okey, bagus juga u/ di hayati....  selamat menghayal..

--- Pada Jum, 25/2/11, aan sulisdiantoro <arkan_...@yahoo.com> menulis:

Dari: aan sulisdiantoro <arkan_...@yahoo.com>
Judul: Re: Bls: [pelaut] good!!!!
Kepada: pelaut@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 25 Februari, 2011, 4:18 PM







 



  


    
      
      
      



________________________________

From: Irfansyah Fitriyanto <irfansya...@yahoo.com>

To: pelaut@yahoogroups.com

Sent: Fri, February 25, 2011 3:43:05 PM

Subject: Bls: [pelaut] good!!!!



menyentuh banget bro cerita nya... 



--- Pada Jum, 25/2/11, yudi kurniawan <yudi_...@yahoo.co.id> menulis:



Dari: yudi kurniawan <yudi_...@yahoo.co.id>

Judul: [pelaut] good!!!!

Kepada: pelaut@yahoogroups.com

Tanggal: Jumat, 25 Februari, 2011, 12:12 AM



Sangat baguslah ilustrasai pohon apel tsb... i like it! &merasa terharu & dan 

sangat menyentuh.....thx bro.... ada lg lainnya



--- Pada Kam, 24/2/11, bOeL <chaboelirwans...@yahoo.co.id> menulis:



Dari: bOeL <chaboelirwans...@yahoo.co.id>



Judul: [pelaut] kisah anak kecil dan pohon apel



Kepada: pelaut@yahoogroups.com



Tanggal: Kamis, 24 Februari, 2011, 5:38 PM



Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang  senang 



bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang  memanjatnya hingga 



ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di  keteduhan rindang 



daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon  apel itu. Demikian pula 



pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.  Waktu terus berlalu, anak lelaki 



itu kini telah tumbuh besar dan tidak  lagi bermain-main dengan pohon apel itu 



setiap harinya.



Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.



"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku.", pinta pohon apel itu.



"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi.", jawab anak lelaki 



itu.



"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."



Pohon apel itu menyahut,



"Duh, maaf aku pun tak punya uang, tetapi kau boleh mengambil semua buah  
apelku 



dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan  kegemaranmu."



Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada  di 



pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak  lelaki tak 



pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.



Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang  melihatnya 



datang. "Ayo bermain-main denganku lagi.", kata pohon apel.



"Aku tak punya waktu,", jawab anak lelaki itu.



"Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat 



tinggal. Maukah kau menolongku?".



"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah, tapi kau boleh menebang semua dahan 



rantingku untuk membangun rumahmu.", kata pohon apel.



Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu  dan 



pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat  anak lelaki 



itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.  Pohon apel itu 
merasa 



kesepian dan sedih.



Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat 



bersuka cita menyambutnya.



"Ayo bermain-main lagi denganku.", kata pohon apel.



"Aku sedih.", kata anak lelaki itu.



"Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. 



Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"



"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku  dan 



menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar  dan 



bersenang-senanglah."



Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat  kapal 
yang 



diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi  datang menemui pohon 



apel itu.



Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.



"Maaf anakku", kata pohon apel itu.



"Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."



"Tak apa, aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu.", jawab 



anak lelaki itu.



"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat.", kata pohon apel.



"Sekarang aku juga sudah terlalu tua untuk itu.", jawab anak lelaki itu.



"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu.  Yang 



tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini.",  kata pohon apel 



itu sambil menitikkan air mata.



"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,", kata anak lelaki.



"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah 



sekian lama meninggalkanmu."



"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat  terbaik 



untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di  pelukan 



akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."



Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu pun  
sangat 



gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.



Pohon apel itu adalah orang tua kita.



Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.  Ketika 



kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang  ketika kita 



memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun,  orang tua kita 



akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa  mereka berikan untuk 



membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa  anak lelaki itu telah 



bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi  begitulah cara kita 
memperlakukan 



orang tua kita. 



(diambil dari blog tetangga)



[Non-text portions of this message have been removed]



[Non-text portions of this message have been removed]



[Non-text portions of this message have been removed]



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  







[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

1.      Moderator tidak bertanggung jawab atas kebenaran isi dan/atau identitas 
asli pengirim berita.
2.       ATTACHMENT akan dibanned, krmkan ke pelaut-owner atau upload ke FILE.
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/pelaut/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/pelaut/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    pelaut-dig...@yahoogroups.com 
    pelaut-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    pelaut-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke