Berikut petikan berita dari Detik.com  19 Maret 99:

Presiden Ke-4 Versi Partai Keadilan
Dr. KH. Didin Hafidhudin MS
Reporter Rido Sarwono

Partai Keadilan (PK) tak mau kalah dengan lainnya. Mereka telah
menentukan seorang nama untuk dicalonkan sebagai Presiden RI Keempat.
Dia adalah KH Didin Hafidhudin Ms.

Pernyataan pencalonan Didin itu dilakukan di Masjid Al Azhar, Jumat
(19/3/1999) pukul 9.30 WIB. Pencalonan Didin ini cukup mengagetkan.
Karena sebelumnya, kyai Bogor itu tak banyak disebut orang.

Dengan demikian, kini sedikitnya sudah ada lima orang yang resmi
dicalonkan partai untuk menjadi Presiden RI ke-4 mendatang. Selain Didin
dari PK, nama lain adaah Amein Rais (PAN), Megawati (PDI Perjuangan),
Habibie (Golkar), Gus Dur (PKB).

Pembacaan pencalonan Didin sebagai Capres, dilakukan oleh H Taufik
Kiemas, dari Humas PK. Sedagkan acara itu sendiri dibuka oleh Presiden
Partai keadilan Dr Nur Mahmud Ismail Msc yang memberikan kata sambutan
dan pembacaan Al Qur'an. Ketika Taufik Kiemas menyebut nama capres,
secara serentak mengucapkan Allah Akbar...Allah Akbar beberapa kali.

Sementara itu Sekjen HM Anis Matta Lc mengatakan acara pengumuman capres
ini merupakan semacam akad nikah, sehingga dilakukan sederhana. Nikahnya
kapan? "Setelah kami menang Pemilu nanti," kata Anis Matta yang pernah
dekat dengan Amien Rais itu.

Sedangkan acara akbar untuk pengumuman, PK akan melakukannya pada bulan
Muharram mendatang. Nanti akan diumumkan juga Kepres. Dia juga
mengatakan bahwa Negeri Indonesia belum diberkahi oleh Allah.

Siapakah Didin? Bagi kalangan mahasiswa aktivis masjid kampus (Usro),
nama Didin tidak asing lagi. Dan memang basis pendukung PK adalah para
aktivis masjid kampus. Didin memang adalah staf pengajar agama Islam IPB
Bogor, pimpinan Ponpes Ulil Albab Bogor, dan keluarga besar Ponpes
Gunung Peuyeuh serta Cantayan Bogor, Jabar.

Selain memiliki visi religius, Didin juga memiliki visi ekonomi, dengan
keberadaannya sebagai konsultan syariat di Dompet Dhuafa Republika. Di
dunia pendidikan, selain mengajar di IPB, Didin adalah mantan rektor UIK
Bogor, pengajar Univ. Ibnu Khaldun Bogor, dan pengisi pengajian di
berbagai tv swasta serta sering memberikan pendidikan di luar negeri.

Proses pemilihan Didin, menurut Taufik Kiemas, berlangsung secara
konstitusional dan demokratis. Karena dihasilkan melalui Mukernas PK I
dan dihadiri sebanyak 24 DPW dari 24 propinsi. Setelah beberapa nama
terkumpul, maka dilakukan penggodokan oleh Majelias Pertimbangan Partai
dan Dewan Syariah PK.

Setelah nama Didin terpilih, maka diajukan ke yang bersangkutan. "Dan
ternyata beliau menyatakan siap dan sanggup dicalonkan sebagai Presiden
plihan PK," kata Anis Matta. Meski diakui bahwa Didin bukanlah pengurus
dan fungsionaris PK. Namun, yang pasti, menurut para kader PK, Didin
memenuhi kriteria yang diputuskan di Mukernas PK I di Parung beberapa
bulan lalu; Moralis, patriotik, moderat, demokrat, visioner, independen,
dan muda.

"Dia juga memenuhi kriteria utama, yakni ulama yang negarawan, dan
negarawan yang ulama, serta tak memiliki keterkaitan dengan Orba,"
tambah
Anis Matta.


Hak Cipta © detikcom Digital Life 1999

--
wujudkan kepedulian kita  http://www.isnet.org/~kbsi

Kirim email ke