Mamak Saaf yth.

Mungkin dek lamo iduik dan panjang jalan nan lah ditampuah, mamak lah
tau juo. 

Tapi sebagai data awal saketek ambo infokan.
Rang Melayu Riau ko, kini kinerja nyo sacaro rato-rato alun malabihi
awak lai doh. Walaupun segelintir mereka alah kayo balindik dan hiduik
ba foya-foya. Mungkin mereka masih terbawa santai dengan kondisi masa
lalunya yang banyak kemudahan. Dijaman penjajahan Bulando sa-isuak
mereka dimanjakan oleh Karet/getah yang menjadi primadona export waktu
itu. Konon dengan kupon yang diberikan pemerintah kolonial untuk
membayar getah yang dihasilkan mereka, kehidupan telah terjamin dan
tercukupi segala keperluannya.
Bagi yang bermukim dipesisir pantai atau tepi sungai, adanya kesempatan
berdagang dengan negara tetangga sangat memanjakan mereka, sakali pai
mambao saparahu gatah pulang lah cukuik pambaoan berupa textil,
elektronik, makanan kaleng dll. Mereka biasa istirahat dua tiga bulan
dulu, kalau bekal sudah menipis baru berangkat lagi ke seberang. Apalagi
ada jenis perdagangan yang populer disini yang disebut sebagai
smokel/penyelundup (karena  menghindari aparat bea-cukai supaya tidak
membayar pajak ). Sangat berlipat ganda keuntungannya. Tapi urang awak
juo cukuik banyak nan sato ba- smokel ko.

Sampai sekarang masih banyak kelompok suku terasing baik dipedalaman
atau dipesisir bahkan yang hidup dilaut di Riau ini. Ada informasi yang
menyatakan orang Sakai/Riau dan Anak Dalam/ Jambi berasal dari
Minangkabau ( Prajurit yang kalah perang sehingga takut kembali ke
Minangkabau ??). 

Jaman illegal-loging meraja lela, penghasilan mereka didaerah yang masih
punya hutan masih cukup meyakinkan. Cuma akhir-akhir ini kayu balak yang
dulu banyak berdiameter melebihi satu meter, sekarang besar sedikit dari
tiang listrik sudah dibabat.
Kalau demam sawit sekarang lebih banyak dinikmati orang Tapanuli dan
Jawa Siantar yang giat berkebun dan telah punya pengetahuan yang lumayan
mengenai hal ini .

Sehingga mereka dulu, tidak tertarik bekerja lain seperti memburuh/
kerja jadi kuli-minyak mentah. Konon kabarnya untuk jadi kuli seperti
ini sering mobil  penerangan dari perusahaan berhalo-halo keliling kota
Pakanbaru ditahun 50-an untuk mencari buruh. 
Kalau sekarang dengan berbagai kwalifikasi yang disyaratkan,  keberadaan
mereka  hanya sekitar 10 % dari total karyawan langsung diperusahaan
minyak ini.

Kue yang diperebutkan mereka sekarang  lebih focus  pada tenaga
out-sourcing.  Kalau adanya kontrak baru/ pertukaran kontrak dengan yang
lama yang sudah berakhir. Ada berbagai OKP yang menekan menajemen
perusahaan kontraktor ini, supaya menerima calon yang mereka bawa untuk
diangkat sebagai karyawan. Jadi perannya sudah melebihi DEPNAKER milik
pemerintah. 

Era otonomi daerah, telah menyebabkan para putra daerah terpaksa
"balek-kampong " kalau ingin berkembang kariernya. Kalau nekat bertahan
dikabupaten yang bukan kampungnya, alamat akan merana, tidak akan
menikmati berkah otonomi dari daerah dengan APBD yang melimpah ini. 
Jadi beda jo awak nan petinggi nyo ado nan bermarga Lubis, bahkan ado
"Wan" urang Riau nan sempat jadi Walikota di Pikumbuah. Atau di daerah
gampo Jateng ado rang Agam nan jadi bupati

Kalau di Riau jangankan jadi petinggi, untuak jadi kapalo SD sajo sulik
bahkan  masuak PNS sajo harus dikaji asal-usulnyo. Kecuali maso tes PNS
nan diadokan pemerintah pusat kapatang ko. Baru urang lua Riau nan
bagadincik masuak.


-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Saafroedin
BAHAR
Sent: Tuesday, July 18, 2006 2:06 PM
To: palanta@minang.rantaunet.org
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Minang --- Melayu >>> Pelok-i watak sajak
ketek.
   
  Sacaro pribadi ambo ingin bana -- nantik, suatu kutiko --  mangadokan
samacam studi perbandingan antaro suku Batak, suku Minangkabau, jo suku
Malayu-Riau nan kampuang halamannyo batetangga tapi babeda bana
kinerjanyo. 
   
  


--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================

Kirim email ke