Tolong dibaca aturan pada footer dibawah
----------------------------------------




Dari milis sebelah...

Usep Suhud Natapura wrote:

Pelecehan Hak Sipil Warga Indonesia oleh Kedutaan
Amerika di Manila -
Filipina

Apa jadinya jika sebuah negara adidaya memanfaatkan
kekuasaannya untuk
menginjak hak-hak sipil dan menganggap bahwa hidup
seorang individu tidak
lebih penting dari kepentingannya?

Liburan akhir tahun ini saya isi dengan melakukan
perjalanan ke Malaysia 
dan Philippine. Saya terbang bersama Air Asia pada
hari Sabtu, 23 Desember
2006 dengan tujuan Kuala Lumpur .

Selasa, 26 Desember, saya melanjutkan perjalanan ke
Philippine, dengan
tujuan Manila yang mendarat di Clark Airport . Ini
adalah kunjungan saya
yang pertama kali ke Philippine. Air Asia tidak
menyediakan jasa
penerbangan langsung Jakarta-Manila. Saya rencanakan,
akan kembali ke
Kuala Lumpur tanggal 31 Desember untuk merayakan
pergantian tahun dengan
sejumlah teman.

Pemesanan semua tiket pesawat dan voucher hotel baik
di Malaysia maupun di
Filipina, saya lakukan melalui internet. Sehingga
semua data akurat
tentang saya tercantum baik di airline maupun di
hotel-hotel yang saya
pesan.

Kamis, 28 Desember, saya mengunjungi Malate, sebuah
kawasan turis yang
sangat terkenal di Manila . Malate ini terletak di
tepi Teluk Manila yang 
jika sore hingga larut malam, kawasan ini menjadi
pasar malam yang sangat
ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun turis
asing. Bahkan sejumlah
panggung hiburan didirikan untuk menghibur para
pengunjung. Hari itu
selain keluar masuk kawasan Malate, saya juga melintas
Roxas Blv untuk
melihat-lihat teluk.

Kamis, 28 Desember itu juga, saya memutuskan pindah
dari hotel di daerah
Paranaque yang jauh kemana-mana [masih kawasan Metro
Manila], ke Malate.
Photography adalah hobby saya. Kemana-mana selama
liburan ini, saya
membawa kamera untuk membuat banyak foto. Saya membawa
dua kamera
sekaligus, satu kamera digital dan satu kamera analog.
Saya memotret apa
saja. Jalanan, rambu lalu lintas, gedung-gedung,
aktivitas orang, dll. Tak
semua subject saya foto dengan serius. Kadang, sambil
jalan bahkan tanpa
melihat sama sekali pada subect yang saya bidik. Jika
Anda memiliki hobi
yang sama dengan saya, Anda akan maklum dengan apa
yang saya lakukan.

Setelah puas melihat teluk dan membuat beberapa foto
di sana , saya
berjalan menyusuri pedestrian. Rencana saya adalah
mengunjungi Intramuros,
sebuah kawasan bersejarah penuh bangunan tua di
sebelah utara Malate. Di
depan sebuah gedung yang tidak terlalu saya
perhatikan, saya melihat
seorang pria tua sedang menuntun anjing. Dengan gaya
snapshot tanpa
melakukan bidikan yang serius, saya memotret orang itu
dengan anjingnya.

Saya tidak menyadari bahwa gedung yang ternyata dijaga
ketat itu adalah
gedung kedutaan Amerika. Seorang tentara yang melihat
apa yang saya
lakukan, memanggil saya. Saya kemudian diajak masuk ke
bangunan depan
kedutaan. Seorang Amerika bernama Orlando Valasquez
melakukan interogasi.

Saya sudah katakan bahwa apa yang saya lakukan sangat
tidak berkaitan
dengan kegiatan memata-matai gedung, apalagi kegiatan
orang-orang di
dalamnya. Selama tiga jam saya ditanya dengan berbagai
pertanyaan yang
diajukan masing-masing dua hingga tiga kali, seperti
misalnya: sudah
berapa kali mengunjungi Filipina [sekali], mengapa
memilih Filipina untuk
berlibur [what's wrong with Phillippine? ], mengapa
mampir ke KL dulu
sebelum ke Manila [ask the airline], mengapa mesti
check out tanggal 31
Desember [o, please], apakah ada orang Filipina yang
saya kenal [Sure,
Arroyo the Presiden], mengapa saya menyimpan sobekan
karcis bioskop [come
on]?. Pria Amerika yang bernama Orlando Valasquez itu
juga membongkar isi
handphone, isi dompet, memfoto copy semua dokumen
seperti KTP, SIM,
Passport, tiket pesawat, kartu kredit, termasuk juga
membongkar buku
catatan dan mengambil kartu nama. Dia juga melakukan
telepon ke hotel
dimana saya tinggali, juga ke kantor di mana saya
bekerja di Jakarta .

Setelah lebih dari 3 jam itu, saya kemudian dilepas.
Tanpa ada surat
penggeledahan, tanpa ada pendampingan dari pihak mana
pun. Saya mengira
urusan sudah selesai ketika sebelum saya pergi, orang
Amerika yang bernama
Orlando Valasques itu sempat berujar santai: "Enjoy
Kuala Lumpur". Saya
balas dengan ucapan: "Happy new year!" Bahkan, dia
meyakinkan saya bahwa
'kasus' yang saya alami tak berhubungan dengan pihak
imigrasi manapun.
Tapi ternyata dia bohong.

Minggu, 31 Desember, sesuai jadual, saya berencana
keluar dari Phillippine
untuk terbang ke KL, melalui Clark Airport .

Orang Amerika bernama Orlando Valasques telah meminta
petugas imigrasi
Phillipine untuk kembali melakkan introgasi terhadap
saya serta meminta
film-film [baru/used] dan memory card dari camera
digital saya. Bahkan
carrier yang sudah masuk perut pesawat diturunkan
kembali. Pada kesempatan
itu, carrier maupun daypack saya tidak diperiksa.
Tentu saja karena sudah
melalui tahap scanning.

Seorang petugas dari NBI yang ikut melakukan
introgasi, mengatakan bahwa 
keberadaan saya di Filipina, berhubungan dengan
jaringan Jamaah Islamiah.
Sadisnya lagi, saya dituduh membawa bom. Tentu saja
saya kaget dan sempat
berang pada petugas itu. Saya sempat
katakan pada officer itu bahwa Orang kedutaan telah
bohong dan saya
takpercaya pada orang itu dan pada siapa pun juga.

Saya minta pemeriksaan dipercepat karena saya tak mau
ketinggalan pesawat.
Ketika saya mulai percaya bahwa saya benar-benar
sedang menghadapi masalah
besar dan minta ada pendampingan dari KBRI, tepat
ketika jadual pesawat
tinggal landas lewat beberapa menit, Orang Amerika
bernama Orlando
Valasques menelpon orang imigrasi dan saya dinyatakan
bebas. Sangat tidak
masuk akal. Saya dinyatakan boleh pergi setelah
pesawat yang satu-satunya
terbang ke KL hari itu telah take off!

Tak ada satu pun pihak yang bertanggung jawab
bagaimana saya bisa membeli
tiket pulang karena tiket yang saya beli sudah hangus
tak terpakai. Tak
ada satu pihak pun yang dapat menjelaskan kenapa saya
tidak diperkenankan
naik pesawat yang sudah saya pesan. Tak ada satu pihak
pun yang dapat
menjelaskan kenapa saya dituduh berkaitan dengan
kegiatan JI. Tak ada satu
pihak pun yang dapat menjelaskan kenapa saya dituduh
membawa bom.

Saya sama sekali tidak anti Amerika. Jika kemudian
surat ini menjadi surat
terbuka, supaya banyak pihak tahu bahwa atas nama
ketakutan yang
berlebihan, sebuah institusi super besar seperti
Kedutaan Amerika merasa
bebas melakukan pelecehan terhadap warga sipil. Atas
nama ambisi pribadi
untuk mendapat reward dari pemerintahnya, officer
kedutaan bernama bernama
Orlando Valasquez telah mengacaukan dan bahkan
menyeret saya dalam masalah
yang bias sangat membahayakan keselamatan saya.
Bagaimana mungkin dengan
tanpa
penemuan apapun yang mencurigakan ybs bisa membuat
asumsi bahwa saya
memiliki hubungan dengan Jemaah Islamiyah dan bahkan
membawa barang
terlarang?

Kamis, 4 Januari 2007, dua orang dari Kedutaan Amerika
di Jakarta
berkunjung ke kantor saya. Berencana kembali melakukan
introgasi tapi saya
tak mau meladeni. Salah seorang dari mereka
mengatasnamakan pribadi
meminta maaf yang tentu saja tak berarti apa-apa
dibandingkan dengan
kemalangan yang saya derita. Saya telah berkorban
tenaga, waktu, pikiran,
biaya. Saya juga kehilangan kesempatan merayakan
pergantian tahun baru
bersama kawan-kawan yang sudah kami rencanakan
jauh-jauh hari. Bahkan yang
terburuk adalah, saya telah menjadi trauma jika
melihat orang dengan
seragam aparat.

Apa anehnya, seorang turis di kawasan turis, di musim
liburan, menenteng
kamera, membuat foto-foto, yang kebetulan saja
dilakukan di depan sebuah
gedung bernama Kedutaan Amerika? Apa karena saya
berasal dari Indonesia
dan beragama Islam? Apakah ada hukum yang mengatur dan
hukumannya apa?
Bolehkan seorang sivil melakukan penggeledahan dan
introgasi kepada sivil
lain atas alasan apa pun? Apakah tindakan yang
dilakukan oleh kedutaan
Amerika di Manila sudah sesuai prosedur?

*Usep Suhud Natapura* 

 





 
____________________________________________________________________________________
The fish are biting. 
Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php

Sukseskan Pulang Basamo Urang Awak se dunia, Juni 2008.
-----------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
--------------------------------------------------------------
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Membaca dan Posting email lewat web, bisa melalui mirror mailing list di:
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan mendaftarkan juga email anda disini dan kedua mirror diatas.
============================================================

Kirim email ke