lelaki. Sekali lagi, bukan soal nama yang harus kita lihat dalam kisah di AlQuran, tetapi 'ibrah dari kisah tersebut, itu jauh lebih penting. Itulah yang sellau dipesankan oleh para ulama dalam hal ini, karena cukup banyak perbedaan pendapat dalam kisah-kisah tersebut, dan yang namanya juga penafsiran, yang terpenting adalah, bersandarkan pada kaedah undang-undang lughah, atau bahasa Arab itu sendiri, dan tidak menyalahi syari'at pokok, yang sudah ditetapkan dalam Islam itu sendiri. Kita tidak boleh sembarangan tafsir,kita lihat dulu sisi bahasa Arabnya bagaimana, atau lihat defenisi para tafsiran sahabat dst. lebih baik lihat apa yang telah ditafsirkan oleh ulama terdahulu, para sahabat, kalau tidak ada disahabat di tabi'in, para ulama ., mereka jauh lebih faham ketimbang kita yang hidup kemudian ini. lantas`apakah kita tidak boleh berpendapat dan menggunakan pemikiran kita, menggunakan akal kita?. Siapa bilang kita tidak boleh menggunakan akal kita? Tidak ada yang bilang itu, Allah saja menyuruh kita menggunakan akal kita, tetapi kedudukan akal harus dibawah nash dan syari'at. Bukankah Rasulullah sudah mengingatkan kita dengan sabdanya yang shahih," 'alaikum bisunnati, wasunnati khulafaurrasyidin, dan sunnah yang mengikutiku..dst", juga sabda beliau, sebaik-baik abad adalam abadku, (atau masaku), kemudian sesudahku, kemudian yang mengikutinya...dst.." Wassalam. Rahima. > > salam > :) > > __________________________________ Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005 http://mail.yahoo.com Website http://www.rantaunet.org _____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ____________________________________________________