Dear Milis Perbendaharaan, Berikut adalah transkrip sambutan Menkeu pada saat acara Grand Launching KPPN Percontohan di KPPN Jakarta II pada tanggal 4 September 2007 lalu yang saya coba buat untuk memenuhi rasa penasaran sebagian teman-teman milis perbendaharaan yang karena suatu hal tidak dapat melihat, mendengar, atau mengikuti acara Grand Launching KPPN Percontohan tersebut. Semoga bermanfaat. Salam, budisan Sambutan Menteri Keuangan Grand Launching KPPN Percontohan Bismillahirrahman nirrahim Bapak dan Ibu sekalian, Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera Pada hari ini kita berbahagia karena Dirjen Perbendaharaan telah berani untuk melangkah menyampaikan kepada publik walaupun sebetulnya ini kesalahan saya, dalam artian percontohan ini sebenarnya sudah dimulai pada bulan Juli yang lalu. Namun seperti juga Departemen Keuangan yang melakukan reformasi secara bertahap di masing-masing unit, itu biasanya memang dilakukan suatu trial atau percobaan selama beberapa bulan, baru dimulai soft launching selama hampir 3 bulan (April, Mei, Juni) baru Juli kita launch secara formal. Di KPPN Percontohan ini, baru bulan September ini kita luncurkan. Tentu sama dengan tema reformasi birokrasi di seluruh Departemen Keuangan, tujuan utama kita, pertama, adalah melayani publik secara baik dengan reform yang hanya bergulat pada sisi perbaikan internal yang tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara relatif langsung dan cepat. Banyak orang menginterpretasikan reform adalah apakah pelayanannya menjadi lebih baik, lebih cepat. Dan dalam hal ini tidak selalu harus tidak ada pungutan, tetapi lebih pasti dari sisi prosedur, persyaratan dan juga waktu penyelesaian. Tetapi mungkin lebih baik lagi kalau memang lebih murah dan gratis. Yang diubah adalah adanya suatu kepastian prosedur karena sebetulnya masyarakat dalam mengharapkan suatu pelayanan publik tentu harapannya harus disesuaikan dengan apa sebetulnya bisnis proses atau operating procedure yang seharusnya mereka pahami. Sehingga kalau mereka memasukkan dokumen dan akan masuk di dalam suatu proses administrasi atau birokrasi mereka bisa mengharapkan dokumen atau proses itu akan seperti apa dan berapa lama waktunya. Jadi kepastian dari sisi prosedur dan waktu adalah salah satu elemen dari reformasi birokrasi. Dan yang ketiga, tentu saja, yang paling penting adalah hasilnya. Karena kalau telah mengikuti prosedur tetapi ternyata tidak menghasilkan apa-apa tentu hal itu bisa membuat orang menjadi frustrasi. Hari ini Ditjen Perbendaharaan akan melaunch 18 KPPN Percontohan. Disebut 18 percontohan, sebetulnya namanya KPPN prima, tapi kalau nanti semuanya sudah 178. Tadinya disebut 30 oleh Pak Hery, didiscount menjadi 18. Karena seperti tadi disebutkan, banyak orang membuat teori, membuat komentar dan membuat harapan bahwa reformasi birokrasi itu sesuatu yang sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan. Ada bahkan yang sudah membuat vonis ga bisa di apa-apain deh birokrasi di Indonesia. Kami di Departemen Keuangan adalah yang masih merasa yakin bahwa kita bisa melakukannya. Tentu peran yang pertama adalah opini publik bahwa apa yang kami lakukan itu benar dan diniati dengan suatu niat yang ikhlas. Dan kedua juga bahwa ini dilandasi oleh keyakinan bahwa kami bisa membuat perubahan. Tidak selalu mudah, karena bahkan dalam ini hal yang harus menjadi takaran kita adalah baik di sektor internal ataupun di luar. Di luar itu skepticism, pessimism, ketidakperyaan yang mendalam bahwa tidak akan bisa ada perubahan di tubuh birokrasi kita. Di internal kita, tantangan yang paling berat tadi sudah disampaikan oleh Pak Hery, sebetulnya adalah kesiapan dari SDM kita sendiri. Buah perubahan di dalam SDM tidak hanya dari sisi akademik dan intelektual, tetapi yang penting adalah dari cultural dan mind setnya. Mungkin beberapa fungsi yang di KPPN ini bukanlah fungsi yang membutuhkan ilmu yang tinggi-tinggi, tetapi jelas ia membutuhkan pengetahuan yang cukup dan memadai. Tapi yang penting adalah disertai integritas dan kultur dan mind set yang tepat. Dan terus terang mencari orang seperti itu di Departemen Keuangan tidak mudah, tapi juga tidak sulit. Saya tidak mengatakan itu tidak mungkin. Buktinya tadi Pak Hery mengatakan Saya itu mendapatkan 499 orang terbaik di Ditjen Perbendaharaan untuk masuk di KPPN Percontohan. Saya akan mengatakan Anda yang sekarang masuk di 18 KPPN Percontohan ini memang orang yang beda. Jangan merasa risi bahwa Anda dibedakan. Anda memang berbeda dan kami memang membedakan Anda. Apakah berarti yang belum masuk itu bukan orang yang bisa menjadi beda? Tentu bisa. Tapi kami akan melakukan melalui suatu proses dan prosedur. Saya selalu menegaskan kepada seluruh jajaran di Departemen Keuangan Anda tidak bisa hari ini merasa sudah punya tiket gratis untuk masuk pada yang disebut reformasi. Memangnya gampang? Memangnya publik akan memberi Anda support? Reform adalah suatu gate, suatu gerbang, yang harus kita lewati. Salah satu bentuk ujian melewatinya adalah apakah Anda masuk dan bisa pantas untuk masuk di dalam yang disebut pelayanan-pelayanan public yang diminta itu . Saya tegaskan kepada seluruh jajaran di Departemen Keuangan, kita semua sudah menyampaikan kepada publik Ini lho percontohan. Kalau percontohan ini tentu adalah sangat terbuka terhadap kritik dan observasi public. Kalau Anda mengatakan tadi, Pak Hery, dokumen masuk lengkap 1 jam keluar tanpa uang pelicin. Kalimat itu begitu bagus. Namun saya sampaikan terutama kepada teman-teman wartawan persoalan kita ternyata saya bisa mengawasi di sini ya mungkin untuk sementara, makanya tolong diawasi terus kalau setelah saya keluar dari kantor ini saya tidak tahu siapa yang mengawasi kantor ini khan. Jadi silakan anytime teman-teman wartawan mewawancarai satker, bener ga. Nanti saya hampir yakin pasti ada yang menjawab begini Alah ternyata makin susah dengan adanya percontohan. Yang dikatakan Pak Hery tadi tepat, selama ini satker sudah punya langganan. Jadi, walaupun complain sebetulnya mereka sama-sama seneng. Mereka memasukkan dokumen tidak lengkap plus uang, sehingga dilengkapi dokumen sama staf saya dan menerima uang jasanya Cepat atau tidaknya tergantung tariff atau kesepakatan, mungkin tergantung jumlah uang yang akan diberikan. Jadi teman-teman wartawan, kalau ada satker yang complain sekarang susah, mungkin satker itu ditanyain Pak, selama ini dokumennya sudah lengkap atau tidak? Jangan-jangan selama ini satkernya males dan lebih suka menyogok daripada membuat preparasi dokumen. Tetapi kalau mereka sumpah saya tidak males dan ternyata tidak dilayani saya akan melakukan tindakan pada tempat saya. Reformasi itu membutuhkan kedua belah pihak untuk berubah. Yang melayani dan yang dilayani. Kalau Anda semuanya katanya pakai contohnya begitu sampai di Singapur cari taxi selalu harus di dalam jalurnya yang bersedia dengan langsung tertib, berbaris untuk menunggu. Kalau mereka memperbaiki pelayanan untuk taxi, yang dilayani (penumpangnya), juga secara tertib mau berubah untuk berbaris secara disiplin. Dan orang-orang yang lari keluar terus keluar dari rumah langsung nyegat-nyegat taxi pakai sumprit nggak akan ada taxi yang mau berhenti di sembarang tempat. Sebenarnya sama dengan ini, kalau kami melakukan reform di sini tentu client yang lain juga tentu perlu berubah. Nah saya akan sampaikan kewajiban pada siapa? Kewajiban pada Ditjen Perbendaharaan untuk menyampaikan sosialisasi. Saya dan kita semua tentu secara normal tidak berharap satker tiba-tiba berubah. Oleh karena itu, perlu di dalam seluruh KPPN Percontohan ada yang disebut service desk, atau yang disebut meja pelayanan. Harus diawasi jangan sampai meja pelayanan menjadi bandar baru untuk penyogokan. Meja pelayanan adalah untuk menyampaikan bahwa dokumen Anda belum lengkap, cara melengkapinya gampang seperti ini. Silakan dilengkapi. Kalau perlu bantuan teknis kami bisa menyediakan. Sehingga masyarakat tahu bahwa ia ke sini bukan untuk dipersulit. Kalau mereka mengatakan Ibu, teorinya begitu, kenyataannya melengkapi dokumen itu isnt impossible task, katanya, karena selalu saja ditemukan koma yang kurang. Kalau begitu berarti ada something wrong di dalam reformasi kita. Jadi kita saling mengawasi karena saling percaya bahwa dengan adanya keterbukaan, demokratisasi dan saya selalu menghargai semua kritik dan pandangan public yang konstruktif. Mereka yang mengkritik kita karena menginginkan birokrasi menjadi baik harus selalu dihargai dan ditempatkan pada tempat yang sangat penting dalam cara kerja kita. Ada orang yang mengkritik karena memang sudah tidak percaya dan yang seperti itu barangkali tidak perlu kita dengar. Tapi mereka yang mengkritik dan percaya bahwa republic ini masih bisa diperbaiki terutama birokrasinya maka kritik itu patut kita dengarkan, dan harus menjadi pedoman bagi kita untuk memperbaiki diri. Oleh karena itu, pada hari ini saya bersyukur walaupun tentu masih dengan titipan yang sangat banyak kepada Dirjen perbendaharaan untuk selalu mengawasi 18 KPPN Percontohan yang akan diunggulkan. Tadi bapak Dirjen sudah menyampaikan bahwa SOPnya berbeda, sistem organisasi dari kantornya berbeda, cara pelayanan kita berbeda. Dan kita terbuka kepada seluruh public untuk mengawasi KPPN yang 18. Tentu kita tidak berharap bahwa kita akan mengikuti yang 18. Tadi seperti disampaikan oleh pak Hery, mencari orang-orang untuk masuk di dalam KPPN Percontohan bukan hal yang mudah. Dan kalau kita mau memperbanyak menjadi tadinya 3o KPPN Percontohan yang akan kita launch, sebetulnya kalau hampir semua provinsi yang setiap provinsi (ini Jakarta saja ada dua) maka harusnya hampir lebih dari 30 KPPN yang harusnya ada yang menjadi percontohan. Kami akan terus-menerus melihat dan mereview dari sisi SDM, bisnis proses dan pelaksanaannya. Kami melaunching ini tidak dengan perasaan ini sudah sempurna, justru kami menyampaikan ini supaya public ikut memberikan pengawasan dan masukan agar kami selalu terus-menerus bisa memperbaiki. Saya rasa upaya yang dilakukan oleh ditjen perbendaharaan merupakan upaya yang perlu untuk selalu mendapatkan dukungan baik dari kami, di dalam Departemen Keuangan sendiri, maupun oleh public atau masyarakat secara umum. Kita berharap dan akan terus melihat apakah yang dilakukan di dalam KPPN Percontohan bisa betul-betul memberikan jawaban terhadap berbagai masalah, pandangan negatip maupun berbagai harapan dari masyarakat untuk mendapatkan yang disebut pelayanan yang prima. Oleh karena itu, dengan mengucapkan bismillahirrahman nirrahim saya mengharapkan bahwa upacara pada hari ini merupakan suatu langkah yang walaupun kelihatannya terlalu kecil itu merupakan suatu langkah besar dalam perubahan kultur maupun mind set para birokrat, terutama di jajaran ditjen perbendaharaan, terutama di KPPN Percontohan, untuk bisa melayani public secara makin baik. Demikian mungkin apa yang bisa saya sampaikan pada hari ini. Untuk selanjutnya saya kembalikan kepada MC. Terimakasih, Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, 4 September 2007 Menteri Keuangan R.I. Sri Mulyani Indrawati
--------------------------------- Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today! [Non-text portions of this message have been removed]