Untuk Portugal, Australia dan Amerika
************************************************************************

Portugal Munafik

Portugal tidak mempunyai hak untuk  membela Timor. Setelah menjajah
selama 350 tahun, sekarang ingin
kembali sebagai Malaikat tak berdosa ? Sungguh munafik dan keji
mengatakan bahwa kesengsaraan yang
sekarang ini diderita oleh rakyat Timor adalah dikarenakan kekejaman
pihak Indonesia saja. Portugal
mempunyai andil dalam permasalahan ini. Kenapa Timor ditinggalkan begitu
saja saat thn 1975, dibiarkan
terpecah menjadi kubu-kubu yang saling bermusuhan dan saling membunuh.
Timor telah ditinggalkan oleh
portugal,  ludah telah kering bercampur debu, apa yang telah diperbuat
adalah konsekwensi portugal. Jangan menelan ludah sendiri. Apa
peninggalan Portugal? Selain Agama Katolik, bahasa portugis, perpecahan
antara kubu nasionalis dan integrationis. Tidak ada yang lain. Indonesia
akan meninggalkan
pembangunan yang telah berdiri selama 22 tahun Indonesia menjadi penjajah
di propinsi termuda ini, yang antara lain adalah:
1.  Prasarana lengkap seperti jalan raya, kota dilli, struktur fisik
seperti bandara international, pelabuhan laut komoro, rumah ibadah,
gedung-gedung pemerintahan, dan Patung  Yesus Yang Melihat Ke Kota Dilli.
"Tanda penghargaan kepada rakyat Tim-Tim"
2.  Pendidikan dan pelatihan bagi orang-orang Tim-tim, terutama yang
sekarang duduk didalam pemerintahan daerah. Cukup banyak putra-putra
daerah yang telah dikirim ke universitas-universitas di jawa dan ujung
pandang, dan di luar negeri.
3.  Sturktur aparat pemerintahan daerah yang telah terlatih dan
pengalaman dalam mengurus negara.
4.  Universitas Timor-Timur (Untim)
5.  Bahasa Persatuan , Bahasa Indonesia.

Tidak pada tempatnya bagi Portugal untuk mengklaim balik Tim-Tim, dan
seharusnya ini disadari oleh Ramos Horta, bahwa perjuangannya seharusnya
tidak diidentikan dengan Portugal. Portugal adalah sama-sama penjajah.
Apakah rakyat Timor lupa, bahwa dari semua jajahan Portugis, tidak ada
yang pernah dapat mencapai kestabilan. Semua selalu berakhir dengan
perang saudara. Dari Angola, Mozambique, sampai Brazil. Apakah Portugal
mampu untuk membiyayai Timor? Walau untuk saat ini juga Indonesia juga
masih kembang kempis untuk membiyayai APBN.

Jujurlah, apakah selama Timor-Timur diduduki atau dijajah oleh Indonesia
tidak ada perubahan yang positif?
Indonesia tidak sejelek yang digambarkan oleh  Ramos Horta dan Freetilin.
Masih ada segi-segi positif
dari penggabungan paksa selama 22 tahun ini. Apakah dengan berkuasanya
Ramos Horta , Sanana dan Freetilin, Timor akan menjadi lebih baik?

Jujur saja, Indonesia tidak ada untungnya mempunyai propinsi ke -27, yang
ada adalah kecemburuan dari 26 propinsi yang lain, yang diperlakukan
tidak seperti Timor. Lebih tepat, Timor adalah anak mas-nya Jakarta,
tumpuan harapan Soeharto, bahwa ia juga bisa menambahkan wilayah baru
seperti Soekarno dengan Irian-Jayanya.  Bahwa Soeharto juga bisa
membulatkan wilayah walau dengan tanah gusuran.
Apa yang Indonesia dapat dari Timor? Matinya ribuan ABRI, demi proyek
expansionist Orde Baru, tambahan mulut yang ke-27 untuk dikasih makan,
beberapa ratus ribu tambahan populasi yang bertitle
"WNI", masalah di UN, musuh eropa baru selain Belanda, Portugis.

Apa sih yang Portugal berikan selama ini?  Tempat pengasingan bagi Timor
pelarian? Yang katanya sekarang malah ditelantarkan di Lisbon. Suara
sumbang di UN? Sudah sumbang cempreng lagi.
Mana tanggung jawab dan permintaan maaf kepada rakyat timor yang telah
dijajahnya selama 350 tahun?
Tidak ada. Yang ada, Portugis masih ingin menjajah.

Portugal Still Bearing the Guilt For the East Timoreses Misery. Portugal
Abandoned East Timor.

END************************************************************************

Australia Bermuka Dua


Sungguh seorang sahabat, sahabat yang menikam kawan dari belakang.
Dulunya selalu berkoar-koar mendukung setiap langkah RI, dari pembebasan
Papua Barat sampai invasi ke Timor. Sekarang baru keliatan belangnya,
Australia tidak mau mengotori tangannya dengan darah-darah penduduk
indigenous yang menginginkan kemerdekaan sendiri. Instead, menyuruh
Indonesia untuk melakukan perbuatan kotornya, dengan dalih stabilitas
wilayah pasifik. Australia tidak ingin bernasib seperti Amerika dengan
pengalaman kalah di Vietnam. Dengan penduduk yang apatis thd perkembangan
politik,
dalam arti tidak peduli dengan lingkungan sekitar yang masih primitif dan
non-western, dengan tentunya
mengirim the Royal Australian Army, Navy, and Air Force ke operasi
Tim-tim, dapat membuang uang
dan nyawa prajurit Australia. Sama seperti yang terjadi di Papua New
Guinea, bekas protektorat Australia,
akan membekas lagi dengan kematian warganya di rawa-rawa pasifik.

Let the Indonesians do the dirty job, biarkan Indonesia yang mengirimkan
pasukan dan membangun
kembali daerah Timor. Australia just wash their hands like Pontius Pilate

Indonesia sudah sedemikian percayanya dengan Australia, sehingga
memberikan rekomendasi untuk duduk di meja peninjau dalam ASEAN. Upaya
Australia to become more Asian didukung setengah mati oleh Indonesia di
percaturan politik international, terutama di Asia. Pendekatan Australia
ke Asia semakin mulus saja dengan banyaknya warga australia yang bisa
berbahasa indonesia dengan fasihnya.

Tetapi apa yang Indonesia dapat? Terutama setelah indonesia tidak dapat
lagi menjadi mesin uang bagi investasi-investasi Canberra,  Tepat seperti
orang bilang, "Saat kau jaya dan makmur, banyak orang yang akan
mendekatimu, menjadi sahabatmu, dan saudara., Tetapi saat engkau jatuh,
tak kan tangannya mengulurkan bantuan untuk menarikmu".
Begitulah dengan apa yang terjadi pada kita, kita sudah kekurangan Dollar
untuk membeli persahabatan dengan Australia.

Apa arti HAM bagi Australia, kalau Australia juga bersikap sama thd
penduduk Aborigin-nya. Kenapa harus teriak-teriak Indonesia memperlakukan
Rakyat Timor dengan semena-mena jikalau Australia juga memperlakukan
penduduk Aborigin sebagai warga kelas dua di Australia.

Apalagi dengan melejitnya Paula Hanson, "Australia For White Only"party.
Yang merupakan gambaran kefrustasian Anglo Saxon Australian thd
keberhasilan imigrant "Asian" di perekonomian Australia.
Belum lagi upaya-upaya untuk menjelek-jelekan pelajar Asia di Australia
yang digambarkan sebagai anak-anak orang kaya yang hanya ingin
ugal-ugalan sambil bersekolah di Australia. (Memang kebanyakan
adalah Kebenaran). Asian Immigrant di mata orang Australia adalah pekerja
kasar dan murahan yang ingin merebut Australian Economic Miracle.
Australia and Asia ? Not for this time.

END***********************************************************************

Amerika  Memberi Pelajaran


Memang benar apa yang dikatakan oleh Soeharto, bahwa ia memang digoyang
oleh pihak asing.
Namun sesungguhnya adalah pelajaran bagi Soeharto, karena berani melawan
apa yang dikatakan oleh Amerika. Selama ini Soeharto dikenal sebagai
"Best Friend of The West". Amerika merasa Soeharto,
sebagai penyelamat Demokrasi (Western Democacy) di Asia Tenggara. Vietnam
adalah suatu kemaluan terbesar bagi Harga Diri Amerika, Indonesia adalah
contoh hidup dari terkuburnya cikal bakal kekuatan
komunis terbesar ke tiga di dunia setelah Uni Soviet dan China. Pikirkan,
jikalau Indonesia sekarang
adalah Komunis, stabilitas Asia Tenggara pasti akan berwarna merah,
Singapura dan Filipina akan kembang kempis mengingat nasibnya  bisa jadi
seperti negara-negara Eropa Timur. Apalagi Soekarno adalah pembenci
Kapitalist, Malaysia sudah pasti terganyang habis, Australia sudah
siap-siap mencorongkan
meriamnya menghadap Selat Timor, Laut Arafura, dan Samudra Indonesia.
Yang jelas, Cina tidak akan sendiri menjadi kekuatan Komunis di Asia.
Indonesia dan China bisa menjadi dua sejoli Komunis sejati. Dan pasti
ancaman perang dingin akan lebih real lagi daripada sebuah adegan
kejar-kejaran spionase/mata-mata James Bond. Nucklir tidak akan menjadi
senjata impoten yang hanya duduk saja di dalam kapal selam atau mengarah
ke arah angkasa yang kosong di daerah Dakota, US.

Kenapa Soeharto harus diberi pelajaran, Soeharto sudah merasa sebagai
seorang pimpinan dunia, pemimpin dunia baru bagi gerakan Non-Block.
Pemimpin negara yang ingin menjadi Negara Adidaya di Pasifik.
Amerika yang dulu adalah advisernya ditentang, Pembelian pesawat Sukhoi
adalah salah satu kekerasan kepala Soeharto. Dibilangin sama Amerika,
Indonesia sudah cukup dengan 12 pesawat F-16, Indonesia masih juga mau
membeli F-16 bekas Yordania. Dilarang oleh Amerika, Indonesia malah lari
ke Russia.
IGGI pun dibubarkan karena Indonesia merasa Mereka (Barat) sudah
mencampuri "Terlalu Dalam"urusan
dalam negeri yang dikaitkan dengan HAM. Dengan beraninya Indonesia
membubarkan IGGI dan mengganti dengan CGI diusahakan lebih sopan dan
tidak banyak tanya.
Kepiyawaian Deplu Indonesia yang berhasil menyelesaikan konflik Kamboja
turut mewarnai kekaguman dunia, apalagi setelah para Muslim Mindanao
menandatangani gencatan senjata dengan Manila, yang menandai berakhirnya
pemberontakan di Filipina Selatan. Konferensi KTT Non-Block, di awal
90-an di Jakarta, Indonesia mengklaim sebagai Pemimpin negara Non-Block,
Munculnya Indonesia di gerakan Selatan-Selatan. Indonesia dipandang oleh
negara-negara berkembang sebagai salah satu calon pemimpin dunia.
Indonesia juga ikut berperan dalam mengubah keanggotaan tetap di dewan
keamanan PBB agar negara-negara yang berpopulasi banyak dapat duduk
sebagai anggota tetap. Belum lagi dengan Konferensi APEC di Jakarta,
menempatkan Indonesia sebagai one the most important country in Asia and
Pacific.
Banyak yang iri, itu jelas. Apalagi yang memang mempunyai kartu mati atau
Black Jack Indonesia.
Disentil sedikit saja, Indonesia sudah melenceng ke kiri dan ke kanan.
Albright bahkan mengatakan
Krisis Moneter di beberapa kawasan Asia setidaknya membawa perubahan ke
arah yang lebih Demokratif.
Mungkin benar Clinton mengultimatum Soeharto, agar Lengser sebelum ke
Geser seperti Noriega. Walau option untuk bertahan seperti Saddam mungkin
dapat menjadi pilihan Soeharto, namun Jakarta bukanlah
Baghdad. Tidak ada dongeng 1001 malam di Jakarta.  Dan ABRI bukan lah the
Notorious Republican Guard.
Indonesia tidak mempunyai Nuclear Capacity selain Rencana PLTN di Muria.

Setidaknya Amerika mengatakan, "tuh kan Soeharto, engkau tidak menurut,
borok-borok mu yang biasanya
kuperban dengan Johnson and Johnson Band Aid terbuka. Lain kali
dengar-dengar apa yang di katakan
Uncle Sam, Ilmu Uncle Sam  lebih kuat dari Ilmu Kang Slamet"

END**********************************************************************

Penutup


Rekan-rekan permias@, setidaknya benar kata Madeleine Albright, dapat
kita petik hikmahnya Krisis Moneter ini, selain Soeharto bisa
dipensiunkan dini dan tidak terhormat, ekonomi kita masih bisa kita
benahi, walau sampai harus tombok sana, tombok sini. Tidak ada kata
"Terlambat".
Masih ada kesempatan, untuk Indonesia mengejar segala ketinggalan yang
disebabkan oleh
Revolusi Ekonomi, Sosial dan Politik ini. Kita masih harus terus
menyempurnakan ideologi
Pancasila yang masih belum mampu untuk mempersatukan kita sebagai suatu
bangsa.
Terbukanya kesempatan kita untuk berpolitik, walau berasal dari berbagai
partai dan golongan.
Bukan lagi dari Golkar, bukan lagi dari ABRI dan bukan lagi dari Cendana.
Sejarah yang akan menuliskannya, apakah Indonesia dapat berdiri lagi dan
sejajar dengan mereka-mereka yang lain. Kita yang akan menuliskannya.
Mulai sesuatu dengan jujur dan benar. Jangan mengulangi lagi
sejarah Generasi kita yang sebelumnya. Setidaknya jangan jatuh kedalam
lubang yang sama.
Rakyat akan lihat, apakah kita sekolah jauh-jauh ke LN ada manfaatnya.
Apa yang bisa kita sumbangkan ke pada Nusa dan Bangsa. Jangan lupa akan
adik-adik kita yang sekarang hanya makan nasi dan garam saja. Jangan lupa
banyak kawan-kawan yang harus berhenti kuliah karena tidak mampu lagi.
Jangan lupa banyaknya korban harta dan jiwa yang selama ini terjadi
karena kesalah-pahaman saja. Mereka mungkin tidak tahu, tetapi kita tahu.
Adalah menjadi tugas-tugas kita untuk memberikan informasi yang benar dan
bisa dipertanggung jawabkan kepada mereka-mereka ini.
Tuhan, Lindungi Bangsaku dan Jagalah Persatuan ini.
Salam Permias@,


Andrew Pattiwael


END****************************************************************************

Reply via email to