.Ambo kutip sabagian sajo dari Padang Ekspres karano panjang amek.
Istimewa ambo takana jo Batahan karano ambo alah panah ka sinan dalam 
pajalanan ka Natal 1958. Baitu pulo Batahan adolah salah satu palabuahan 
perdaganan penting dalam Sejarah Tuanku Imma Bonjol.

Salam,
--MakNgah

Menyorot Kemiskinan di Negeri Petrodollar
Pulau Kemewahan di Tengah Lautan Kemiskinan
Minggu, 28-Mei-2006, 02:46:24 70 clicks

Boleh saja pejabat pemerintah ngomong, tak ada lagi kantong-kantong 
kemiskinan di daerah yang ngakunya Petrodollar. Kalau ada hanyalah akibat 
kemalasan dan pendidikan yang rendah. Namun, fakta tak bisa dipungkiri. 
Kemiskinan itu ada di mana-mana. Termasuk di daerah yang dikerubungi 
investor kelas kakap.

Realitas itu terpampang jelas di depan mata kita. Lihat saja pendataan 
penduduk miskin yang dilansir Dinas Koperasi dan UKM Sumbar akhir tahun 
lalu. Kabupaten Pasaman total Kepala Keluarga miskinnya mencapai 36 persen, 
atau nangkring di posisi kedua setelah kabupaten Mentawai, saudara 
bungsunya (Pasaman Barat, Red) tak jauh beda, 29,4 persen KK miskin. 
Mirisnya, Padang yang dianggap gerbang Sumbar, 21,1 persen KK-nya miskin!

Potret kemiskinan itu terhampar di 19 kota/ kabupaten di Sumbar. Bahkan 
hasil data terakhir yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, 
jumlah penduduk miskin terbilang fenomenal mencapai 30 persen. Memang 
diakui sejumlah kebijakan telah digulirkan pemerintah, namun tetap saja 
angka kemiskinan melambung tinggi. Beragam faktor penyebab melangitnya 
angka kemiskinan, selain keterbatasan akan akses pendidikan, juga akibat 
keterisoliran.

Ambil contoh, potret kemiskinan yang dirasakan tujuh Jorong Terpencil di 
Nagari Batahan Kecamatan Ranah Batahan Pasaman Barat yang tempatnya persis 
di perbatasan Sumatera Barat dengan Sumatera Utara. Penduduk setempat masih 
bermimpi pembangunan menyentuh nagarinya. Angka kemiskinan kian meruncing 
di daerah ini, setelah kenaikan harga BBM. Padahal di Pasaman Barat, 
terdapat 19 investor kelas kakap.

Nagari Batahan berjarak sekitar 340 km dari Kota Padang Ibu Kota Sumatera 
Barat, atau sekitar 60 km dari Simpang Empat. Nagari ini mengandung potensi 
alam yang sangat besar. Bijih besi, timah, tembaga adalah potensi alam yang 
masih belum terjamah. Sedangkan komoditi pertaniannya, seperti karet, 
coklat, kulit manis (casiavera) sudah menjadi mata pencaharian masyarakat 
sekitar.

Tujuh jorong di kanagarian ini tergolong sarang kemiskinan di Pasbar, 
yakni, Jorong Silayang Julu, Tanjung Larangan, Tamiang Julu, Tamiang 
Tengah, Sigantang, Sawah Mudiak dan Jorong Paraman Sawah. Ketujuh jorong 
ini dihuni sekitar 4500 jiwa. Kehidupan sehari-hari mereka tergantung pada 
cuaca. Bila cuaca panas kehidupan bisa berjalan sebagaimana biasa, namun 
bila cuaca hujan kehidupan mereka tertekan hingga amburadul.
.....

Silakan baco taruih di 
http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=16174


-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.1/348 - Release Date: 5/25/2006



--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================

Kirim email ke