hehehehe....ada batu dibalik udang nih...?
iyalah, saya tidak berpikir jauh2 kesana....
yang penting Pemerintah paling tidak masih mau
mendengarkan jeritan rakyatnya, dan paling tidak
YLKI masih bisa exist di masyarakat....
Itu saja koq......

Jadi boleh kan saya agak bergembira sedikit......

--------------------------
At 07:44 01/03/99 +0700, Hadeer wrote:
He...he...Bang Bridwan ... jangan seneng dulu....
Koq ya kita mudah sekali menjadi senang begitu tarif telkom jadi kenaikan rata-rata 15%.

Harus dilihat dulu....apa ada udang dibalik batu....

Saya mikir kemungkinan besar hampir pasti Telkom itu punya alternatif perhitungan berapa Telkom harus menaikkan tarifnya.
Pasti ada alternatif A, B dan C.

Misal kan :
Alternatif A kenaikan 10% yang tidak bisa ditawar, kalo nggak kepengen lihat telkom mati.
Alternatif B kenaikan 15% yang masih bisa menyenangkan stake holders.
Alternatif C kenaikan 24% yang disediakan bagi konsumsi masyarakat, pers dan YLKI. Karena TELKOM sudah tahu berdasarkan pengalaman, kalo ada yang naik pasti ada yang ribut.

Jadi kasih dulu 24%...terus ribut-ribut.....kemudian diturunkan dech ke 15%....and every body "happy" he...he.....

Mungkin orang Telkom sama Pemerintah lagi ketawa-ketawa.....he...he....sandiwara ku berhasil katanya.

Mau tahu yang paling benar....minta spredsheet business plan nya telkom ke Bang YW...nanti kita kaji sama-sama...gimana sebenarnya dapur telkom...he...he....kan perusahaan publik...boleh dong diminta business plan ya ... :-)


Smile
Hadeer



----------
> From: Yusuf-Wibisono <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [Kuli Tinta] Soal Tarif
> Date: 26 Februari 1999 12:19
>
> >Selamat kepada YLKI ...............!!
> >Salut untuk pihak Telkom yang akhirnya mau mendengarkan
> >keluhan Customer-nya dan sadar akan Misi-nya.
> >
> >Salam,
> >bRidWaN
>
> Yw: Bukan kreditnya Telkom, tuh. Coba aja kalo dipelajari
> lebih lanjut, di kasus itu Telkom cuma sekedar pelaksana.

Kirim email ke