Nah...inikan lebih jelas, kalau anda meminta, saya akan dengan senang
hati untuk membantu anda...tidak usah anda muter-muter sampai nyasar
sendiri..malah ikut nyasarin saya jadinya.

Seperti yang telah saya usulkan (bukan usulan saya sendiri, tetapi adalah
pikiran dari beberapa rekan-rekan permias@ yang Kristen, yang terus
kontak email sama saya), melalui dialog antar permias@, kita bisa cari usulan
yang mungkin dapat menghentikan segala aksi kekerasan yang terjadi selama
ini di Ambon.

Saya akan mencoba menulis artikel kepada harian-harian yang terutama
dapat dikirim lewat email. Mengingat keterbelakangan saya dan
ketidakpahaman saya ttg penulisan artikel yang benar, saya mungkin hanya
akan memakai HASIL DIALOG PERMIAS@ MENGENAI PENYELESAIAN KERUKUNAN DI
AMBON. Saya lebih percaya hasil yang kita dapat secara bersama, daripada
pemikiran pribadi saya sendiri, yang mungkin dapat mengandung unsur BIAS
juga. Saya mengharapkan Bang Pohan untuk dapat LEADING dialog permias ini
dan mungkin masing-masing rekan dapat memasukan pokok-pokok pemikirannya
masing-masing. Sama seperti waktu artikel di NYT itu.

Hasil yang baik, akan didapat dari hasil pemikiran bersama, kerja sama
team, dan tentunya tidak akan meninggikan satu dari yang lainnya.
Team Effort.

Jangan hanya yang satu orang saja yang teriak, teriak semua biar
terdengar. Apalagi kalau semua yang Kristen teriak minta keadilan atas
kejadian yang menimpa saudara-saudara muslimnya, ini kan lebih kompak
namanya.

Untuk harian kompas, kalau sampai mereka menolak anda karena KTP anda
bertuliskan Islam, ini sudah merupakan tindakan DISKRIMINATIF dan pasti
ada jalur hukum yang dapat anda tempuh untuk meminta pertanggung jawaban
harian ini.


andrew pattiwael


NB: Saya kok tidak melihat ya artikel yang dikirimkan Bang Pohan di
NYTimes waktu lalu itu? padahal saya sering ngecheck Nytimes di library.


On Wed, 3 Mar 1999, Hadeer wrote:

> Bang Andrew :
>
> Terimakasih Bang Andrew atas tulisannya di bawah ini.
>
> Ini yang saya inginkan....dan ini pula yang harusnya ditulis oleh KOMPAS
> (ingat kita masih dalam diskusi mengenai media Kompas (RE : Boikot Kompas),
> jangan melebar ke tempat lain).
>
> Saya ingin tulisan Bang Andrew ini di kirim ke Surat Pembaca Kompas, dan
> nyatakan di Surat Pembaca itu, bagaimana sakitnya hati Bang Andrew atas
> pemberitaan yang bias, pemberitaan yang berat sebelah. Kalau perlu seluruh
> media yang bias juga di forwardkan. Sebab kalau saya yang tulis....hasilnya
> akan lain....bahkan mungkin tidak akan pernah dimuat....karena KTP saya
> Islam....
>
> Terimakasih sekali lagi
>
> Hadeer
>
> Nb :
> Bang Andrew marah dengan saya....akan saya terima dengan senang
> hati....anggap saja saya jadi tumbal tulisan di bawah ....
>
> ----------
> > From: Andrew G Pattiwael <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: Re: Lanjutan Catur (fwd)
> > Date: 03 Maret 1999 12:22
> >
> > sebenarnya SEMUA-nya lah yang harus berteriak menyuarakan penderitaan
> > muslim ambon yang sedang terancam hidupnya. Bukankah hidup kita selalu
> > bergantung satu sama lainnya? Muslim ambon terancam, serta merta kristen
> > ambon pun terancam keberadaannya....penderitaan dan kesakitan akibat
> > kerusuhan ini bukan hanya diderita oleh anda dan para kaum muslim saja,
> > tetapi oleh kita semua, yang kristennya juga.
> > jangan pernah memonopoli rasa kebersamaan yang telah dibina selama ini.
> >
> > BUKTI JELAS, SEMUA MASYARAKAT AMBON, BAIK MUSLIM MAUPUN KRISTEN MENDERITA
> > tidak ada yang menanggung beban penderitaan yang lebih, tidak ada yang
> > menanggung beban yang kurang. Jangan mengatasnamakan penderitaan hanya
> > untuk satu golongan.
> >
> > Anda sudah dapat rasa prihatin kami yang nasraninya, SEKALI LAGI SAYA
> > UCAPKAN DISINI, KAMI, YANG KRISTEN PRIHATIN ATAS KEJADIAN YANG TELAH
> > MENIMPA SAUDARA-SAUDARA MUSLIMIN di AMBON, dan saya secara pribadi,
> > MENYESALKAN KEJADIAN INI MENIMPA SAUDARA-SAUDARA SEDARAH DAN SEPULAU.
> >
> > Anda orang ambon, sekarang saya tanya? kalau saya mau SELFISH kaya anda,
> > saya bisa bilang, HANYA ORANG DARI AMBON ATAU MALUKU YANG BOLEH MERATAPI
> > DAN MENGUTUK PENDERITAAN KAMI INI.
> > Berdasarkan nama PATTIWAEL saya dan keberasalan saya dari pulau saparua.
> > Atas kebiadapan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang menganiyaya
> > saudara-saudara saya yang Islam maupun Kristen. (Saudara-saudara saya
> > termasuk juga yang bugis-makassar-buton yang hidup, lahir dan mencintai
> > Maluku sebagai tempat hidupnya)
> >
> > Wah ketahuan anda yang salah komunikasi nih...
> >
> > Saya membaca tulisan anda yang menuduh kami tidak PEDULI dengan keadaan
> > yang menimpa saudara-saudara di ambon (Penggunaan kata saudara untuk
> > lebih menjelaskan kerikatan kami atau saya secara pribadi thd para
> > muslimin yg tinggal maluku)
> >
> > Saya (kami) tidak BUTA, bung hadeer, Kami lihat, merasakan dan ikut sesak
> > atas penderitaan para muslimin ambon.
> >
> > Penjelasan yang harus dibuktikan lagi adalah APAKAH KAMI MEMANG SEPERTI
> > YANG ANDA TUDUHKAN ITU, BAHWA KAMI TIDAK MELIHAT/BUTA/PURA-PURA
> > BODOH/TIDAK PERCAYA/ MEMANG BODOH atas kejadian yang menimpa para
> > muslimin ambon. yang anda tuduhkan adalah yang diatas ini kan....
> > Anda sendiri tidak tahu perasaan kami, eh sudah sembarangan main tuduh...
> >
> > maaf, simpati bukanlah kata yang tepat lagi untuk melukiskan perasaan
> > kami yang merasa penderitaan bagi para muslimin di ambon, yang ada adalah
> > kata IKUT MENDERITA dan MINTA KEADILAN bagi para muslimin di Ambon.
> >
> > Makanya, jangan menanggung penderitaan sendiri saja, tanggunglah bersama,
> > bagi rasa penderitaan mu itu kepada kami, sebab kami sudah merasakannya
> > dari dahulu, hanya saja kalian tidak tahu atau tidak mau tahu.
> >
> > Tanpa anda minta, pasti kami pun akan merasakannya...hanya anda yang
> > bebal tidak mau melihat atau percaya bahwa kami juga merasakannya.
> >
> >
> >
> > andrew pattiwael
> >
> > NB: Lain kali jangan asal main tuduh, Tanya dulu perasaan kami, baru
> > setelah lihat kami mencoba berkelit, berpura-pura, bersikap masa bodoh,
> > baru bilang kalau kami MEMANG BODOH..
> >
> >
> >
> > On Wed, 3 Mar 1999, Hadeer wrote:
> >
>

Reply via email to