Assalamu'alaikum wr. wb.

Langsung sajo...

Kalau mau jujur, sebenarnya urusan pariwisata di tingkat provinsi seperti 
Sumbar ini, harusnya ditangani langsung oleh orang nomor satu, alias 
gubernur/BA1, tidak bisa lagi diserahkan ke dinas.

Kita ambil contoh saja, urusan kereta api wisata. Rasa-rasanya jika tidaklah 
BA1 itu turun tangan langsung, indak ka bajalan rencana mulia untuk 
menghidupkan kereta wisata itu.

Contoh kedua, misalnya usulan ambo tentang gerakan wisata:
- indak ka mungkin menggerakkan anak-anak sekolah, atau minimal mencantumkan 
slogan  ke kaos mereka atau atribut lainnya, dilakukan oleh dinas pariwisata, 
karena itu terkait instansi lain, depdiknas.
- atau keharusan menggunakan emblem/pin slogan wisata bagi pejabat-pejabat 
pemerintah. gak mungkinlah perintahnya dari kepala dinas, harus dari BA1

Atau contoh lain, seperti keinginan Da Ephi, agar di Bandara Minangkabau ada 
hotspot gratis seperti di Bandara Husein Sastranegara. akan mudah urusannya 
jika BA1 langsung yang minta ke operator telekomunikasi. Hotspot gratis itu 
harusnya fasilitas standarlah untuk bandara internasional.

Kalau kita ibaratkan sebagai perusahaan, urusan pariwisata itu harus 
dikoordinir langsung oleh direkturnya, yaitu BA1. Sementara urusan pemasaran 
baru ditangani oleh dinas pariwisata. Dinas Pariwisata lah yang ditugaskan 
membuat target, melakukan manajemen brand, dan melakukan perencanaan 
pemasaran pariwisata lainnya.

Untuk urusan produksinya, ya semua pihak di Sumbar, mulai dari pengrajin, 
office boy, petugas-petugas di front office, organisasi wisata,  masyarakat 
adalah bagian dari produksi.

Beruntunglah saat ini kita punya Da Nof, yang punya hubungan langsung dan 
khusus ke BA1. Kalau diibaratkan zaman Gus Dur, Da Nof itu adalah "pembisik 
kelas wahid".

Peran pembisik ini bahkan bisa lebih berpengaruh dari lembaga-lembaga 
formal/sruktural lainnya.  Selain itu, Da Nof juga punya hubungan langsung ke 
para kepala dinas, termasuk kepala dinas pariwisata.

Berdasarkan inilah, menurut ambo, koordinasi soal pariwisata ini sebaiknya 
langsung ke BA1. Kita mulai melalui pembisik dan kemudian jika telah terlihat 
wujudnya MAPPAS, tentunya langsung sebagai badan independen.

Selain itu, alangkah baiknya jika ada lembaga khusus yang menangani pariwisata 
ini seperti negara lain dengan Tourism Boardnya. Ambo indak tahu bentuknya 
seperti apa, tapi dalam bayangan ambo, lembaga itu Ketua Umumnya BA1 dan 
Ketua Hariannya BA2.

Lembaga itulah nanti yang akan menghimpun semua stakeholder pariwisata di 
Minang, seperti pemerintah, organisasi pariwisata, tokoh masyarakat, termasuk 
MAPPAS. Dengan lembaga ini kita berharap koordinasi pariwisata di ranah dapat 
terorganisir dengan baik.

Tentu saja ada konsekuensinya; setiap event terkait wisata, mau tidak mau 
gubernur harus hadir atau setidaknya wakil gubernur. Sehingga jajaran di 
bawahnya benar-benar serius menyiapkan event pariwisata.

Demikianlah unek-unek ambo, mohon maaf sebelumnya.

wassalam
erwin zachri



Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, Juni 2008.
-----------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >500KB.
2. Email dengan attachment, tidak dianjurkan.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
--------------------------------------------------------------
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Membaca dan Posting email lewat web, bisa melalui mirror mailing list di:
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan mendaftarkan juga email anda disini dan kedua mirror diatas.
============================================================

Kirim email ke