betul sekali yang rusak tuh bukan gedung bioskop nya. tetapi sebagian adalah film filmnya..... kebanyakan film film keras, film porno tidak sesuai dengan budaya hidup orang advent,tetapi iblis kan sekarang tambah pintar, dia menghadirkan bioskop transtivi di rumah kita ----- Original Message ----- From: pisctwentyfour To: pemuda_advent@yahoogroups.com Sent: Friday, August 15, 2008 10:04 AM Subject: Re: [Pemuda Advent] Re: [Advent-Indonesia:30259] BIOSKOP -- Dosa..??
sebenarnya ini memang doktrin yg kalo saya boleh bilang klasik sekali lagi KLASIK.. sebenarnya bukan masalah bioskopnya, bukan juga masalah film nya...tetapi kembali lagi kepada pribadi kita masing2.... oklah kita gk ke bioskop, tapi di rumah ada dvd player untuk nonton. bedanya apa coba? kalo pun selama ini bioskop identik dengan gelap dan aktifitasnya "yang lain2", toh blm tentu juga kan? jadi pada intinya tergantung masing2 lah... yang dosa adalah apabila kegiatan didalamnya yang melanggar hukum bukan datang untuk menonton... karena kan bioskop kan hanya tempat untuk menonton film... kalo ada aktivitas di luar itu apalagi aktivitas yang "aneh2" nah itu baru JANGAN... --- On Wed, 8/13/08, Richan S <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Richan S <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [Pemuda Advent] Re: [Advent-Indonesia:30259] BIOSKOP -- Dosa..?? To: [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, August 13, 2008, 11:45 PM The Adventist Home Chapter 82 The Theater the Hotbed of Immorality.- -Among the most dangerous resorts for pleasure is the theater. Instead of being a school for morality and virtue, as is so often claimed, it is the very hotbed of immorality. Vicious habits and sinful propensities are strengthened and confirmed by these entertainments. Low songs, lewd gestures, expressions, and attitudes deprave the imagination and debase the morals. Every youth who habitually attends such exhibitions will be corrupted in principle. There is no influence in our land more powerful to poison the imagination, to destroy religious impressions, and to blunt the relish for the tranquil pleasures and sober realities of life than theatrical amusements. The love for these scenes increases with every indulgence as the desire for intoxicating drink strengthens with its use. The only safe course is to shun the theater, the circus, and every other questionable place of amusement. {AH 516.2} Few Popular Amusements Are Safe.--Many of the amusements popular in the world today, even with those who claim to be Christians, tend to the same end as did those of the heathen. There are indeed few among them that Satan does not turn to account in destroying souls. Through the drama he has worked for ages to excite passion and glorify vice. The opera, with its fascinating display and bewildering music, the masquerade, the dance, the card table, Satan employs to break down the barriers of principle and open the door to sensual indulgence. In every gathering for pleasure where pride is fostered or appetite indulged, where one is led to forget God and lose sight of eternal interests, there Satan is binding his chains about the soul. {AH 515.3} The true Christian will not desire to enter any place of amusement or engage in any diversion upon which he cannot ask the blessing of God. He will not be found at the theater, the billiard hall, or the bowling saloon. He will not unite with the gay waltzers or indulge in any other bewitching pleasure that will banish Christ from the mind. {AH 515.4} To those who plead for these diversions we answer, We cannot indulge in them in the name of Jesus of Nazareth. The blessing of God would not be invoked upon the hour spent at the theater or in the dance. No Christian would wish to meet death in such a place. No one would wish to be found there when Christ shall come. {AH 516.1} andrew mamahit wrote: Dear AI'ers.. Beberapa waktu yang lalu ada seorang anak ABG (sebut saja namanya INDIRA) di jemaat saya (Cawang) yang menanyakan perihal Bioskop.. Indira bercerita kepada saya, bahwa dia sering di ajak oleh teman-temannya untuk pergi menonton film di bioskop bersama teman-teman satu kelasnya (kelas 1 SMU).. Indira selalu menolak, dengan alasan bahwa dia beragama Kristen Advent yang mempunyai kepercayaan untuk tidak mengunjungi atau mendatangi bioskop... Kemudian teman-temannya berkata, mengapa begitu..?? Indira dengan kepolosan anak kelas 1 SMU, berkata bahwa kita tidak boleh membawa diri kepada pencobaan, mengingat bioskop identik dengan tempat yang gelap... Teman-teman Indira kemudian berargumen, bahwa mereka kan ke bioskop secara berkelompok yang mana semuanya adalah wanita... Dan kemudian film yang akan ditonton pun adalah film kartun semua umur (pada waktu itu, Indira mencontohkan film Kung-Fu Panda)... Ketika Indira menanyakan hal tersebut kepada saya, terus terang saya juga menjadi bingung untuk menjawabnya. .. Kemudian pertanyaan yang paling saya khawatirkan akhirnya muncul juga...Indira bertanya kepada saya... "Kak, emang di Alkitab ada ayat yang bilang bahwa kita tidak boleh ke bioskop..?? Kan kalo soal hari sabat, makanan dan minuman haram, dan larangan-larangan lain, jelas ayat Alkitabnya. .. Kalo tentang larangan ke bioskop, dimana sih ayatnya..??" Kemudian saya katakan pada Indira, bahwa saya akan coba jawab itu dalam waktu dekat ini... Selama 2 sabat yang lalu saya kebetulan sedang berdinas di luar kota Jakarta, sehingga tidak dapat menghadiri Sabat di Jemaat saya di Cawang... Nah, besok lusa kan sudah Hari Sabat, berarti Indira akan kembali datang dan bertanya kepada saya mengenai hal ini... Apakah rekan-rekan AI'ers dapat membantu dalam hal ini..?? Thanks Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com --~--~------ ---~--~-- --~------ ------~-- -----~--~ ----~ Anda menerima pesan ini karena berlangganan ke Grup "Advent-Indonesia" Google Groups. Untuk memposting ke grup ini, kirimkan email ke Advent-Indonesia@ googlegroups. com Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke Advent-Indonesia- unsubscribe@ googlegroups. com Untuk pilihan lain, kunjungi grup ini di http:// groups. google.co. id/group/ Advent-Indonesia ?hl=id -~---------- ~----~--- -~----~-- ----~---- ~------~- -~--- -- Salam, Richan S