Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------

Saya forward dari milis tetangga... Ada yg punya pengalaman lain...??
   
  Salam,
  Nofrins
   
  bagus70 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
   
  Diantara beberapa perjalanan kereta api yang pernah saya alami
sepanjang hidup saya, ada beberapa perjalanan kereta api yang menurut
saya terbaik. Namun ada juga yang mungkin lebih baik dilupakan.
Perjalanan-perjalanan itu adalah:

TERBAIK:

1. Naik KA Argo Wilis untuk pertama kali (2003)
Perjalanan pertama saya dengan menggunakan kereta api Argo Wilis bisa
dikatakan merupakan perjalanan kereta api terbaik yang pernah saya
alami. Perjalanan itu adalah pertama kalinya saya naik kereta api
jarak jauh ber-AC pada pagi hari. 
Sudah begitu keadaan gerbongnya waktu itu benar-benar prima karena
AC-nya berjalan dengan baik, dan pintu otomatis berfungsi. Ditambah
lagi prami-prami yang melayani cakep-cakep semua. 
Wah! Sungguh-sungguh perjalanan yang nikmat. Belum lagi pemandangan di
luar, dimana untuk pertama kali itu saya bisa menikmati keindahan alam
pulau Jawa dari dalam kereta api yang tenang.
Sungguh-sungguh suatu perjalanan yang spektakuler.
Walaupun makanan yang disajikan biasa-biasa saja (malah bisa dibilang
nggak enak) tapi hal ini tidak mengurangi kenikmatan perjalanan saya.

2. Naik KA ICE di Jerman (1999).
Inilah pertama kalinya saya naik kereta api peluru. Waktu itu saya
ingat kalau saya menunggu di stasiun Olten, Swiss, untuk menuju ke
Jerman. Tadinya saya tidak tahu, kereta api apakah yang akan saya
naiki. Tiba-tiba dari kejauhan saya melihat, kereta api putih berbadan
streamline masuk ke stasiun.
Wuah!!! Ada kereta api peluru! ICE rupanya! Dan yang lebih takjub
lagi, itu kereta api saya! 
Waktu saya masuk, saya cuman bisa mangap aja, tebengong-bengong
melihat interior kereta api ini. Kursinya yang besar-besar dan mejanya
yang agak luas benar-benar membuat penumpang merasa lega. Dan uniknya,
ada spedometer di dalam kabin penumpang.
Belum lagi pemandangan alam khas Eropanya bagaikan apa yang biasanya
saya lihat di film-film.
Walaupun keretanya tidak ngebut-ngebut banget (sialnya pas ngebut,
jalur cepatnya banyak tertutup oleh tembok) tapi perjalanannya bisa
dibilang cukup nyaman.

3. Naik TGV Paris-Zurich (1999).
Pertama kali saya naik TGV adalah pertama sekaligus terakhir kali saya
naik TGV berwarna oranye. Saya ingat betul bahwa waktu itu kami naik
dari stasiun Gare Du Lyon yang terletak di tenggara Paris.
Walaupun interiornya biasa-biasa saja, tapi pemandangan di luar
benar-benar seperti melihat video yang dicepatkan. Wah, benar-benar
luar biasa! Apalagi untuk rute Paris-Dijon.
Hanya sayangnya, kenyamanan perjalanan kami agak terganggu oleh
arogansi awak kabinnya (yang antipati dengan orang yang beribacara
memakai bahasa Inggris). Belum lagi, kami sempat kehilangan satu koper
besar di stasiun Gare Du Lyon (kemungkinan akibat kongkalikong petugas
kemanan dan maling). Akibatnya, semua oleh-oleh yang kami beli dari
Disneyland lenyap semua. Untungnya, paspor dan dokumen-dokumen, serta
kamera tidak ada yang hilang.

4. Naik KA KTM Komuter di Malaysia (2004).
Sebenarnya perjalanan ini tidaklah terlalu istimewa. Tapi karena
interiornya yang mirip gerbong eksekutif (dan ber-AC), namun harga
tiketnya murah, maka ini adalah termasuk yang istimewa buat saya.


  TERBURUK:

1. Naik Metro di Paris (1999):
Waktu pertama kali datang ke Paris, kesan pertama saya akan kota itu
adalah: kumuh. Susah dipercaya bahwa pusat mode terkenal itu ternyata
kotor, tidak disiplin, dan pinggirannya kumuh.
Sudah begitu, sehabis turun dari kereta di Gare de l'Est kami sempat
kebingungan. Sewaktu bertanya ke kantor penerangan turis,
orang-orangnya cuek dan berlagak tidak tahu!! Dasar kampret! Akhirnya
ada seorang petugas cewek yang berpakaian modis, yang menyarankan agar
kami naik KA bawah tanah saja. Setelah diberi tahu tempatnya, kamipun
langsung pergi ke sana. Konyolnya, selama berjalan saya juga sempat
"tertimpa" kotoran burung!
Saya cukup terkejut melihat stasiun bawah tanahnya yang kotor. Dan
keretanya sendiri tidak ber-AC dan berisik. Juga kotor. Benar-benar
tidak manusiawi! Hanya para penumpangnya yang berpakaian modis (karena
orang Perancis memang suka berpakaian modis).
Dan begitu kami sampai di hotel, (setelah saya melihat peta) ternyata
jarak antara stasiun l'Est dengan hotel kami tidak jauh! Wah, rupanya
kita dipermainkan petugas di sana.
Saya pikir absurd juga kita berpergian sejauh setengah Bumi hanya
untuk naik KA yang sejenis dengan KRL ekonomi di Jakarta. Sungguh
pembuangan uang!
Tapi di sisi lain, saya juga merasa agak janggal bahwa sebagian orang
Perancis yang tahu kalau kita orang Indonesia, lebih memilih untuk
berbicara pakai Bahasa Indonesia (biarpun bahasa Indonesia mereka
buruk) daripada menggunakan bahasa Inggris. Bahkan, entah kenapa, nama
saya ternyata cukup populer di Paris. Buktinya ada orang yang beberapa
kali memanggil saya dengan nama saya. Padahal ketemu saja belum
pernah! Rupanya dia menawarkan dagangannya yang BAGUS. 
Sacre Bleu!!

2. Naik KRL di Perth, Australia (2000-2002).
Dulu, sewaktu saya tinggal di Australia, kereta KRL bisa dibilang
tidak ubahnya kendaraan pribadi untuk saya. Kemana dia pergi, ke situ
saya ikut.
Sampai saya bilang ke teman saya bahwa kalau mau ketemuan, mending di
stasiun KRL terdekat biar gampang.
Tapi banyak juga kenangan buruk yang saya ingat. Saya pernah beberapa
kali ditilang oleh polsuskanya. Semuanya dalam kondisi tidak adil,
karena tiket saya valid (dan tidak membuat keonaran maupun
pelanggaran), tapi masih tetap didenda juga. Cara mendendanya sendiri
terkadang seperti sandiwara murahan: terkadang mereka menyamar dengan
pakaian yang terlihat mencolok! Dan polusukanya kalau saya bilang
matrek: mereka berani menilang penumpang, tapi kalau ada penumpang
yang berulah, mereka cenderung diam dan menjauh. Dasar pengecut! 
Malah, saya lebih memilih keretanya dijaga oleh polisi federal (polisi
betulan) dari pada polisi kereta api. Karena mereka lebih bersahabat,
tidak seenaknya mendenda penumpang, dan sigap menghadapi pengacau.
Hal lain yang mengganggu adalah ada beberapa penumpang yang suka
berteriak-teriak di dalam kereta. Hal ini jelas membuat takut
penumpang lain. Apalagi jika keretanya sepi! Wah!!!
Terkadang saya pernah melihat orang muntah-muntah di dalam kereta
(sehabis mabuk-mabukan).
Tapi hal terparah adalah sewaktu saya dan kawan saya diserang di
sebuah stasiun di tengah kota Perth. Motivasinya adalah rasisme. Tapi
untungnya penyerangnya cuman satu. Tapi biarpun begitu, kami sempat
merasa terancam, karena selama 1 jam harus mendengar sumpah serapah si
bangsat itu. Kegilaan itu baru berakhir begitu KRL datang (dan
terlambat) dan beberapa polisi keluar dan menangkap pengacau tadi!

Syukurlah, tak satupun perjalanan KA di negeri sendiri masuk kategori
terburuk!

Itu saja cerita saya.

Wassalam.


 
---------------------------------
Sponsored Link

Mortgage rates near 39yr lows. $510,000 Mortgage for $1,698/mo -   Calculate 
new house payment
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================

Kirim email ke