Berita tersebut btul sekali!

Saya sudah dengar berita ini sejak hari pertama kerusuhan besar di JKT
tahun lalu. Sumber di Jakarta, yang bisa dipercaya, mengatakan bahwa
pada saat malam sebelum kerusuhan besar terjadi, Prabowo berhasil
menghadap BJH di Istana sambil mngenakan seragam komando tempur (sungguh
tidak biasa!) dan dia memaksa BJH untuk menandatangani pengangkatan
Prabowo sebagai Pangab. Namun karena tidak terbiasa dengan intimidasi
secara militer oleh Prabowo, BJH terpaksa "bersembunyi" di belakang
Wiranto yang pada malam itu juga sedang mencoba mencari "back up" yang
bisa dipercaya; yaitu pasukan dari Semarang. Keinginan Prabowo ditolak
oleh BJH dan kemudian Prabowo segera keluar dari Istana dan pergi entah
kemana.

Bebrapa jam kemudian, seperti yang sudah Anda saksikan di Jakarta,
kerusuhan besar dan pembakaran terjadi secara serempak dimana2 dan telah
terbukti bahwa Prabowo dan Kopassus adalah pelakunya. Pada malam itu,
WIranto sungguh tidak mampu untuk mengehentikan kerusuhan karena pasukan
dari Semarang masih dalam perjalanan, dan juga Wiranto tidak tahub
persis pasukan mana yang betul2 bisa dipercaya untuk "restore order".
Inilah sebab tidak adanya pasukan manapun yang turun ke lapangan berapi
selama kerusuhan terjadi karena Wiranto tidak berhasil memberi komando
yang tepat kepada pasukan2 lokal di Jakarta; sistim radio komando ABRI
tidak berfungsi karena telah di "jammed" oleh sebuah tim tak dikenal.
(Kopassus adalah satu2nya tim yang mempunyai kemampuan untuk men-"jam"
radio komando ABRI).

Sayang sekali inti dari artikel di koran ini terlalu bersikap hati2 dan
tidak bercerita banyak ttg. apa yang saya ceritakan diatas mengenai
"pressure" yang dilakukan oleh Prabowo kepada BJH.

Apabila dari Anda sekalian ada yang bisa memberikan masukkan lebih
banyak, kami persilakan.

INDI



Andrew G Pattiwael wrote:
>
> Sistim Hirarkis ABRI harus dibenahi, Perintah Komando harus selalu turun
> sesui dengan sistimatik yang telah ditetapkan. Jangan pernah lagi ada
> pasukan-pasukan luar atau "tidak dikenal". Ini namanya DESERSI.
>
> Andrew
>
> ********************************************************************
> Habibie Ungkapkan Prabowo
>
> Konsentrasikan Pasukan
>
> Jakarta, Pembaruan
>
> Presiden BJ Habibie mengungkapkan bahwa pada waktu memberikan
> brifing kepada semua anggota Kabinet Reformasi Pembangunan
> sebelum pengumuman nama-nama anggota kabinet, Jenderal TNI
> Wiranto tidak ikut dipanggil untuk mengikuti brifing yang dilakukan
> sekitar dini hari 22 Mei 1998.
>
> ''Saya memberitahu dia sebelum mengumumkan kabinet di Istana
> Merdeka,'' kata BJ Habibie, ketika menyampaikan sambutannya di
> hadapan peserta Forum Editor Asia-Jerman ke-2 di Istana Negara
> Jakarta, Senin (15/2).
>
> Presiden Habibie yang berbicara dalam bahasa Inggris tanpa teks
> mengakui pada waktu itu, semua orang bikin spekulasi. ''Saya sadar,
> saat itu semua orang berspekulasi apa yang dilakukan presiden. Saya
> katakan, saya sudah memutuskan bahwa Anda (Jenderal TNI
> Wiranto-Red) tetap di posisi Anda.'' Maksudnya sama seperti
> posisinya seperti pada Kabinet Pembangunan VII, yaitu sebagai
> Menhankam/ Pangab.
>
> ''Terima kasih Bapak Presiden,'' begitu jawaban Jenderal TNI Wiranto
> ketika itu dan menambahkan, '' Bapak Presiden, bolehkah saya bicara
> sebentar.'' Dia bilang, bahwa pasukan di bawah komando seseorang,
> yang saya kira namanya tidak perlu saya sembunyikan lagi, Jenderal
> Prabowo, sedang mengkonsentrasikan pasukannya di beberapa
> tempat, termasuk sekitar rumah saya.
>
> Karena Presiden adalah Panglima Tertinggi, dia (Jenderal Wiranto)
> tanyakan apa yang harus dia lakukan. ''Lalu saya perintahkan, tarik
> seluruh pasukan kembali ke barak. Apa benar yang saya lakukan?
> Ternyata benar,'' ujar Presiden BJ Habibie.
>
> Letjen TNI Prabowo Subianto waktu itu menjabat sebagai Panglima
> Kostrad yang mempunyai pasukan-pasukan dibawah kendalinya.
> Pada malam itu seperti diberitakan Pembaruan, tank-tank dan
> pasukan penuh truk berseliweran di jalan-jalan utama Jakarta yang
> tidak jelas dibawah siapa komandonya.
>
> Keesokan harinya ada berita bahwa Panglima Kostrad diganti
> mendadak, mula-mula dari Letjen Prabowo kepada Mayjen TNI
> Johnny Lumintang (Asops Kasum ABRI), tetapi 17 jam kemudian
> dialihkan kepada Mayjen TNI Djamari Chaniago yang ditarik
> mendadak dari posisinya sebagai Pangdam III/Siliwangi.
>
> Letjen Prabowo yang semula Danjen Kopassus sebelum Pangkostrad,
> lalu ditugaskan untuk sementara waktu sebagai Komandan Sesko
> ABRI di Bandung, dan setelah itu non-aktif karena diperiksa oleh
> Dewan Kehormatan Perwira (DKP).
>
> Setelah rekomendasi dari DKP diberikan kepada Pangab, ia dipensiun
> pada bulan November 1998. Kini ada sejumlah 11 orang anggota
> Kopassus sedang diperiksa oleh Mahmil dalam kaitan kasus
> penculikan sejumlah aktivis pro-demokrasi. (M-5)

-

Reply via email to