Sabatuanyo ikolah "salah satu" jawaban dari pertanyaan ambo di isu terdahulu: 
"Baa mangko "sabagian" urang awak "agak" malu mangaku dan babahaso Minang...? 
Background sejarah apo yg melatar belakanginyo...?". 
   
  Thanks Havitra atas tulisan iko. Taruihkan lah usaho2 samacam iko kalau dinda 
yakin...! Tulisan yang "tajam dan analitis" akan jauh lebih besar nilainyo dari 
pado sakadar sejumlah uang...! Dan jangan dihitung-hitung dulu akan berapa 
besar hasilnya. Tetapi PASTI akan ada dampaknya, cepat atau lambat, sedikit 
atau banyak...!!

  Salam,
  Nofrins St. Batuah - 46 thn
  www.west-sumatra.com
   
  
Hanvitra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  PRRI dan Dampaknya bagi Etnik Minang

“I have traveled all over the world, there’s one place I called home: Malaysia”
(Saya sudah bepergian ke seluruh dunia, hanya satu tempat yang kupanggil rumah: 
Malaysia)
Michelle Yeoh, bintang film, dalam iklan pariwisata Malaysia

“Saya sudah bepergian hampir ke seluruh Indonesia, hanya satu tempat yang saya 
panggil kampung halaman: Bukittinggi”

Hanvitra, jurnalis


Pendahuluan

Sebelumnya, maafkan, saya hendak memanggil daerah yang kita panggil sebagai 
Sumatra Barat dengan nama “Minangkabau”. Kenapa saya panggil demikian ? Karena 
istilah Sumatra Barat sebenarnya daerah administratif (propinsi) yang digunakan 
oleh pemerintah Orde Baru untuk membagi daerah-daerah sesuai dengan nama etnis 
yang mendiaminya. Pemerintah Hindia Belanda dan pemerintah Orde Lama menamakan 
daerah yang kita sebut Sumatra Barat sekarang dengan nama propinsi “Sumatra 
Timur” yang beribukota di Padang. Daerah Sumatra Timur jauh lebih luas daripada 
Sumatra Barat, yang meliputi Riau dan Sumatra Barat sekarang. Riau termasuk 
bagian dari Sumatra Tmur. 

Lalu kenapa pemerintah Orde Baru (Suharto) menetapkan propinsi Sumatra Barat 
seperti sekarang ini ? Ini berkaitan dengan Pemerintahan Revolusioner Republik 
Indonesia (PRRI). Pada tahun 1958-1962. Sejumlah panglima divisi Banteng dan 
staf-stafnya yang meliputi Kolonel Ahmad Husein, Kolonel Tapanuli, Kolonel 
Simbolon, bersama sejumlah politisi seperti M. Natsir, Sumitro Djayahadikusumo, 
M. Hatta, dan membentuk Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) 
yang berkedudukan di Bukittinggi. Maksud dari PRRI ini adalah untuk 
memperingatkan Yang Mulia Presiden Soekarno yang sudah bertindak 
sewenang-wenang. Kecemburuan pusat-daerah turut pula memperkeruh suasana. 
Kondisi pada tahun 1950-an mirip dengan kondisi sekarang. Soekarno membangun 
Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan membangun proyek-proyek mercu suar 
seperti Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, dan Stadion Gelora Senayan 
dan sejumlah patung. Sementara daerah dibiarkan miskin dan melarat. 

Soekarno mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup. Hal ini tidak 
disukai oleh panglima-panglima militer yang ada di daerah. Apalagi Soekarno 
menggunakan sentimen etnis dan ideologi. Soekarno terlalu dekat dengan PKI yang 
tidak disukai oleh kelompok Islam dan nasionalis. Panglima-panglima militer di 
daerah mulai mengadakan gerakan. Sejumlah politisi di Jakarta juga sudah mulai 
bergerak. Wakil presiden Muhammad Hatta, tokoh politisi dari Partai Sosialis 
Indonesia (PSI), Sumitro Djojohadikusumo, dan tokoh Masyumi Muhammad Natsir 
turut dalam rapat-rapat rahasia bersama tokoh PRRI dan tokoh Persatuan Rakyat 
Semesta (Permesta), Vence Sumual. 

Soekarno tak suka ekonomi. Ia lebih suka membangun ideologi revolusioner. Oleh 
karena itu, pembangunan ekonomi pada masa itu mandek. Indonesia memang kekuatan 
militer terbesar di Asia Tenggara dan Asia (setelah Cina). AS tak suka pada 
Soekarno. 

Soekarno menganggap PRRI/Permesta sebagai kenakalan “anak-anak”. Soekarno 
memang menganggap dirinya sebagai “Bapak” sedangkan para politisi dan perwira 
militer sebagai anak-anaknya. Soekarno adalah orang yang pandai bermain peran. 
Ia pandai menempatkan diri. Ketika menghadapi kelompok Islam ia pandai bermain 
peran sebagai muslim yang baik.

Upaya Diplomasi

Pada awalnya Soekarno tidak ingin menghadapi PRRI dengan kekerasan. Soekarno 
mengutus Hasjim Ning, pengusaha, saudara Bung Hatta, untuk menghadap Kolonel 
Ahmad Husein di Padang. Kolonel Ahmad Husein mengajukan sejumlah tuntutan 
antara lain: retool kabinet, bung Hatta didudukkan kembali Wakil Presiden, dan 
keadilan pusat-daerah. Semua tuntutan ini ditolak oleh Soekarno. Ia menganggap 
Ahmad Husein sebagai “Anak Bandel” dan harus segera diberi pelajaran. Kolonel 
Ahmad Husein adalah bukan orang sembarangan. Ia adalah panglima Divisi 
Banteng/Sumatra Timur yang berjasa mengusir tentara NICA dari Sumatra Timur. 
Dan tentara Divisi Banteng dikenal tangguh dalam berperang. Mereka 
berpengalaman menghadapi Belanda. Oleh karena itu Soekarno tidak boleh 
main-main. Ia harus menyiapkan tentara terbaik untuk menyerbu Padang.

Presiden Soekarno mengutus Jenderal Ahmad Yani untuk menyiapkan operasi tempur 
yang diberi nama “Operasi 17 Agustus”. Jenderal Ahmad Yani menyiapkan sejumlah 
batalyon terutama dari Kodam IV Diponegoro dan Kodam II Siliwangi. Letjen 
Soeharto ditetapkan sebagai pelaksana lapangan. Serbuan pertama dilaksanakan 
dengan operasi pendarat Amphibi di pantai Padang. Sekitar lima jam, kapal-kapal 
ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) dengan menghujani pantai Padang yang 
dipertahankan mati-matian oleh pasukan PRRI. Jelas kekuatan ALRI bukanlah 
tandingan pasukan PRRI. Kekuatan ALRI adalah yang terkuat di Asia. 

Selanjutnya diteruskan dengan operasi pendaratan pasukan Amphibi di pantai 
Padang berikut tank-tank dan artileri. Lalu dilanjutkan oleh penerjunan pasukan 
parasut (paratrooper) di kota Padang dan Bukittingi. Serbuah ini menimbulkan 
banyak korban jiwa baik tentara “Jawa” maupun tentara PRRI. Pesawat-pesawat 
tempur Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) membomi titik-titik penting 
pasukan PRRI. Pasukan “Jawa” akhirnya berhasil menguasai Padang. Serbuan 
ofensif lalu diteruskan hingga ke lembah Anai. Serbuan ini ditahan oleh pasukan 
PRRI dalam suatu pertempuran yang paling berdarah dalam sejarah PRRI. 

Pasukan PRRI mundur ke hutan-hutan. Pasukan “Soekarno” mengadakan gerilya di 
daerah perkampungan dan perkotaan. Dalam proses itu, ratusan dan ribuan orang 
diciduk. Sebagian mati dalam tahanan. 

Pasukan KODAM Siliwangi dikenal berperilaku lebih baik daripada pasukan dari 
KODAM Diponegoro. Selain berasal dari etnis Sunda, pasukan KODAM Siliwangi 
berperilaku lebih halus dan agamis. Sedangkan pasukan KODAM IV Diponegoro 
berperilaku kasar. Mereka menganggap diri sebagai pemenang perang dan 
mengulangi kisah sukses ekspedisi Pamalayu untuk menaklukkan Sumatra. 

Atas bujuk rayu sejumlah tokoh, kolonel Ahmad Husein menyerahkan diri kepada 
Gubernur Bagindo Aziz Chan dan Letjen Supeno di sebuah lapangan di Solok. Ahmad 
Husein menyerah bukan karena kalah tapi demi keutuhan republik. Pasukan PRRI 
masih banyak tersebar di hutan-hutan. Ahmad Husein ditangkap dan dibawa 
menghadap Presiden Soekarno. “Gimana masih mau melawan Bapak?” tanya Soekarno 
secara retoris. 

Total dalam perang ini ada 30.000 korban tewas di kalangan masyarakat Minang. 
Kebanyakan sukarelawan PRRI. Hal ini belum lagi dilanjutkan dengan korban 
penyiksaan tahanan-tahanan PRRI oleh tentara “Soekarno”. Laporan ini tidak akan 
pernah diketahui publik. Hanya sedikit sarjana yang mengetahui dengan pasti 
kejadian ini antara lain Geoger Mc. Turnan Kahin, ilmuwan politik dari AS dan 
Nazaruddin Sjamsuddin yang menulis disertasi mengenai PRRI di Australian 
National University (ANU). 

Dampak PRRI bagi etnik Minangkabau.

PRRI adalah sebuah titik balik bagi etnik Minangkabau. Semenjak itu, etnik 
Minangkabau mengalami kemunduran total dalam berbagai bidang. Dalam pentas 
politik, kita tidak mendengar lagi etnis Minang. Padahal etnis Minangkabau 
punya saham yang besar dalam kemerdekaan Indonesia. Tan Malaka, M. Hatta, Sutan 
Syahrir, Abdul Rivai, Bahder Djohan, Abdul Muis, Rasuna Said, Rahmah 
El-Yunusiah, Idrus, dan Marah Rusli. 
Tapi tokoh-tokoh ini tak pernah ada dalam buku-buku sejarah terbitan Orde Baru.

Seluruh buku-buku sejarah yang ada di SD, SMP, dan SMU sudah direkayasa 
sedemikian rupa sehingga meminggirkan peranan tokoh-tokoh etnik Minangkabau 
dalam sejarah. Justru peranan Soeharto dan TNI-AD yang begitu ditonjolkan. 
Selama ini kita dibohongi dan ditipu oleh pemerintah pusat. 

Etnis Minangkabau mengalami krisis identitas yang parah. Kemiskinan dan 
kebodohan meraja rela. Sebagian etnis Minangkabau memang sukses di rantau namun 
sebagian lagi terlunta-lunta di rantau.

Generasi muda Minangkabau tidak lagi mengenal dan memahami budaya asli 
negerinya. Adat kembali ditinggalkan. Padahal budaya Minangkabau mempunyai 
nilai-nilai yang unik yang tak ada duanya dengan budaya-budaya lain yang ada di 
republik Indonesia. 

Dari segi pembangunan, kondisi Sumatra Barat jauh tertinggal dibanding 
propinsi-propinsi lain di pulau Jawa. Nagari-nagari di Sumatra Barat mengalami 
krisis yang luar biasa baik secara ekonomi dan sumber daya manusia. Kalau 
dibiarkan begini terus maka di kemudian hari Minangkabau cuma cerita yang 
“indah” buat anak cucu. 

Sumatra Barat mengalami “brain drain” alias pemiskinan intelektual yang luar 
biasa. Sumber daya manusia dari etnik Minangkabau yang terbaik semuanya ada di 
Pulau Jawa. Yang tertinggal di kampung hanya lapis 2 dan lapis 3. Bahkan 
sebagian lapis 2 dan 3 sudah hijrah. 

Pembangunan di Sumatra Barat mandek. Perekonomian digerakkan oleh sektor 
konsumsi ketimbang produksi. Dengan jumlah sekolah yang banyak rusak. Sudah 
sepatutnya kita memikirkan akan jadi Sumatra Barat esok hari.

Kenapa saya menulis ini ?

Artikel ini adalah hasil pemikiran dan renungan saya terhadap berbagai kondisi 
di Sumatra Barat. Saya dan teman-teman di Ikatan Mahasiswa Minang (IMAMI) UI 
dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah sering berdiskusi mengenai hal-hal 
seperti ini. Hanya saja hasil diskusi kami bersifat terbatas. 

Saya menulis ini karena kegelisahan saya melihat kondisi kampung halaman yang 
semakin lama semakin tertinggal. Saya sempat bertemu dengan seorang guru 
sekolah di kelurahan Angkat Candung dan kami berdiskusi mengenai 
sekolah-sekolah di Koto Tuo IV Koto. Dia bilang sekolah-sekolah di Koto Tuo IV 
Kota termasuk yang paling rendah mutunya di seluruh kabupaten Agam. Padahal 
masyarakatnya di perantauan dikenal kaya-kaya.

Sebagai “urang awak” yang lahir dan besar di perantauan, saya ingin berbuat 
sesuatu untuk kampung halaman saya. Walaupun saya belum punya uang, setidak 
bisa memberikan ilmu dan pemikiran untuk kampung halaman. 

Hanvitra, S.IP <>
Belajar bahasa dan kebudayaan Jawa di Cilacap, belajar ilmu politik di 
FISIP-UI, dan belajar bahasa Minang di anak-anak Sumbar di UI.



---------------------------------
Yahoo! Photos – NEW, now offering a quality print service from just 7p a photo.
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================


                
---------------------------------
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates 
starting at 1¢/min.
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================

Kirim email ke