Waalaikumsalam

Kawan ambo UBGB ko tampaknyo makin mandalam perhatian dan kecintaannyo
bakeh nagari kito..

kok diambo baiko kawan..apopun norma apokah itu norma agamo atau norma
adat dan budaya tujuannya adolah untuak menata kehidupan manusia agar
senantiasa damai, rukun, sentosa dan sejahtera. Bahagia hidup didunia
dan Insya Alloh sanang pulo di akhirat.

lalu apakah jalan untuk menuju tujuan yang mulia tersebut ? jalannya
adolah menerapkan norma agamo, adat maupun budaya itu tadi. nah
repotnya jalannya itu ternyata banyak cabang alias multi tafsir.
meskipun banyak cabang sesungguhnya tujuannya itu2 juga alias sama.
ibarat sungai yang memiliki banyak anak namun muaranya tetap ke laut juga.

lalu yang salah pada kita saat ini apa ? kesalahan kita adalah
meributkan, bacakak awak samo awak mampadebatkan jalan itu tadi. yang
ini mangatakan pendapat dia yang betul yang itu juga menyatakan
pilihan dia yang benar. akhirnya semua energi terkuras dalam
memperdebatkan jalan mana yang akan ditempuh. pada akhirnya tujuan
hidup yaitu aman, damai,rukun, sentosa dan makmur terlupakan karena
kita sudah bacakak manantukan jalan kaditampuah..

fenomena seperti tidak hanya terjadi di Sumbar saja melainkan
menyeluruh termasuk ke bidang agama maupun politik. Tak heran sekarang
banyak aliran agama yang muncul diikuti oleh perdebatan bahkan
disertai konflik fisik sehingga tujuan diturunkan agama kemuka bumi
sebagai "rahmatan lil alamin" tidak tercapai alias dilupakanÂ…..begitu
pula didunia politik mulai dari internasional, nasional, lokal hingga
organisasi kecil ber genre kesukuan ikut larut dalam perikaian
memperdebatkan jalan tersebut..

demikian kawan, selamat berkarya 


Ben


--- In [EMAIL PROTECTED], "mantari_sutan" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Assalamualaikum,
> 
> Mamak saya mengatakan, "itu bana nan indak buliah disabuik".  
> Pernyataan ini terlontar ketika kami para keponakannya menanyakan 
> soal sistem waris di minangkabau.  Kata Mamak juga, di zaman dulu 
> (sebelum tahun 50-an) lelaki jarang bekerja di tanah isterinya.  
> Siang, ia lebih banyak berada di sawah ladang Ibu atau saudara 
> perempuan mereka.  Bahkan ketika sakit, mereka lebih suka dirawat 
> saudara perempuan atau keponakannya dibanding isteri atau anaknya.
> 
> Itulah minangkabau.  Sebuah kawasan yang memang sedikit berbeda.  
> Konon katanya, adalah etnis terbesar yang menerapkan sistem 
> matrilineal.  Sangat berbeda dengan sistem keturunan agama-agama 
> utama dunia.  Terutama islam, agama yang dianut oleh orang 
> minangkabau.  Ketika dituntut menjalankan islam sesuai syariatnya, 
> orang minangkabau berusaha menjalankan dengan sepenuh hati. 
> Minangkabau punya ABS-SBK.  Tapi ketika dihadapkan pada situasi 
> sistem waris dan garis keturunan, terdapat kecenderungan untuk meng-
> ingkarinya.  Diignore caro kami e..
> 
> Selama ini bukan berarti tidak ada upaya untuk menarik masalah ini.  
> Banyak nama yang bisa disebut untuk itu.  Dalam memoar pribadinya, 
> Bung Hatta pernah mengatakan, walaupun orang tua beliau berpisah.  
> Ketika kecil, beliau masih sering dibawa ke rumah bako di Batu 
> Hampar.  Walaupun minangkabau mengantut sistem matrilineal, keluarga 
> ayahnya menerapkan pula aturan islam.  Maklum mereka adalah 
> keturunan ulama besar.  Didikan tanah arab pula.  Buya Hamka malah 
> lebih berani berpendapat soal sistem waris.  Tapi, Buya Hamka 
> sendiri ternyata tidak cukup.
> 
> Kondisi sekarang juga tak berubah.  Maraknya lembaga dakwah kampus 
> di era 1990-an, tentu telah menghasilkan jumlah orang muda islam 
> puritan.  Kalau boleh menyebut nama, PKS adalah salah satu 
> contohnya.  Sebuah organisasi dengan militansi yang cukup tinggi. 
> Atau anak muda non aktivis tapi punya latar belakang syariat islam 
> yang tinggi.  Untuk tataran kelompok mereka, mungkin mereka mampu 
> menerapkan syariat islam tersebut.  Namun ketika dibawa ke ranah 
> minang. Jangankan mampu merubah, ajakannya saja jarang kita dengar.
> 
> Apakah ada resistensi tinggi untuk hal waris dan garis keturunan 
> ini? Atau, benarkah ketika di mato alah dipiciangkan, dan ketika di 
> paruik alah dikampihan.  Ataukah selama ini sudah muncul sebuah 
> kelompok baru islam di minangkabau.  Sebentuk kompromi yang 
> menghasilkan identitas baru: sebagai ISLAM MINANGKABAU.  Entahlah.  
> Saya tidak ada kapasitas untuk menjawab itu.
> 
> 
> Waalaikumsalam
> 
> UBGB (Mantari Sutan)
> 
> 
> 
>


Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, Juni 2008.
-----------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email dengan attachment tidak dianjurkan, sebaiknya melalui jalur pribadi.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >500KB.
2. Email dikirim untuk banyak penerima.
--------------------------------------------------------------
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-config
* Membaca dan Posting email lewat web, bisa melalui mirror mailing list di:
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan mendaftarkan juga email anda disini dan kedua mirror diatas.
============================================================

Kirim email ke