Wawancara Imajiner dengan Pilot F16 Israel Oleh Achmad Subechi - 29 Desember 2008 - Dibaca 433 Kali -
SEBANYAK 300 warga Gaza, mati sia-sia. Serangan udara Israel tak juga berhenti. Edannya lagi, 6,500 pasukan cadangan, disiapkan untuk melakukan serangan darat. Universita Islam Gaza, hancur dihantam bom. Apa yang kau cari Israel? SERANGAN mematikan di Gaza, dimulai sejak Sabtu (27/12) pagi. Israel geram, karena ada roket yang ditembakan dari Gaza. Rangkaian serangan itu muncul kurang dari sepekan setelah perjanjian gencatan Hamas dan Israel selama enam bulan berakhir. Belum selesai tangis warga Gaza, kini Israel menyiapkan ribuan pasukan. Mereka akan melakukan serangan dari jalur darat. Jika skenario serangan itu dijalankan, entah berapa ribu manusia yang akan menjadi korbannya. Ketika kali pertama melihat foto di AFP, gedung-gedung di Gaza hancur luluh lantak, hati saya miris. Saya amati sisa-sisa puing reruntuhan akibat bom. Mayat-mayat bergelatakan di sana-sini. Hujan tangis, meledak dan tak bisa dibendung lagi. Sebanyak 300 nyawa melayang sisa-sia, setelah bom-bom yang diluncurkan dari pesawat F16, menghantam titik sasaran. Saya merenung sejenak. Gedung itu dibangun oleh manusia dengan menggunakan kekuatan akal. Untuk membangun sebuah gedung dan pesawat F16, butuh proses yang panjang. Sang pembuat, sama-sama harus sekolah dari nol hingga bergelar sarjana. Ilmu itu lalu dipraktekan supaya bermanfaat untuk manusia. Sebuah bangunan dirancang, dihitung dan didesain sedemikian rupa setelah melalui proses olah pikir manusia yang panjang. Begitu juga pesawat F16. Bedanya, kalau gedung dipakai untuk tempat berteduh manusia, sedangkan F16 sengaja dirancang untuk merusak. Nah kini ketika gedung itu sudah jadi dan banyak manusia yang berlindung dan mengandalkan hidup, pesawat perusak itu tiba-tiba datang. Ia memporakporandakan karya manusia. Dalam hitungan detik pesawat-pesawat itu menghancurkan kekuatan akal yang telah terwujudkan menjadi gedung, Bagaimana perasaan sang pilot F-16? Berikut wawancara imajiner saya dengan salah seorang pilot F16 Israel yang telah mencabut nyawa 300 manusia. Perasaan anda setelah melakukan pemboman? Sedih sedih Saya merasa berdosa dan peristiwa itu tak bisa saya lupakan Kenapa anda sedih? Sebenarnya saya sudah mengetahui kalau korbannya akan sebanyak itu. Tapi, saya hanyalah prajurit yang menjalankan perintah atasan. Saya tak bisa melawan perintah. Andai saja dari sekian ratus korban tewas itu ada famili anda? sang pilot terdiam ) Saya geram geram dan marah. Perasaan saya sama dengan apa yang diderita para keluarga korban. Berapa ton bom yang disiapkan militer Israel untuk menghajar Gaza? Kalau yang saya dengar, pihak militer kami telah menyiapkan 110 bom. Oh.. begitu banyak ya. Kalau ditotal berapa ton? Ya hampir sekitar 50 ton beratnya. Gile bener Targetnya ada berapa titik sasaran? Komandan kami menginstruksikan menyerang lebih dari 50 titik sasaran. Setelah itu skenario serangan lanjutan sedang disiapkan. Saya tidak tahu persis serangan berikutnya apakah akan menggunakan kekuatan udara atau tidak. Kabar yang kami dengar, ada ribuan pasukan darat yang akan bergerak. Kembali ke persoalan kejiwaan. Semua dunia mengecam serangan itu. Bagaimana perasaan para pilot lainnya? Kami tidak mau berkomentar banyak. Yang jelas kawan-kawan tertunduk Ada beban moral yang tak bisa kami tanggung sesaat. Kami nyaris gila dan gila. Ini serangan yang benar-benar di luar akal sehat kami. Sekali lagi, kami adalah prajurit dan tak bisa menolak perintah. Saat pesawat berangkat untuk melakukan serangan apa ada kecemasan di dalam jiwa anda? Perasaan cemas dan takut ada.. Lagi-lagi ini perintah. Apakah anda siap mental kalau disuruh melakukan serangan kembali? Kami semua sekarang sedang di karantina, agar kami tidak shock. Mungkin regu lainnya juga mengalami goncangan jiwa yang sama. (Wawancara diakhiri karena sang pilot tak lagi bisa berbicara banyak. Kedua tangannya terlihat memegangi kepala) DI TEMPAT terpisah saya berhasil melakukan wawancara dengan pemimpin agresi Perdana Menteri Israel Ehud Olmert. Berikut wawancara imajiner saya dengan Ehud, pasca pemboman. Seluruh pemimpin dunia mengutuk Israel. Komentar anda? Kami tahu bahwa tindakan kami ini tidak terpuji. Kami tahu semua dunia mengutuk Israel. Tapi you harus tahu, kami ingin menciptakan rasa aman. Aman buat rakyat kami. Apa tidak ada cara laIn untuk menciptakan rasa aman? Apa ngebom itu cara yang paling efektif dan efisien? Apa yang kami lakukan adalah di luar batas kesabaran kami, masyarakat Israel. Karena itu tank-tank kami sekarang sedang bergerak ke perbatasan untuk melakukan antisipasi atas serangan balasan dari Hamas. Bukankah langkah pengiriman pasukan yang jumlahnya ribuan orang itu justru akan memperkeruh suasana dan menimbulkan korban jiwa? Kami tahu. Ini adalah resiko dari sebuah peperangan yang tidak ada akhirnya. Apalagi kabinet telah menyetujui rencana memobilisasi pasukan cadangan, termasuk unit combats dan garda depan. Sebenarnya apa sih yang hendak anda capai dibalik serangan yang brutal itu? Musuh kami adalah Hamas. Organisasi itu harus tiarap. Dia tak boleh besar, karena selama ini telah menganggu ketenangan warga Israel. Untuk itu semua titik-titik atau pusat pergerakan mereka kami intai. Apa anda tak menyesal dengan banyaknya korban jiwa? Bagi kami tidak ada istilah menyesal. Peperangan akan menimbulkan korban. Itu konsekuensinya. Lalu dimana empati anda ditaruh? Siapa bilang kami punya empati? Kami adalah kami bangsa yang selalu antisipasi terhadap serangan dari luar. Bangsa kami tak boleh diganggu. Untuk itu kami akan marah dan tidak akan tinggal diam jika mereka menyentuh kami. Lho anda itu manusia atau Kok enggak memiliki empati? Kami ya manusia. Siapa bilang kami binatang atau tumbuh-tumbuhan. Lha kalau manusia kenapa perilaku anda seperti itu? Anda tidak tahu persoalan yang sedang terjadi antara kami dengan Hamas. Cukup ! (Mata Ehud terlihat melotot) Anda mendengar aspirasi dari seluruh dunia yang mengecam bangsa anda? Kami mendengar dan kami tahu. Biarkan mereka mengkritrik kami, mencibir kami dan ah (wawancara dihentikan karena Ehud hendak memimpin rapat, menyusun skenario penyerangan baru) ------------------------------------ Moderator tdk bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas asli pengirim berita. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:pelaut-dig...@yahoogroups.com mailto:pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/