"Hot asset in corporate: Anthropology degrees." Demikianlah judul aslinya dari suatu laporan yang ditulis oleh Del Jones, jurnalis USA Today, di USA Today edisi 18 Februari 1999, bagian "Money." Sebagian tulisannya telah saya terjemahkan bebas seperti di bawah ini. Del melaporkan bahwa sejak semakin banyaknya perusahaan yang 'go global' maka akan banyak pula eksekutif baru yang dibutuhkan, diantaranya adalah para sarjana antropologi. Mereka dibutuhkan karena adanya keanekaragaman latar belakang sosial-budaya para pegawai dan pembelinya di mana perusahaan2 tersebut membuka cabangnya. Kini ilmu kemasyarakatan dan kebudayaan (terjemahan bebas dari study of man and culture) sudah bukan hanya merupakan persyaratan para kurator, direktur museum, dan peneliti sosial-budaya. Contohnya, CitiCorp telah mengangkat seorang sarjana antropologi untuk menjadi wakil presiden untuk urusan kemasyarakatan, khususnya untuk mengidentifikasi awal siapa2 yang akan tidak membayar tagihan. Hallmark mendirikan proyek penelitian yang dilaksanakan oleh para sarjana antropologi untuk mengetahui tradisi-tradisi budaya tertentu guna mendesain berbagai ragam kartu yang menarik bagi para calon pembeli tertentu. Hauser Design, marketing consultant, telah mengirim para sarjana antropologi guna melakukan pengamatan tentang bagaimana para wanita memangkas rambut di kakinya, pemangkas yang seperti apa yang paling mereka sukai, dan mengapa. Seorang penasehat hukum Motorola telah memperoleh gelar antropologi sebelum meraih gelar ahli hukum. Menurutnya pengetahuan dan keahlian antropologinya yang membantu meningkatkan karirnya. CEO pabrik headphone dan stereo Koss adalah sarjana antropologi yang pada kecilnya telah diberitahu oleh bapaknya bahwa jika ia berbisnis, maka masalah yang akan ditemuinya adalah masalah dari orang kebanyakan. CEO Hanseatic Group (HG adalah suatu program manajemen keuangan yang telah memprediksi krisis ekonomi di Asia dan menghasilkan total sales 315% bagi sejumlah penanam modal) yang bergelar sarjana antropologi dan sarjana bisnis telah berkata, bahwa keunggulan usahanya semata-mata didukung oleh pengetahuan antropologinya. Ia mengakui bahwa dunia amat tidak jelas dan berubah dengan cepat. Prakonsepsi akan menghancurkan Anda. Tak seperti banyaknya lulusan MBA, lulusan antropologi amat langka. Di AS misalnya, 1 Bachelor in Anthropology berbanding 26 Bachelor in Business. Dan 1 Ph.D. in Anthropology berbading 235 MBAs. Banyak sekali buku pelajaran yang dilengkapi dengan satu bab tentang aplikasi bisnis. Sebaliknya, telah dilaporkan bahwa Universitas Florida Selatan telah menciptakan satu matakuliah bagi para mahasiswa antropologi yaitu, tentang orientasi ke dunia perdagangan. Pada akhir tulisan, Del melaporkan bahwa Ken Erickson dari Center for Ethnographic Research berkata bahwa sejumlah perusahaan telah haus informasi tentang bagaimana orang-orang menggunakan Internet. Tentu ini memerlukan pengamatan yang terlatih, menurut Ken. "Observation is what anthropologists are trained to do." ********************************************************************* <[EMAIL PROTECTED]> http://idsmedia.com - Your Web Solutions http://idsmedia.com/biz - Global Business Network http://idsmedia.com/bizcenter - On-line Business Center