ass ww pak syaf dan para dunsanak Manruik ambo baa dari segala GARIS TURUN termuat dalam uneg uneg ambo tentang adat budaya urang Minang bisa kito patahkan termasuklah mental urang Minang menjaga AMANAH Manuruk kawan ambo garis turun adalah gejala nasional Kita lihat saja negara kita negara kepulauan lautan dimanamana, kita negara pertanian pemakan beras jagung tempe tapi impor jagung kedele dan beras dan bahkan garam Menurut teman saya itu ini momentum etnis Minang yang terkenal MInagkiaw - saingan naluri bisnis orang Cina - mematahkan garis turun Io lai lamak ota kawan tu Tapi lai namuah dilacuik kudo tu kini Kok indak baranjak juo tigo meter dimuko ( toko ) Cino Ch N Latief
Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamualaikum w.w. Dr. H.K.Suheimi yang baik, Senang sekali saya membaca artikel Dunsanak tentang 'Amanah' yang ditulis lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Izinkanlah saya menyampaikan, bahwa konsep 'amanah' inilah yang saya jadikan pegangan hidup saya yang paling utama dalam berhubungan dengan orang lain -- siapa pun jua -- dan insya Allah rasanya cukup andal untuk membangun hubungan saling percaya mempercayai, trust, yang oleh Francis Fukuyama sekarang ini disebut sebagai social capital. Yang menjadi pertanyaan dan pemikiran saya adalah bagaimanakah caranya agar konsep amanah islami yang demikian vital bisa menjadi bagian integral dari doktrin dan praktek ABS SBK yang kita nyatakan sebagai 'jati diri Minangkabau". Terlalu sering saya mendapat kesan bahwa kita urang Minang lebih berpegang pada pepatah: 'angguak anggak geleang amuah, dalam duo tangah tigo, unjuak nan tidak babarikan'. Satu lagi: ' kok taimpik nak di ateh, kok takuruang nak dilua'. Ada lagi: ' jambatan biaso lapuak, janji biaso mungkia'. Pengalaman saya mengajarkan, bahwa karena terlalu sering urang awak lebih mempraktekkan pepatah adat ini daripada ajaran Islam, saya terpaksa menyediakan suatu 'contingency plan' sebagai cadangan, jika salah satu dunsanak berjanji kepada saya. Terlalu sering janji itu dicederai. Urang awak sabana suko manggaliciak kalau berjanji. Masyaalah. Dengan kata lain, bagaimana caranya kita bisa mengadakan apa yang disebut oleh para yuris sebagai 'harmonisasi' antara ajaran Islam dengan pepatah-pepatah adat yang multi-interpretable itu, yang salah-salah bisa menyebabkan kita bagaikan kehilangan pegangan dalam hidup. Ini yang biasa disebut orang sebagai keadaan 'anomie', yang nampaknya merupakan suasana umum yang meliputi masyarakat kita Minangkabau dewasa ini. Suasana saling percaya mempercayai itu yang kelihatannya sangat meluntur dalam masyarakat kita. Wallahualam bissawab. Wassalam, Dr. Saafroedin Bahar. ----- Original Message ---- From: suheimi ksuheimi To: [EMAIL PROTECTED]; palanta@minang.rantaunet.org Sent: Friday, October 27, 2006 8:37:11 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] A M A N A H A M A N A H Oleh : Dr.H.K.Suheimi [1] Kata-kata Amanah adalah suatu kata yang seakar dengan Aman, iman. Kata yang sering kita dengar, kata yang sering kita sebut dan kata yang sering di hembuskan dan di bisikkan setiap kali kita mendengar wejangan atau nasehat. Dan pada hakekatnya semua yang nyangkut dengan kita adalah amanah yang di percayakan. Dan setiap sesuatu yang di percayakan akan diminta kelak pertanggung jawab nya. Waktu yang di berikan untuk apa digunakan. Kesehatan untuk apa di manfaatkan. Anak istri adalah amanah. Ilmu yang di berikan apakah ada di sebar luaskan dan di gunakan untuk hal yang berman­ faat. Untuk semua itu marilah kita sama-sama merenung; Untuk apa hidup ini, dari mana hidup ini dan apa tujuan hidup ini. Hidup ini berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan (Inna lillah wa inna ilayhi raji'un) Sesungguhnya kita berasal dari Tuhan dan kita kembali kepada_Nya. Tuhan adalah asal dan Tujuan hidup. Karena itu manusia harus berbuat sesuatu yang bisa di pertanggung jawabkan di hadapan_Nya, baik di dunia ini maupun khususnya kelak dalam pengadilan Illahi di akhirat. Sesungguhnya Shalatku, ibadahku. hidupku dan matiku Lilahirabil alamin Adalah sikap berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan itu yang menjadi inti dan hakekat agama dan keagamaan yang benar. Maka sikap berserah diri kepada Tuhan itulah jalan lurus menuju kepada_Nya, menerima jalan lurus itu bagi manusia adalah sikap yang paling fitri, alami dan wajar. Bahwa Tuhanlah satu-satunya sumber otoritas yang serba mutlak. Yaitu bahwa Tuhan adalah wujud mutlak, yang menjadi sumber semua wujud yang lain. Maka semua wujud yang lain adalah nisbi belaka. Berada di lubuk hati yang terdalam pada hati nurani itu ialah kerinduan kepada kebenaran, yang dalam bentuk tertingginya ialah bertemu Tuhan dalam semangat berserah diri kepada_Nya. Ber Islam sebagai jalan mendekati Tuhan itu adalah dengan berbuat baik kepada sesama manusia, disertai sikap menunggalkan tujuan hidup lkepada_nya, tanpa kepada apapun yang lain jua. Amanah memang berat Tuhan sendiri mengatakan amanah itu berat. Amanah itu telah di pikulkan pada lamgit, langit menolak. Dipi­ kulkan pada Bumi, bumi menggeleng. dipikulkan pada bukit, Bukit­ pun tak mampu memikulnya. Hanya manusialah yang sanggup memikul amanah. Memikul amanah itulah yang diamanahkan Tuhan pada kita. "Sesungguhnya Allah telah menawarkan amanah itu kepada langit, bumi dan bebukitan, namun semuanya menolak untuk menanggungnya karena khawatir meng-khianatinya, lalu dipikulah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh" ( al-Ahzab: 72) " Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh " zalim terhadap dirinya sendiri dan bodoh terhadap diin yang telah dituntunkan Allah untuknya. Kini, tak ada waktu lagi untuk berfalsafah, kenapa mesti menerima amanah Allah itu dsb-dsb.? Yang perlu adalah menyambut amanah ini mewujudkan qiadah Allah di Bumi dalam semangat dan kesiapan sami'na wa atho'ana (kami dengar dan kami taat). Kemarilah berbai'at kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan apapun, tidak mencuri, tidak berzinah, tidak membunuh anak-anakmu, tidak akan berdusta untuk menutup-nutupi apa yang ada di depan atau di belakangmu, dan tidak akan membantah perintahku dalam hal kebaikan. (Bai'at Aqabah I) Aku bai'at kamu untuk membelaku sebagaimana kamu membela istri dan anak-anak kamu. Barra' bin Ma'rur menjabat tangan Rasulullah SAW seraya menjawab, "ya, demi Allah yang telah mengutusmu sebagai Nabi dengan membawa kebenaran, kami berjanji akan membelamu sebagaimana kami membela diri kami sendiri. (Bai'at Aqabah II) Sebagai ibroh dari bai'at Aqabah, sebagai rijal dalam dien ini maka tak ada pilihan apalagi membuang waktu untuk menunggukoman­ do, untuk menunggu datangnya pimpinan. Kita sendiri mesti mem­ beri arti pada bai'at itu dalam bentuk amal, sehingga dengan penuh bangga dan dada lapang kita dapat berkata, "wa ana minal Muslimin", saya adalah seorang Muslim, saya telah menyerahkan se­ luruh hidup hanya untuk Allah, menyerahkan diri untuk diatur oleh hukum Allah, telah menjual harta dan jiwa dengan syurga Allah, saya hanya mengharap ridhaNya, dan saya akan membela dien ini mesti harus membunuh dan terbunuh (At Taubah:111), kemuliaan di dunia, mati syahid atau syurga Allah, hanya itu. Inilah sikap Muslim yang berakhlaq islami. Semoga amanah yang di amantkan kepada kita adalah amanah yang dapat kita pertanggung jawabkan. Untuk itu kita teringat akan sabda Rasul : [1]Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintakan kelak pertanggung jawabnya terhadap apa-apa yang di pimpinnya" P a d a n g 21 juli 1996 PÎm 3 --------------------------------- Get your email and more, right on the new Yahoo.com -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima. ================================================ -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima. ================================================ --------------------------------- Get your email and see which of your friends are online - Right on the new Yahoo.com -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima. ================================================