Hmmmm... Saya ingin mencoba melihat dari sudut pandang yang agak berbeda...
   
  Menurut saya, kunci tercapainya apa yang kita inginkan untuk pariwisata ini 
adalah PLANNING, INFRASTRUKTUR, MARKETING, dan FEED BACK.
   
  1. Saya melihat website West-Sumatra.com bisa & sudah bertindak sebagai 
fasilitator dalam hal mengkomunikasikan potensi pariwisata yang kita miliki. 
Dalam hal ini poin MARKETING sudah terakomodasi.
   
  2. Milis Rantaunet sepertinya bisa & sudah bertindak sebagai fasilitator 
dalam hal menampung IDE, SARAN, dan PERTIMBANGAN yang brilian dari masyarakat 
luas, sehingga PLANNING bisa di rumuskan dengan jauh lebih baik.
   
  Sekarang tinggal mengkomunikasikan ide2, saran2 & pertimbangan2 yang brilian 
tersebut kepada pihak regulator, yang mempunyai power untuk menyiapkan 
INFRASTRUKTUR-nya. Dan setelah berjalan, memberikan FEED BACK kepada regulator 
untuk perbaikan2 yang diperlukan.
   
  Pertanyaannya adalah, SIAPA yang akan DIDENGAR dan DIPERCAYA oleh regulator 
untuk memberi masukan dan juga sebagai MITRA dalam merealisasikannya, dan akan 
di dengan FEED BACK nya ?. Kalau kita lihat kenyataan saat ini, Alhamdulillah, 
(kebetulan) ORANG-ORANG dari MPKAS yang "gilo baso" sangat mendapatkan 
kepercayaan dari BA-1 untuk itu.
   
  Dari pengamatan saya, walau nama besar perusahaan sangat membantu, pemilihan 
vendor cendrung karena siapa yang ada disana. Kalau orang sales keluar, 
seringkali customer juga akan ikut terbawa juga. Jadi saya berasumsi kalau BA-1 
rasanya juga tidak begitu peduli dengan nama organisasinya. Apalagi beliau 
harus berhubungan dengan sedemikian banyaknya organisasi2 lain di segala bidang.
   
  Karena sepertinya orang2 yang akan duduk di MAPPAS sebagian besar juga adalah 
orang MPKAS, to make and keep it simple, saya kok sempat berpikiran kalau nama 
MPKAS namanya dimodifikasi saja jadi MPKPS (Masyarakat Peduli Kereta Api dan 
Pariwisata Sumbar), atau MPPKS = Masyarakat Peduli Pariwisata & Kereta Api 
Sumbar).
   
  Walaupun namo ko penting, ado juo nan mangatokan "what is a name" kato urang 
subarang. Sakali aia gadang, sakali tapian barubah.
   
  Nan paliang utamo bagi kito basamo adolah ide, saran, pertimbangan dan 
program yang brilian dari masyarakat luas diakomodasi oleh regulator untuk 
"DILAKSANAKAN" untuk kepentingan masyarakat Sumbar seluas-luasnya.
   
  Talabiah takurang, ambo mohon ampun & mohon maaf...
   
  Defnil - 41 th, Balikpapan.
  

Ronal Chandra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Assalamu'alaikum Wr..Wb

Pagi yang cerah, secerah diskusi dimilis ini :-)

Saya bingung apa sih letak masalahnya sampai harus ribut ribut ?

1. Anggota MAPPAS = Anggota MPKAS ? 

Saya lihat ini belum tentu, wong organisasi belum terbentuk, susunan 
kepengurusan belum juga terbentuk, calon yang diajukan juga belum menyatakan 
kesediaannya untuk memimpin organisasi ini. Aneh kenapa Ribut Ribut...

2. Mappas = Mpkas

Saya tidak melihat kesamaan kalou sub sistemnya memiliki kesamaan saya pikir 
itu normal disanalah letak patnership bisa dilakukan.

3. Saya teringat waktu ngunjungi pak harun zein, saya bertanya kenapa Gebu 
Minang gak berjalan ? beliau mengatakan bahwa Gebu Minang tidak mendapatkan 
dukungan dari Masyarakat hal ini dikarenakan bahwa masyakarat Minang memiliki 
banyak sekali organisasi.

Sepintas apa yang dikatakan ada benarnya tapi ternyata teori modern berubah, 
tidak ada satupun manusia maupun organisasi yang sanggup berjalan sendiri atau 
mengerjakan hal yang besar sendirian.

Kembali kemasalah MPKAS dan MAPPAS ? kalou mau jujur kenapa kita tidak bersatu 
dalam wadah Gebu Minang ? toh semua program - program itu ada pada Gebu Minang 
dan toh orang - orang itu semuanya anggota Gebu Minang ? 

Kemudian, IKM - IKM kenapa tidak bersatu dalam wadah Gebu Minang ? yang jelas 
dari sekala sudah nasional, dukungan pemerintah apa lagi, koneksi pejabat 
jangan ditanya apa lagi yang kurang ?

Nah kembali kita keteori organisasi modern tida ada satupun manusia maupun 
organisasi yang sanggup berdiri sendiri dan manangani masalah besar. Sumbar itu 
skup nya daerah yang luas daratannya berkali2 dari luas singapore, begitu juga 
masalah sangat banyak dan kompleks. 

Tidak mungkin Gebu Minang sanggup menyelesaikan masalah sumbar sendirian untuk 
itu lah lahir banyak sekali organisasi organisasi lainnya seperti MPKAS dan 
beribu organisasi lainnya.

Semakin banyak orang yang peduli akan sumatra barat akan semakin besar peluang 
daerah ini keluar dari masalah dan maju, semakin banyak organisasi yang ikut 
hadir dalam dinamika ini akan semakin baik. 

Sejak awal berdirinya MPKAS ini membatasi dirinya untuk menjaga asset asset 
kereta api yang hampir hancur karena tidak terawat, sebagai seorang yang 
visioner Pak Saaf melihat dengan pendekatan pariwisata mungkin bisa digunakan 
asset asset ini itu lah kenapa dulu hadir teman teman dikantor komnas ham 
karena selama batasannya disana semua bisa dikerjakan.

Saya ingat diskusi MPKAS Ini diawal mulanya, semua mengatakan kalou MPKAS akan 
berpikir membangun Mass Rapid Transportation, saya yakin gak ada yang mau 
datang ke kantor komnas HAM karena kompleksitasnya tinggi (bisa dibaca arsip2 
lamo bisa dilihat alasan2nyo).

Sekarang MPKAS sudah berjalan tentu pendekatan pariwisata yang harus lebih 
dikerjakan dan fokus.

Atau ada pikirin bahwa MPKAS akan mengerjakan sektor pariwisata juga ? coba deh 
telaah dan pelajari sektor ini kemudian lihat kebelakang awal mulai 
didirikannya MPKAS  sehingga kita tau dasar dirikan MPKAS dan kira kira kemana 
visi dan misinya akan dibawa.

Pariwisata itu Industri dan Kereta Api itu Sub sistem dari Transportation ? 
MPKAS visi dan misinya "Kereta Api" sesuai dengan namanya (Masyarakat Pencinta 
Kereta Api Sumatra) kemudian mempunyai sub sistem pariwisata, nah kalou Sub 
Sistem lebih dikelola dengan porsi yang lebih besar tentu akan hilang Keretanya.

Regards
Ronal Chandra



hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
  Ass Wr Wb dunsanak Kurnia
   
  Tasunggiang pulo sanyum uni dek mancaliak sanak Kurnia alah senyum... gitu 
dong.
  Anu... sacaro matematika MPKAS tantu wilayahno labiah ketek dari MAPPAS nak. 
  Kasalahan rang milis gon manuruik uni karano indak musyawarah dulu untuak 
manantukan sia nan jadi ketua, sia nan jadi sekjen... yo kan ? 
   
  Uni alah usulkan ka pak saaf lewas SMS supayo pak Saaf tanggakan dulu jabatan 
Ketua nan di hampokkan ka Baliau tanpa sapangatahuan baliau, dan tanpa 
musyawarah nan manjadi ciri khas urang Minang.  Wakatu rapek bisuak .. baru 
dipiliah sia Ketua , sia Sekjen. Jawek pak Saaf ... " bialah di bahas di rapek 
nanti, jan manimbuakan polemik dulu".. tapi babarapo kali pak saaf maagiahkan 
jabatan katua gon ka pak Khaidir. 
  Aratino pak saaf mambuka diri untuak indak dipiliah jadi Katua.
  Kalau sanak Kurnia protes jo bangih-bangih... lari urang... takkuuuuttttt. 
(ganteng-ganteng tapi pambangih he he he)
   
  Udahan dulu ya, lagi kerja nih
   
  Wass
   
  Hanifah Damanhuri

Kurnia Chalik <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
    Wa'alaikum Salam Uni Ambo Hanifa Daman..,
   
  Yang ambo heran...ba a kok harus dibuek organisasi baru (MAPPAS)..sadangkan 
urangnyo itu2 juo,Pak Saf juo,urang MPKAS juo,
  Kalau memang ingin berpartisipasi dalam Pariwisata Sumbar ya ikuiklah jadi 
anggota MPKAS,MPKAS cabang Amerika kek,MPKAS cabang Melbourne kek,MPKAS cabang 
Sidney kek,MPKAS cabang Paris kek atau..... menjadi kakek-kakek.. bana 
kek..he...he...he...kan salasai tu masalahnyo...
   
  Tapi iko kan indak..., ingin dibuek organisasi baru...sadonyo ingin jadi 
Komandan (Apo garan istilah Kanda Bandaro Labiah ...ingin ka ba ayam gadang 
surang-surang)...ba a kok indak namuah menjadi anak buah MPKAS....indak namuah 
jadi anak buah Pak Chaidir Latief  (80 tahun labiah umur beliau) nan sangat 
ambo banggakan semangat beliau ko...dangalah bilo baliau ko pidato...iyobana 
semangat 45........kalah awak nan mudo2 ko...President Soekarno ciek se saingan 
Pak Chaidir ko nyo.....
   
  Kenapa tidak mau menjadi anak buah Pak 
Chaidir???????????????????????????????????????????????
  Silahkan bergerak dan aktif berpartisipasi di bawah bendera MPKAS...kan alah 
salasai tu masalahnyo...???????????
   
  Tapi kalau indak namuah jadi anak buah MPKAS...dan jadi Anak Buah Pak 
Chaidir...indak ba a juo do.....sudahlah buek selah organisasi baru 
surang...indak usah urang MPKAS dibaok2......
   
  Itu bana Ni Hanifah nan mambuek ambo agak emosi....saketeknyo 
....he...he...he...
   
  Wassalam,
  Kurnia Chalik
  Ketua II MPKAS (Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatera Barat)

         
---------------------------------
Looking for earth-friendly autos? 
 Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center.  
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, Juni 2008.
-----------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email dengan attachment, tidak dianjurkan.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >500KB.
2. Email dikirim untuk banyak penerima.
--------------------------------------------------------------
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Membaca dan Posting email lewat web, bisa melalui mirror mailing list di:
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan mendaftarkan juga email anda disini dan kedua mirror diatas.
============================================================

Kirim email ke