Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------
Sukseskan Pulang Basamo Juni 2008


Assalamualaikum w.w. para dunsanak sa palanta,

Maranuang-ranuang sifat-sifat urang awak -- nan baiak maupun nan kurang baiak 
-- takano dek ambo baliak wacana tantang 'Minangitis' atau 'Padangitis' nan 
paranah heboh sekitar tahun 1960-an. Intinyo adolah babarapo gejala psikologis 
[atau psikiatris] nan malakek ka urang awak dan takaik jo masalah budaya 
Minang. Partanyoan ambo iolah apo sifat cingkahak urang awak -- nan diibaratkan 
'najis' dek dunsanak Ir Kurnia Chalik itu bukan marupokan sisi lain dari 
'Minangitis' atau 'Padangitis' iko ? Ambo ingin mandanga dari pak doto kito, 
Dr. K. Suheimi, nan ambo kagumi karano paratian baliau nan sabana gadang ka 
masalah-masalah kamanusiaan ko. 

Di bawah ko ado suatu contoh masalah psikiatris surang isteri, sakadar sabagai 
contoh, nan dijawab sacaro indah sakali dek Rangkayo Leila Ch Budiman. Ambo juo 
sabana kagum ka urang awak ko, nan baalam lapang dan mampu manyajuakkan 
kiro-kiro.

Wassalam,
Saafroedin Bahar.


Kompas, Minggu, 14 Januari 2007 
 
 
 
Psikologi
Setelah Menikah 
Leila Ch Budiman, psikolog 
Istri baru ini tidak tahu apa yang dia derita, emosinya naik turun tanpa 
diundang. 
Sedih itu datang tiba-tiba-Yn di Jkt 
Ibu Leila Yts, saya (Yn, 28) menikah hampir dua tahun. Suami saya (D) seorang 
karyawan swasta, orangnya pintar dan mudah bergaul, berbeda banget dengan saya. 
Kehidupan rumah tangga kami adem ayem saja, artinya keadaan ekonomi cukup, 
suami penuh sayang dan sangat sabar. Jika ada masalah, orang bilang itu 
bumbunya rumah tangga. Meski begitu, kenapa ya Bu, setiap masalah selalu saja 
berawal dari diri saya sendiri? 
Entah mengapa, saya menikmati pertengkaran kami, meski akhirnya saya sendiri 
yang berurai air mata, benar-benar sedih, ingin mati saja rasanya. Masalahnya 
sepele. Karena saya merasa tidak berguna, apa saja yang saya lakukan serasa 
salah, bahkan sampai memikirkan masa lalu suami dengan beberapa eks-nya. Saya 
bertanya-tanya apakah saya tidak salah menikah. 
Sementara itu, suami saya sangat sabar dan berusaha meyakinkan saya bahwa hanya 
saya yang dia cintai, kini dan nanti, tetapi ini tidak saya percayai dan ini 
membuat saya jadi tambah bingung dan membenci diri saya sendiri. Di satu pihak 
saya sedih melihat suami saya sedih, di lain pihak saya yakin pada pikiran 
saya. 
Apakah ini karena kurang ada kegiatan? (Saya hanya mengurus rumah dengan 
pembantu. Saya sarjana ekonomi, dulu bekerja, tetapi keluar setelah menikah 
karena ikut suami ke luar kota). Kami sangat ingin kehadiran anak, tetapi 
dengan keadaan saya seperti ini, saya takut tidak becus mengurus anak. 
Saya sadar emosi saya kalau digambarkan dalam grafik naik-turun. Kalau lagi 
gembira, saya menjadi pribadi yang menyenangkan, memandang dunia ini dengan 
optimistis dan positif. Bila lagi kumat, sedih yang datang dengan tiba-tiba, 
saya bisa gila rasanya, ingin matilah, uring-uringan. Bahkan akhir-akhir ini 
saya menikmati menyakiti diri sendiri, memukul-mukul kepala, atau mencubit 
tubuh sampai saya bisa merasakan sakit dan berhenti. 
Apakah saya termasuk skizofren? Dari silsilah keluarga, ada tiga kakak ibu saya 
yang gila. Ngeri ya, Bu? Ibu saya juga mengetahui saya tipe pribadi yang mudah 
depresi, introver, pesimistis, susah beradaptasi, penyendiri, penakut, 
bergantung pada orang lain (aduh Bu, jika ingat ini, saya jadi mulai mikir 
aneh-aneh, takut suami meninggalkan saya). 
Jika sampai hari ini saya bisa bertahan, bisa kuliah, dan pernah bekerja, saya 
lalui tidak dengan mudah. Yang membuat saya bertahan adalah penolakan diri saya 
yang amat sangat takut menjadi gila. Mengapa dulu saya bisa bertahan dan 
sekarang tidak? 
Tolonglah saya Bu Leila, saya sering bercakap dengan suami, ada yang tidak 
beres dengan otak saya. Ia hanya mengatakan itu hanya mengada-ada, padahal saya 
sangat ketakutan. Ada apa dengan diri saya? Tolong saya, Bu. Salam sayang dari 
saya…. 
Adik Yn yang lagi bimbang, 
Tentu saja membingungkan kalau mempunyai suami yang penuh sayang, sangat sabar, 
rumah tangga adem ayem, dan ekonomi cukup, tetapi sang istri sering dilanda 
kesedihan, sampai uring-uringan dan ingin mati saja. 
"Segalanya" terasa serba minus, diri sendiri, suami, kegiatannya, dan 
perkawinan itu sendiri. Lalu muncul pula gelombang perasaan lain yang positif, 
merasa serba optimistis dan menyenangkan. Perasaan itu bagai grafik turun-naik. 
Bila gejala demikian sangat parah sekali, sampai merusak fungsi sosial dan 
pekerjaan, serta bertahan dalam waktu lama, disebut menderita kelainan bipolar 
(manic depressif), bukan gila (skizofrenia). 
Perasaan penderita berubah dari kutub yang satu ke kutub yang berlawanan. 
Ketika dilanda depresi, penderita dikuasai rasa sedih sangat mendalam, merasa 
tidak berharga dan tidak berguna, putus asa, tidak jarang sampai mencoba bunuh 
diri. 
Selain itu, penderita tidak berminat lagi pada kegiatan sehari-hari, seperti 
makan dan rekreasi, dan tidak memerhatikan diri lagi, juga disertai serangan 
panik. Dalam keadaan mania sebaliknya, penderita tampak bersemangat sekali, 
aktif, bercakap dengan suara keras dan antusias, idenya melompat-lompat dan 
serba hebat, berkelakar dan sukar diinterupsi, sampai orang lain sukar bercakap 
dengan dia. 
Bentuk ringan gejala di atas disebut cyclothymic. Sering kali penderita dilanda 
rasa sangat sedih, tetapi tidak seberat depresi berat, lalu berganti (atau 
bersama) hipomania, rasa lebih senang dari keadaan normal, tetapi tidak sehebat 
mania. Perasaan itu tidak sampai merusak pekerjaan dan hubungan sosial, tetapi 
diderita secara kronis, bukan hanya datang sekali-sekali saja, dan lamanya 
sampai beberapa bulan, dalam jangka sekitar dua tahun atau lebih (DSM-IV-TR, 
Davison, 2004). 
Adik Yn, saya tidak tahu betapa parah dan kronis turun-naiknya gelombang 
emosimu. Melihat prestasi Anda, juga komentar suamimu, mungkin emosimu itu 
hanya gejala normal dalam keadaan "tidak normal", alias perasaan jadi 
berlebihan dalam gejolak masa peralihan. Merasa sedih sebab banyak kehilangan. 
Dari lajang yang merdeka jadi istri yang "terkurung" di rumah, minus variasi 
(di rumah melulu), minus pergaulan yang akrab (pindah ke kota lain), minus 
prestasi (sarjana dan bekerja, jadi membantu pembantu), minus uang sendiri 
(tidak bekerja lagi). 
Berbagai kehilangan ini membuat kepercayaan diri dan harga diri tambah merosot, 
menjadi lebih menyedihkan lagi dan seterusnya. 
Usul mengatasi 
• Usahakan mendapat pekerjaan lagi, kalau dapat paruh waktu. Ini akan menambah 
variasi hidup, menambah pergaulan, pengetahuan, dan pendapatan. 
• Atau menambah keahlian, mengikuti kegiatan atau kursus yang disukai dan 
bersama orang lain. Apa saja yang Anda minati, dari belajar tanaman bonsai 
sampai main piano, atau aktif dalam kegiatan sosial. Gunanya menambah percaya 
diri, pergaulan, dan variasi kegiatan. 
• Melakukan kegiatan fisik reguler, seperti ikut aerobik, pencak silat, karate, 
atau berenang. Kebugaran fisik akan menambah kebugaran mental pula. 
• Memperkuat iman. Ikut kegiatan pengajian atau bijbelkring, dan sebagainya. 
Mempertebal iman dapat menambah daya tahan mental pula. 
Jika setelah mengikuti berbagai kegiatan ini emosi masih sangat mengganggu, 
kunjungilah psikiater atau psikolog klinis. Psikiater dapat memberi obat untuk 
serangan depresi yang perlu pula disertai terapi dari segi kognitif, hubungan 
interpersonal, dan sosial. Adik Yn, saya percaya Anda bisa lebih kuat dan lebih 
bahagia jika Anda lebih memusatkan pikiran pada yang baik-baik dan 
membudidayakannya. "Rinso" saja yang tidak enak, apalagi yang sudah 
kedaluwarsa. Buat apa memelihara eks dedemit dan yang belum terjadi, juga lalat 
dan kala, jika banyak yang segar dan indah di dalam diri dan di sekitar Anda?


 
____________________________________________________________________________________
Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. 
Try the Yahoo! Mail Beta.
http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html 
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================

Kirim email ke