Title: RE: Bukan Ratih, Tetapi Sadar akan Rakyat

Saya jadi penasaran pasti bung Adrew ini belajar di Vermont bukan dikirim ABRI, soalnya tulisannya
bagus-bagus, nggak spt. di ABRI :-)


    ----------
    From:   Andrew G Pattiwael[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
    Sent:   26 Desember 1998 10:03
    Subject:        Bukan Ratih, Tetapi Sadar akan Rakyat

    Bukan Ratih yang kita perlukan, tetapi ABRI yang sadar bahwa
    untuk menenangkan rakyat, tidak dibutuhkan senjata dan peluru.
    tidak dibutuhkan Pam Swakarsa dan preman-preman Anton Medan dll.
    yang dibutuhkan rakyat adalah kesadaran dan kepercayaan ABRI,
    bahwa kita semua menginginkan orde lama diadili, kita semua
    ingin bertobat, kembali dari jalan yang penuh dusta dan kemunafikan

    sudah cukup pertumpah darahan, sudah cukup rekan-rekan mahasiswa
    terluka, terbunuh dan tertinggal pelajaran. Sudah cukup rekan-rekan
    prajurit menderita harus melawan kata hati demi menuruti kata perintah.
    Sudah cukup setahun kita menderita. Sudah capai kita semua melalui
    hari-hari yang suram ini, sudah capai kita terus-terus ketakutan akan
    terjadi sesuatu yang mengerikan atas saudara dan keluarga di Indonesia.

    Hentikan deh omong kosong, tolak pinggang dan segala tindakan yang pura-pura.
    Rakyat lapar, berikan mereka makan, bukan berikan 300 milyar untuk membeli
    pentungan dan rotan. sudah cukup ABRI, latih lah mental ABRI, bukan latih
    mereka dan menambah jumlah mereka. Mental mereka yang diatas-atas inilah
    yang perlu dilatih, sudah cukup mengadu domba ABRI dan rakyat, bapak-bapak
    jendral, kasihan mereka, mereka tidak bisa semewah dan senikmat bapak-bapak
    yang berpangkat dan bergelimangan uang. Prajurit dan rakyat jelata juga
    lapar..banyak adik-adik kecil di perumahan kumuh kekurangan gizi. Mau jadi
    apa mereka besarnya nanti?

    Apakah bapak-bapak jendral masih mempunyai moral? tidak usah mereka
    disekolahkan seperti anak-anak bapak keluar negeri, dibelikan rumah dan
    mobil mewah. Cukup berikan sandang dan pangan yang secukupnya, berikan
    pendidikan yang memadai di negeri sendiri, setidaknya berikan apa yang
    mereka berhak terima. Lihat lah sekeliling Mabes, Makodam, dll.
    Belikanlah 300 milyar itu nasi yang secukupnya, atau obat yang murah.

    Mungkin mulut seorang Pattiwael tidaklah akan didengar, mungkin mulut
    se-permias@ pun tidak dapat didengar. tetapi setidaknya kita pernah
    bersuara, walau hanya sepatah dan dua patah kata saja.


    Andrew Pattiwael
    The Military College of Vermont
    Norwich University Corps of Cadets

Reply via email to