Teman,
Saya heran mengapa kalau Bapak yang satu ini
berbicara, saya selalu gelisah ??
Yang saya herankan mengapa tidak ada sanak
keluarganya yang memberitahukan bahwa gaya
seperti ini sudah 'KUNO' ?

Atau para kerabatnya mungkin malah bangga,
tidak mengapa, itu adalah hak-nya !

Salam,
bRidWaN

PS/ Daeng Ida, Kalau Habibie kepilih nanti akan
diangkat jadi Pejabat, mau engga ?
hehehehehe....just kidding !

====================================================
Senin, 25 Januari 1999

Golkar Ingin Pertahankan Hasil Pemilu 1997
* Baramuli Bagi-bagi Uang

Ujungpandang, Kompas

Penasihat Dewan Pimpinan Pusat Golkar AA Baramuli
mengatakan, Golkar akan mengusahakan agar perolehan
suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1999 sejauh
mungkin tidak berkurang dari perolehan Pemilu 1997.
Sebab, sebagai organisasi politik yang berjuang bagi
bangsa Indonesia di garis depan, Golkar harus
memperoleh kekuatan yang besar seperti pada tahun
1997 itu.

Penegasan itu diungkapkan Baramuli di hadapan ratusan
kader Golkar pada acara silaturahmi dengan Baramuli
beserta rombongan di Sungguminasa, Gowa, Sabtu (23/1).
Baramuli yang datang bersama beberapa orang anggota DPR
asal Sulawesi Selatan (Sulsel) itu mengatakan, Golkar
harus berjuang agar perolehan suaranya tidak berkurang.

Baramuli, yang tidak lagi memakai baju Golkar,
mengingatkan, kader Golkar di Gowa agar tidak
mempermalukan tokoh nasional yang berasal dari Sulsel.
Kalau Golkar sampai kalah di Sulsel maka orang-orang
akan mengatakan, keluarga mereka saja tidak mendukung
pemerintah. Bila terjadi hal tersebut, rakyat yang
ada di Sulawesi akan malu.

Ketika memperkenalkan salah seorang anggota DPR asal
Sulsel, Marwah Daud, Baramuli mengatakan, bila Golkar
memenangkan Pemilu maka tokoh itu akan memimpin salah
satu departemen di negara ini. Ia juga menjanjikan,
bila Gowa bisa menjadi benteng Golkar di Sulsel maka
bupatinya HM Syahrul Yasin Limpo bisa mendapat
kedudukan lebih baik. "Mungkin seratus tahun tidak
terjadi lagi orang Sulsel memimpin negara ini.
Allah SWT hanya memberikan kesempatan hanya satu kali,
kita harus pergunakan dengan baik, Lillahi Ta'ala,"
ujar Baramuli.

Bagi-bagi uang

Pada kesempatan itu, Baramuli membagi-bagikan uang
sebesar Rp 206 juta kepada pengurus masjid, beasiswa
kepada siswa SMP, SMA, dan mahasiswa, serta pengurus
Golkar tingkat desa dan kecamatan di Gowa. Ia juga
membagikan kepada setiap kepala desa Rp 100.000
sebagai ongkos menjahit pakaian seragam.
Keseluruhannya diserahkan dalam bentuk cek.

Ia membantah bahwa uang yang dibagi-bagikannya itu
sebagai bagian dari money politics. Menurut dia,
dana itu dibagi untuk menyejahterakan rakyat.
Baramuli mengaku, dana tersebut bukan dari hasil
KKN, tetapi sah sebagai amal yang berasal dari
sumbangan berbagai pihak.

"Wartawan jangan salah muat, ini bukan uang KKN,
tetapi sumbangan kawan-kawan saya yang cinta
Golkar. Ini berapa saja, cuma Rp 200 juta. Bukan
untuk pilih Golkar, meskipun tidak diberi uang,
mereka tetap pilih Golkar," ujar Baramuli.

Selain membagi-bagikan uang, Baramuli juga mengaku
mendatangkan Direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI)
dari Jakarta ke Gowa untuk mengucurkan kredit ke
pengusaha kecil di sana. Hal itu merupakan usaha
konkret Golkar untuk menyejahterakan kader-kadernya.

"Ketika akan ke Gowa, saya cari Direktur BRI lalu
menanyakan berapa dana kredit yang sudah dikucurkan
ke Gowa. Jawabannya Rp 18 milyar, saya bilang
kurang, harus ditambah. Tetapi masyarakat harus
penuhi syarat, karena uang negara harus
dikembalikan," ujar Baramuli. (boy)

Reply via email to