Sanak Arnold, Berita dari Tebingtinggi ko menarik ambo, karena ambo gadang dikotako. Wassalam/ajoduta/58/usa
Arnoldison <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Meneropong Dunia Dari Perpustakaan Tebing Tinggi WASPADA Online Konon, Julius Caesar, sang penguasa Imperium Romawi, pernah menyerang Mesir. Tapi, ternyata bala tentara negeri itu sangatlah kuatnya. Sehingga akhirnya pasukan penyerang terjepit dan harus berhadapan dengan kenyataan pahit. Dalam situasi serba tak menentu, muncullah gagasan Julius Caesar untuk keluar dari jepitan pasukan lawannya itu. Dia memerintahkan membakar satu kota bernama Alexandria yang merupakan pusat ilmu pengetahuan dan pengajaran, dimana jutaan buku (masa itu dikenal dengan sebutan papyrus) ada di kota tersebut. Sontak, mengetahui kota itu dibakar, tak berpikir panjang, pasukan Mesir yang tengah mengepung lawannya, langsung saja mengendurkan tekanannya. Mereka membiarkan Julius Caesar dan bala tentaranya meninggalkan Mesir, sedangkan seluruh pasukan dan rakyat Mesir dikerahkan untuk memadamkan api dan menyelamatkan papyrus dari kemusnahan. Inilah sekelumit kisah, betapa sejak ribuan tahun lalu, perpustakaan begitu penting dalam peradaban setiap bangsa. Mesir dikenal sebagai salah satu peradaban tertua yang maju mendahului bangsa-bangsa lain di muka bumi. Itu, pastilah karena penghargaan mereka yang tinggi terhadap sumber-sumber pengetahuan, satu di antaranya adalah buku. Secara fungsional, buku merupakan alat komunikasi tulisan yang dirakit dalam satu satuan atau lebih yang pemaparannya sistematis, sehingga isi dari pesan komunikasi yang disampaikan bisa dimengerti, serta perangkat kerasnya lestari. Kumpulan buku yang ditata secara rapi, dijaga dengan cermat dan ditempatkan pada satu bangunan tertentu, inilah sarana yang disebut perpustakaan. Di perpustakaan yang berisi buku, walau pun hanya berada dalam dimensi dan ruang yang tetap. Tapi dari sana kita bisa meneropong dunia dan isinya secara bebas tanpa tekanan apa pun. Dalam perpustakaan, kita bisa belajar tentang apa saja, kita juga bisa bertamasya kemana kita suka, tanpa harus mengeluarkan sumber dana yang besar. Pokoknya, dengan perpustakaan dan buku, kita bisa leluasa memandang dunia sebebasbebasnya. Jalan pikiran inilah, agaknya yang melandasi Pemko Tebing Tinggi untuk membangun sebuah perpustakaan umum yang ditujukan sebagai pusat pengetahuan, sekaligus menjadi sarana rekreasi lahir dan batin, bagi warga kota yang saat ini berjumlah sekitar 126 ribu jiwa. Perpustakaan Umum Daerah Kota Tebing Tinggi, terletak di Jalan Sutomo sebagai jalan protokol, saat ini berkembang pesat. Hanya dalam tenggat waktu kurang dari dua tahun, koleksi buku didalamnya mencapai 5.437 judul dengan jumlah 9.461 eksemplar buku. Di pimpin Kepala Perpustakaan H Rachmad Suprapto, SH, perpustakaan umum yang digagas Walikota Ir. H. Abdul Hafiz Hasibuan untuk mendukung visi dan misi pemerintahannya menjadikan Tebing Tinggi sebagai kota pendidikan yang berbudaya, memiliki anggota tetap sebanyak 1.155 orang. Jam buka perpustakaan ini pun cukup padat. Dalam seminggu mereka buka enam hari dan beroperasi selama jam kerja, kecuali Sabtu, dengan ratarata pengunjung mencapai 250 hingga 300 orang per hari. Pertumbuhan pesat ini, menurut Suprapto, dalam perbincangannya dengan Waspada, harus diimbangi pelayanan yang memadai dan dapat memenuhi tuntutan masyarakat pengguna. Pelayanan buku di perpustakaan ini menggunakan sistem komputer yang disebut Opace (online public acces catalogue) dan ditangani oleh tenaga ahli kepustakaan kualifikasi D III, serta sejumlah PNS dan tenaga honorer yang bekerja dalam upaya pengembangan perpustakaan ini ke depan. Sebagai perpustakaan umum terbaik tingkat Provinsi Sumut, tahun 2004, kata Suprapto, perpustakaan ini memiliki perbendaharaan buku cukup kualitatif, seperti ensikplopedia dari berbagai kategori yang harganya mencapai puluhan juta rupiah. Demikian pula perangkat informasi lain seperti VCD, DVD, CDR dan MP3 dalam berbagai bidang Iptek, serta berlangganan koran, majalah setiap terbit. Juga bangunan bertingkat dua, full AC, yang berfungsi sebagai ruang baca dan tempat buku di lantai dua, serta ruang multiguna untuk berbagai kegiatan keilmuan di lantai satu. Tidak sampai di situ saja, perhatian Pemko Tebing Tinggi yang besar terhadap dunia pendidikan, menggerakkan Kepala Kantor Perpustakaan serta jajarannya ini untuk mengembangkan sarana dan prasarana membaca lebih meluas. Selain perpustakaan umum, dikembangkan pula perpustakaan keliling (bergerak) dengan menggunakan mobil besar yang di desain sedemikian rupa. Aktifitasnya, mendatangi berbagai sekolah yang jauh dari pusat kota untuk melayani peminjaman buku bagi siswa di sana. Demikian pula dengan pembangunan rumah baca di setiap kecamatan, sehingga para pelajar, khususnya siswa SD dan SLTP tidak harus jauhjauh untuk bisa memperoleh buku bacaan. Pengadaan fasilitas fisik ini diiringi pula dengan berbagai pelatihan untuk mendekatkan masyarakat pada manfaat perpusatakaan dalam kehidupan. Di antara pelatihan yang sudah diselenggarakan, adalah pelatihan pengelolaan perpustakaan mesjid bekerjasama dengan remaja mesjid, lomba karya tulis, pidato, resensi buku, mengarang, story telling serta beberapa kegiatan informatif lainnya. Di samping itu, Pemko Tebing Tinggi telah pula memberikan legalitas yang kuat terhadap aktifitas 'mencintai buku' ini dengan mngeluarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang perpustakaan. 'Untuk Sumut, hanya Tebing Tinggi yang punya Perda tentang perpustakaan ini," tegas Suprapto. Karena itu tidak heran jika perpustakaan punya anggaran khusus dalam APBD Kota Tebing Tinggi. Legalitas perpustakaan yang diberikan Pemko Tebing Tinggi, sebenarnya merupakan upaya menyahuti kerinduan masyarakat Tebing Tinggi yang sudah belasan tahun merindukan adanya perpustakaan yang representatif. Karena, sejak hancurnya perpustakaan Gelora Pemuda di awal tahun 1980an yang dibangun oleh mantan Walikotamadya, Drs. Amiruddin Lubis, kota ini kosong melompong dari denyut perbukuan. Tidak sampai di situ saja, untuk mendapatkan buku pun orang kesulitan. Karena, banyak pengusaha yang enggan 'berdagang buku' akibat rendahnya minat baca di kalangan masyarakat kota itu. Orang hanya mau membaca bahan bacaan instan semisal koran dan majalah yang bisa diperoleh secara bebas di beberapa toko bacaan dan warung eceran. Itupun dengan jumlah eksemplar yang sangat terbatas. Sejumlah sumber yang mengetahui peredaran koran dan majalah menyebutkan angka sekitar 10.000 eksemplar surat kabar (harian dan mingguan) serta majalah, beredar di Kota Tebing Tinggi, setiap harinya. Bandingkan, tingkat konsumsi membaca tersebut dengan jumlah penduduk yang mencapai 126 ribu jiwa itu ! Karenanya, kehadiran Perpustakaan Umum Pemko Tebing Tinggi ini, diharapkan bisa mendorong masyarakat luas untuk menumbuhkan minat baca, terutama dari kalangan generasi muda, kata Ketua Perguruan Taman Siswa Tebing Tinggi, Ki Drs. Muhammad Ardi, suatu kali dalam perbincangan dengannya. Tokoh pendidikan ini juga, meminta kiranya Perpustakaan yang kini mulai jadi kebanggaan dunia pendidikan Kota Tebing Tinggi, tidak hanya mengandalkan kemampuan pemerintah untuk menopang aktifitasnya. Akan lebih baik jika pengelola perpustakaan mulai bekerja dengan cara melibatkan masyarakat luas dalam pengembangannya. Slamet Riadi Kassidi, Ketua LSM 3PENA, Kota Tebing Tinggi mengutarakan gagasannya agar Kantor Perpustakaan mulai memikirkan menambah koleksi buku lebih banyak dari yang ada sekarang. Caranya, kata dia, Kantor Perpustakaan bisa menggerakkan pengumpulan/penyumbangan buku dari masyarakat untuk perpustakaan dan para penyumbang diberikan penghargaan (award) setiap tahunnya. Sedangkan nama para penyumbang itu diabadikan dalam katalog yang di buat khusus untuk itu, usul dia. Bagaimana pun, saat ini kepedulian masyarakat terhadap perpustakaan yang ada, mulai tumbuh. Kepedulian mereka pun seharusnya dioptimalkan, agar perkembangan perpustakaan serta berbagai sarana baca lainnya seiring dengan tumbuhnya minat baca dan perhatian masyarakat untuk itu. Jangan sampai kisah Kota Baghdad (Damaskus) negeri Irak sekarang, di masa Kerajaan Islam Dinasti Abbasyiyah terjadi. Ketika Dinasti itu mengalami masa keemasannya, Baghdad merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan dan teknologi karena limpahan perpustakaannya dan para ulama (orang berilmu). Namun ketika pasukan Barbar (Mongolia) dibawah pimpinan Timur Lenk menyerang kota itu dan membakar perbendaharaan buku dan membunuh orangorang berilmu di dalamnya,sampaisampai satu hikayat menyeritakan, sungai Eufrat yang berada di jantung kota menghitam karena darah dan tinta. Akibatnya memang sangat mengenaskan, peradaban dinasti itu dan dunia Islam umumnya menyuram dan belakangan hancur. Karena sejak itu umat Islam hingga kini, telah kehilangan sumber pengetahuannya yang terbesar. Semoga ini tidakterjadi bagi Kota Tebing Tinggi di masa depan. Wallahu a'lamu bi ash shawab. Abdul Khalik (sh) -------------------------------------------------------------------------------- 03 Jan 05 09:13 WIB copyright @2002 WASPADA Online - http://www.waspada.co.id/ -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply - Besar posting maksimum 100 KB - Mengirim attachment ditolak oleh sistem ========================================================= -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply - Besar posting maksimum 100 KB - Mengirim attachment ditolak oleh sistem =========================================================