Note: Kok ane melulu yg posting? Keseringan ndak baek. Ya sudah
         ane libur dulu barang 2 hari.....

Hadeer:
Hehe....mungkin kita termasuk sombong, takabur, dan mungkin juga tolol.
Tapi itu ndak penting. Yang penting itu jadi komentator polisi ndak perlu
jadi polisi. Komentator tenis juga nggak perlu juara tenis.
Saya rasa di sini anda agak salah, bila saya boleh bilang demikian. Untuk
jadi komentator bola tidak perlu sudah teruji pandai main sepak bola.
Lain kali saya bawain video biografi komentator baseball terkenal yg tidak
pernah pegang bola baseball deh. Hehe....jangan merasa dijebrosin ya....

Sikon jangan jadi alasan terus. Dalam segala tindakan, kita akan selalu
dihadapkan dengan sikon yg nggak menguntungkan. Apalagi aparat
kepolisian sudah ditempa untuk sanggup menghadapi sikon yg lebih
berat. Yang kita harapkan polisi sanggup bertindak tegas. Jadi kritik
kita ya nggak sekedar kritik nolol-nololin dong. Enam orang yg
mati berasal dari kampung ane. Nololin sebetulnya belum cukup!
Mestinya kita tuntut itu Kapolda. Sbg warga melek hukum mari kita
budayakan sadar tuntut-menuntut. Apakah 10 nyawa penonton
sepakbola artinya lebih kecil dari 4 nyawa mahasiswa Trisakti?
FYI, mereka bukan penonton Bonek lho....... Mohon agar Hadeer
menjawabnya.

Terima kasih untuk himbauan agar berkaca diri. Himbauan yg bagus.
Sekaligus saya menghimbau Bung Hadeer untuk tidak berkaca diri terus.
Wajah kita tidak akan berubah. Keriput tetap akan ada, malah nambah.
Sadar lingkungan akan lebih baik. Kritik kepada lingkungan bukankah
menunjukkan kepedulian? Di mana-mana kritik selalu pahit. Jangan
kena virus orba yg anti kritik. In the name of 'kritik yg membangun"
masyarakat berhasil dibungkam.

Berbeda dengan cara pandang Bung Hadeer, jangan pula menunggu
diri kita cukup kapabel untuk bicara, karena nantinya kita tidak akan
pernah bicara. Kita tidak akan pernah merasa diri cukup pandai.
Anggapan bahwa untuk angkat bicara harus sudah MUMPUNI itulah
yg membuat bangsa kita selalu terdiam. Anggapan banyak bicara
adalah cermin kesombongan juga perlu direvisi. Bila semua
speak up, barulah semua inspirasi penduduk dapat diketahui. Tidak
cuma nggremeng dan nggerutu di belakang.

Khusus buat Hadeer:
>>>"Harus nya Jaya sebagai orang "pandai" masuk ke Kepolisian, bukan
>>>men-tolol-kan Kepolisian.".....
Ini cara khas orba untuk berkelit, jangan dipake ah.... Jelas saya nggak
bisa dan nggak mau masuk ke kepolisian. And ane nggak ngrasa pande tuh,
tapi nggak ngrasa tolol juga, biasa aje. Hehehe....

Akhir kata, mungkin kita harus berusaha menjadi critique-proof, artinya
memang kita berusaha menjadi lebih baik. Bukan sekedar anti-critique,
karena artinya justru kita tidak berusaha membuka diri menuju
kebaikan. Hehe...ini quote for this day versi ane. Ambil hikmah & yg baik
aja deh. Kalau nggak baek semua ya langsung dibuang. Susah amir....


Hidup kritik, mari kita angkat bicara.
Jaya,





-----------------------------------------------------
Hadeer wrote:

> Jaya :
>
> Bukan salah polisi untuk menjadi orang tolol...tapi situasi dan kondisi
> menjadikan mereka orang tolol.
>
> Karena mereka tolol-lah yang membuat mereka memilih masuk ke Kepolisian,
> karena hampir nggak mungkin orang tolol sekolah ke luar negeri ambil
> Master atau Doktor (eventhough bisa aja ada orang tolol yang sekolah ke
> luar negeri)
>
> Harus nya Jaya sebagai orang "pandai" masuk ke Kepolisian, bukan
> men-tolol-kan Kepolisian.
>
> Ehm....
>
> Jadi ingat tulisan-tulisan di Permias dan segala kritik dan analisannya
> dan hujatannya....seperti para komentator Sepak Bola yang selalu
> menganggap diri jauh lebih pandai dari Pemain Sepak Bola ..... :-) ....
> dikira gampang main sepak bola..... he..he... ayo kita ngaca diri
> masing-masing.....jangan anggap diri kita lebih baik dari orang
> lain....itu akan menjadikan kita besar kepala dan sombong sampai
> kelangit..... :-)
>
> Syarat orang sombong .... sudah teruji baik sebagai "Pemain Sepak Bola
> yang pandai" baru boleh jadi "Komentator".....and then baru boleh
> sombong.... :-)
>
> Hadeer
> = lagi mikir : sombongkah saya ? =
>
> FNU Brawijaya wrote:
>
> > Sekali lagi kesalahan besar polisi terjadi lagi. Memang polisi
> > sudah terlalu tolol untuk dapat mengambil tindakan yang benar.
> > Masak belum puas mukulin mahasiswa Trisakti tempo hari,
> > sekarang malah nipu suporter sepak bola. Kayaknya pantas
> > kalau semua jajaran Polda Metro Jaya diturunin 3 tingkat
> > semua.
> >

--
               \\\|///
             \\  - -  //
              (  @ @  )
------------oOOo-(_)-oOOo-----------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
--------------------Oooo------------
           oooO     (   )
          (   )      ) /
           \ (      (_/
            \_)

Kirim email ke