Setuju sekali.  Dalam kondisi perekonomian seperti sekarang, perlu
berfikir sangat hemat.  Nampaknya, hemat harus dikampanyekan sebagai
gaya hidup.  Hemat itu buka pelit dan jelas kebalikan dari boros.
pemerintah (saya tidak terlalu suka menuduh pemerintah ORde Baru sebab
yang sekarang juga tidak banyak beda dengan yang lama) selama ini
cenderung boros.  Beberapa waktu yang lalu plang SMA diganti, sering
kali ganti menteri ganti singkatan departemannya lalu ganti kop surat,
Polri yang lepas gari ABRI berencana ganti warna seragam menjadi biru
(mudah-mudahan tidak dilakukan secara serentak dan seluruhnya, tapi
yang perlu baru, dibuatkan seragam baru), sebelumnya seragam POLRI juga
sudah ganti dari coklat ke coklat yang lain.
     Ganti simbol memang kadang-kadang bisa merubah citra; kalau
simbolnya keren, maka orang lebih percaya.  Namun kebanyakan
perubahan-perubahan simbol di pemerintahan di INdonesia nampaknya
(kecurigaan saya)hanya supaya ada proyek.  Proyek kan mendatangkan
komisi yang kalau masih tetap saja 10% kan banyak tuh untuk para
pimpinan lembaga.  Inilah mungkin alasan kenapa pemerintah sangat gemar
"beli-beli", entah itu garam, daging, beras, pupuk, dll.  Karena dengan
beli-beli bisa dapat komisi.
     Uang bergambar Suharto dan parangko bergambar Suharto diusulkan
untuk diganti....suatu usul pemborosan. Karena tidak prinsip sama
sekali.  Setelah Suharto mundur dan tidak berkuasa lagi, lalu segala
yang berbau Suharto dicoba dihilangkan.  Suharto sendiri belum terbukti
bersalah tapi sudah divonis bersalah.  Nampaknya banyak orang
menganggap segala hal yang berkaitan dengan Orde baru jelek dan perlu
diganti.  Seolah-olah orang ingin menghapus masa orde baru dan memulai
semuanya dari awal lagi.  Bukankah ini namanya membuang waktu?
bukankah lebih baik kita meneruskan yang baik dari masa lalu dan
mencoba memperbaiki yang kurang cocok.
     Mungkinkah kita sebagai kelompok Permias menggunakan forum ini
untuk mengemukakan ide-ide atau analis atau rangkuman analisa ke
pemerintah, ke DPR atau ke pihak-pihak lain. Mungkin setidaknya kita
bisa memberikan suatu wawasan yang lebih menyeluruh karena semata-mata
kita tidak langsung terlibat kepengapan politik di tanah air.  Seperti
yang pernah kita lakukan dengan menulis surat ke NY Times tempo hari.
     Selamat Easter bagi yang pmemperingati.

Wassalam,
panut Wirata





--- FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Habibie sedang mempertimbangkan untuk mengganti
> lembar uang yg bergambar Suharto. Alasan untuk
> mengganti memang tepat. Mosok orang masih hidup
> kok dicantumkan ke mata uang. [Lha siapa yg dulu
> mulai
> ber-ABS dengan desain seperti itu?]
>
> Hanya saja, apa mesti dilakukan sekarang ini?
> Jaman sedang susah kok mau mengganti uang
> yang beredar. Okay-lah kalau penarikan uang
> ini dilakukan secara berangsur, tak ubahnya
> mengganti
> mata uang yg lusuh. Bila dilakukan secara serempak,
> wah, penghamburan duit lagi.
>
> Untuk itu perlu dicermati, jangan sampai penggantian
> uang ini dijadikan proyek khusus. Nggak perlulah
> menggantinya secara massal dan segera. Itu kan cuma
> gambar. Kalau ganti presiden berarti ganti uang dan
> perangko,
> wah, ndak maju-maju kita ini.
>
> Silakan lihat:
> http://www.suaramerdeka.com/harian/9904/03/nas13.htm
>
> --
>                \\\|///
>              \\  - -  //
>               (  @ @  )
> ------------oOOo-(_)-oOOo-----------
> FNU Brawijaya
> Dept of Civil Engineering
> Rensselaer Polytechnic Institute
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> --------------------Oooo------------
>            oooO     (   )
>           (   )      ) /
>            \ (      (_/
>             \_)
>

_________________________________________________________
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com

Reply via email to