Tolong dibaca aturan di footer dibawah --------------------------------------
Dari padang Ekpres Online Saptu 6 Januari =============================== "Surat Terbuka" Mengenang Refri Agustian Widodo (Pilot Adam Air): Sabtu, 06-Januari-2007, 04:52:53 ** Nak Ery, Tahun Ini Pak Etek Khatib di Lapangan Mahad Islami Hilangnya pesawat Adam Air menghadirkan kedukaan bagi bangsa ini. Begitupun bagi Sumbar. Salah seorang putra terbaiknya, Refri Agustian Widodo, sang pilot, asal Batuhampa, Kabupaten Limapuluh Kota, sampai kini belum juga ditemukan. Dalam kedukaan itu, redaksi Harian Pagi Padang Ekspres kedatangan tamu, tadi malam. Tamu itu, Zefrizal Nurdin SH, MH, dosen di Fakultas Hukum Unand. Beliau merupakan Pak Etek dari Refri Agustian Widodo. Sebuah tulisannya berkaitan dengan Ery, sapaan akrab Refri Agustian Widodo, serta kehidupannya diberikan untuk pembaca. Tulisan itu kami muat utuh hari ini. (redaksi) Aku dan Desaku Sekitar sepuluh kilometer menjelang Payakumbuh dari arah Bukittinggi dengan berbelok ke kiri sekitar 2 Km, anda akan menjumpai sebuah desa tempat aku dan kerabatku tumbuh; Batuhampa. Orang tuaku juga lahir di situ. Ayahku bungsu dari 4 bersaudara yang semuanya laki-laki. Si Sulung bernama Pak Tapa, punya 4 anak, satu di antaranya laki-laki bernama Darakutni. Semua anaknya, kini sudah berpulang dalam usia relatif muda. Pak Odangku kedua. Punya 3 anak, 2 di antaranya laki-laki yang juga berpulang dalam usia belum begitu tua, satu perempuan; kak Ima yang kini masih hidup. Pak Odang ketiga hanya punya satu anak laki-laki yang juga telah tiada dalam usia lebih dari 60-an. Kini dari garis keturunan laki-laki pada generasi kedua tinggal aku si bungsu dan abangku tertua yang mengapit 4 saudara perempuan kami. Pilot Kami selalu memanggilnya "Ery", tapi uwanku Darakutni selaku ayah, selalu memanggilnya Hery. Rasanya Wan Tani, sapaan akrab uwanku Darakutni, pernah cerita, nama Refri Agustian Widodo yang "ujung"nya berbau "kejawaan" lantaran nama ini diberikan atasannya di jajaran angkatan laut tempat ia bekerja, bukan sekadar nama taktis agar bisa cepat berbaur dalam dunia militer. Yang masih terukir jelas dalam memoriku adalah penuturan kak Nimar (Ibu Ery), bahwa mereka hampir mati bersama, andai saat itu si pembidik tak lagi dibisiki Allah belas kasih. Saat itu ketika berlangsung pembersihan "tentara luar" yang dianggap memberontak terhadap tentara pusat. Uwanku ditangkap dan segera dieksekusi mati di bibir Ngarai Sianok. Beruntung, kabar tersebut sampai ke kakakku Nimar. Dengan perut besar karena Ery telah 8 bulan dalam kandungan, dia mencoba memagari Uwan dengan tetap bergelantungan pada Uwan dari arah bidikan. Prinsip kakak "jika uwan mati, maka harus mati bertiga". Uwan dan Jakarta Kehamilan kakak dijadikan indikasi ataupun alibi bahwa Wan tidak berada "di luar", dan Wan jadi selamat. Kata Uwan padaku suatu malam, jika takut dengan peluru, larilah ke gagang pistol. Wan lari ke gagangnya: Jakarta. Sejak itulah Wan aktif di angkatan laut. Disanalah, tepatnya di Tebet Timur, Ery kemudian berkembang disertai seorang adik: Semy Jony Putra yang juga berkiprah mengikuti jejak Uwan di angkatan laut. Aku dan Tebet Timur Awal 1974 aku melanjutkan studi ke Pendidikan Hakim Islam Negeri, salah satu SLTA di Yogya. Dalam usia 17 tahun itu, aku berangkat sendirian dengan dititipkan Mak pada seorang penumpang: Marnizen (aku tak tahu kini ia dimana) dan Wan menanti di Tanjung Priuk. Selama studi di Yogya sampai menamatkan Fakultas Hukum UGM tahun 1982, keluarga terdekatku ada di Tebet Timur itu dan ke sanalah aku pergi setiap libur sekolah. Aku makin hafal jalan jalan di Jakarta berkat Ery dan Wan yang sering membawaku berkeliling. Suatu kali mobil yang dikemudikan Ery ditabrak dari belakang. Kulihat Ery betapa tenang mengatasi hal ini, tanpa tergurat sepercik emosi pun. Pada kali yang lain mesin Sanyo penyedot air sumur yang diletak menggantung di tengah sumur berkedalaman 12 meter, tiba-tiba ngadat, kedua anakku ini (Ery dan adiknya) berebut untuk turun memperbaikinya hanya dengan diturunkan pada seutas tali oleh Wan. Di tepi sumur badanku menggigil menyaksikan aksi bapak dan anak. Ini benar-benar latihan laki-laki. Aku tak heran jika Ery berkeinginan jadi pilot dan menurutku itu cocok untuknya. Namun ketika cita-citanya terwujud, beberapa kali pula perasaan cemas akan kejatuhannya menyergapku, dan rasa cemas itu selalu kutepis dengan alasan bahwa akulah yang Phobia ketinggian. Di sisi lain andai aku naik pesawat dan tahu Ery adalah pilotnya, aku yakin rasa cemas itu akan menguap, bukan lantaran ia kerabatku, tapi lantaran aku tahu kemampuan dan ketenangannya dalam menghadapi situasi apapun. Aku, Ery dan Awan Tiap Lebaran Fitri ia pulang ke kampung bersama istrinya Zulfia (anak kak Ima) yang juga merupakan mantan mahasiswaku di Fakultas Hukum Unand, dan kini jadi notaris di kota mereka menetap; Sidoarjo. Ery sering kali bertanya menjelang Fitri itu tentang lokasi aku menjadi khatib Ied, sebab ia akan sholat di sana. Beberapa kali aku menatapnya dari mimbar. la sepertinya bangga padaku, seperti aku juga bangga padanya. Atau mungkin ini suatu kebanggaan nostalgia. Seperti halnya ia datang, ia pun kembali ke Surabaya dengan menembus awan. Awan, angin, biru laut, biru gunung, biru langit adalah dunianya. Saat menuju Menado, laporan anakku pada Bandara Hasanuddin, ia terjebak gumpalan awan dan angin yang bertiup dari samping dalam kecepatan amat tinggi. la tak bisa melihat birunya laut, gunung dan langit. la melayang entah ke mana. Pak etek tidak memiliki firasat apapun sebelumnya, kecuali sebuah mimpi dua hari sebelum kau jatuh bahwa aku kematian diriku sendiri. Kemudian kembali hidup dan terdampar di puncak sebuah bukit kecil yang bila menatap ke depan dan ke samping kanan terlihat sebuah sungai besar berliku yang mengalir dekat ke muara sebelah barat entah di pulau mana. Ananda Ery! Jika kau masih mungkin kami jangkau dan amat sulit terdeteksi, pesankan pada Illahi agar Pak Etek bermimpi tentang tempat keberadaanmu. Masih besar harapan Pak Etek kau mampu mengatasi ganasnya rimba dalam ataupun dalamnya samudera. Kau adalah seorang putra pelaut. Tak perlu kau tanya, tahun besok Pak Etek khatib di lapangan Mahad Islami Payakumbuh. Datang dan duduklah di baris depan seperti biasa agar Pak Etek bisa menatapmu dengan lepas. Tapi jika kau memang telah pergi bersama-Nya, dengan rasa tersekat Pak Etek ucapkan selamat jalan, dan temuilah dulu ayahmu, nak. Kelak kita semua semoga berkumpul lagi di tempat yang jauh lebih hebat dibanding Tebet Timur. Pak Etekmu Zef Pembaca yang terhormat, saya juga mohon doa dari anda semua untuk keselamatan anak saya Ery. Terima kasih. (***) On 1/5/07, Elthaf (elthaf) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tolong dibaca aturan di footer dibawah > -------------------------------------- > > Assalamaualaikum wr.wb., > Pak Nofenri, Terimakasih bana kiriman mail ko, sahinggonyo dari carito > ko nyambuang dan mambuka memori ambo. > Carito tantang Alamrhum, ambo jadi ingek jo ayahanda baliau. Pak Dara > Kuni, seorang anggota TNI AL di Jakarta tahun 1960-an kawan arek jo > ayahanda ambo, kabatulan baliau juo sakampuang, dan isteri Pak Dara Kuni > suku Mancuang di Kototangah Batuampa, Pyk badakek-an rumah jo rumah bako > ambo ko. > Gaek ambo acok banostagia , wakatu tahun 1964 gaek ambo pulang kampuang, > nan mancarikan tampaik di ateh kapa di Tanjuang Pariuk adolah baliau > (Alm), dan anak baliau Kolonel AL Sesmi Jonni saumua dan caritonyo acok > samo main wakatu ketek-ketek di Jkt. > Semoga Allah SWT memebrikan yang terbaik bagi penumpang Adam Air. Amiin. > Wassalam, > Elthaf > -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima. ================================================