Januari 1989.

Di sebuah tempat mengaji.  Surau tabek kaciak.  Pasukuan melayu.  
Kaum bako saya.  Ongah Ahan, sang guru mengaji dengan beberapa murid 
laki-laki.

Murid 1 (M1): Ngah, kenapa Abu Thalib?
Ongah Ahan (O): Kenapa apa maksudnya?

M1: Kenapa beliau harus masuk neraka.  Padahal beliau telah 
menyelamatkan Rasulullah.  Sumbangannya terhadap islam melebihi 
siapa pun.  Kenapa masih tetap masuk neraka?

O: Karena ia tidak mau bersyahadat.  Artinya ia tetap menjalani 
kehidupan Kafir.

M2: Begitu ya Ngah.  Tapi kalau saya jadi Tuhan.  Abu Thalib saya 
suruh duluan masuk sorga.  Abu Sofyan dan Umar bin Khatab jauh di 
belakang beliau.  Bisa jadi berbarengan dengan Thomas Edison.

M3, M4, M5: Hah! Kamu jadi Tuhan.  Berandai pun kamu tak boleh.  
Ketahuan nih belajar sifat 20nya gak becus.  Betul gak Ngah?

M1: Tidak Ngah.  Saya setuju dengan M2.  Abu Thalib jauh lebih 
pahlawan.  Berkorban lebih banyak.

O: Entahlah muridku.  Memang kita tidak boleh berandai jadi Tuhan.  
Nanti kalian seperti Firaun.  Seenaknya membunuh orang hanya karena 
berbeda dengan standar kalian.

M1: Tapi kenapa Abu Thalib tetap kafir.  Mungkinkah beliau kafir 
karena mengharapkan perhatian nabi.  Maklumlah Ngah, beliau sudah 
tua.  Sementara keponakan kesayangan sibuk di tempat lain.  Mengajak 
orang lain ke Jalan yang Benar.  Tapi pamannya sendiri dilupakan.

O: tidak begitu.  Nabi menyerukan ajaran ini terlebih dahulu kepada 
handai Tolannya.  Dan Abu Thalib pun sudah berkomitmen untuk membela 
nabi dalam misi dakwahnya.

M2: Lalu kenapa Abu Thalib tetap kafir?  Tak mau bersyahadat

M3: Ia gengsi.  Lalu segan ama nenek moyang.

O: Betul.  Karena ia gengsi dan malu saja sama nenek moyang.  Tapi 
kalau yang sebenarnya, karena ia tidak mendapat berkah dan hidayah 
untuk menjadi islam.  Makanya kita harus bersyukur diberikan hidayah 
menjadi islam dari lahir.

M1: Kenapa Abu Thalib tidak diberikan hidayah Ngah?  Kenapa Tuhan 
kita pilih kasih.  Kenapa tidak Buyuang Taluang saja yang tidak 
diberikan hidayah.  Dia kan suka mencuri padi orang kampung.  
Menghamili gadis kampung sebelah.  Hanya karena sudah bersyahadat, 
Buyuang tetap masuk sorga kelak.

O: Itu Rahasia Tuhan.  Bisa jadi karena ingin memberikan contoh buat 
kita semua.  Bahwa Tauhid itu penting.  Dalam islam adalah segalanya.

M1: Lalu kenapa Abu Thalib yang dijadikan contoh?  Dia orang baik.  
Sepanjang hidupnya berlaku baik. Atau jangan-jangan, sorga dan 
neraka itu sama Ngah? Tidak ada yang lebih baik.  Sebuah konsep 
paralel.

O: Hmmm.. Kenapa kamu berpikiran begitu?

M1: Abu Thalib selama hidupnya berbuat baik.  Tapi masuk neraka juga.
Buyuang Taluang jahat terus hidupnya sampai ia kecelakaan motor, 
tapi tetap masuk sorga.  Berarti sorga dan neraka itu sama saja kan 
Ngah?  Terserah Tuhan mau menempatkan kita dimana.  Ikhlas saja 
menjalani.

O:  laloklah kito lai.  bisuak pagi kalian ka pai sikola bagai.


UBGB









Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, Juni 2008.
-----------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email dengan attachment tidak dianjurkan, sebaiknya melalui jalur pribadi.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >500KB.
2. Email dikirim untuk banyak penerima.
--------------------------------------------------------------
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-config
* Membaca dan Posting email lewat web, bisa melalui mirror mailing list di:
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan mendaftarkan juga email anda disini dan kedua mirror diatas.
============================================================

Kirim email ke