Assalamualikum Wr.Wb

Rekan-rekan semua...,

Berikut ini saya postingkan email dari milis bincang@, sebagai tambahan
informasi bagi kita semua.Saya persilahkan rekan-rekan untuk menilai
sendiri tulisan dibawah ini, atau kalo perlu mendiskusikannya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu menjunjung tinggi
kebenaran dan keadilan, serta senatiasa berani mengatakan yang benar
sebagai suatu kebenaran dan yang salah sebagai suatu kesalahan.

Wassalam

Mohamad Rosadi

>From [EMAIL PROTECTED] Fri Jan  1
06:58:39 1999
>Received: (qmail 10667 invoked by uid 1053); 1 Jan 1999 14:58:14 -0000
>Mailing-List: contact [EMAIL PROTECTED]; run by ezmlm
>Delivered-To: mailing list [EMAIL PROTECTED]
>Received: (qmail 10662 invoked from network); 1 Jan 1999 14:58:13 -0000
>Received: from wya-lfd83.hotmail.com (HELO hotmail.com)
(207.82.252.147)
>  by permias.org with SMTP; 1 Jan 1999 14:58:13 -0000
>Received: (qmail 28302 invoked by uid 0); 1 Jan 1999 14:57:23 -0000
>Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
>Received: from 209.75.196.2 by www.hotmail.com with HTTP;
>       Fri, 01 Jan 1999 06:57:21 PST
>X-Originating-IP: [209.75.196.2]
>From: "Ahmad Ahmad" <[EMAIL PROTECTED]>
>To:
[EMAIL PROTECTED]
>Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: [bincang] Mahasiswa Anarkis Bungkam Kebebasan Pers
>Date: Fri, 01 Jan 1999 06:57:21 PST
>Mime-Version: 1.0
>Content-Type: text/plain
>
>Mahasiswa Anarkis Bungkam Kebebasan Pers
>
>Nampaknya kelompok mahasiswa anarkis yang ingin membentuk pemerintahan
>baru tanpa Pemilu yang dimotori oleh aktivis mahasiswa Universitas
>Katolik Atmajaya dan Universitas Kristen Indonesia ini sama represifnya
>dengan pemerintah Soeharto.
>
>Buktinya mereka berusaha membungkam dan membersihkan TVRI, agar TVRI
>cuma memberitakan berita sesuai dengan selera mereka. Hal ini jelas
>menunjukkan bahwa kelompok mahasiswa anarkis minoritas ini perilakunya
>tidak berbeda dengan Soeharto.
>
>Mengapa mereka tidak bisa bersikap sebagai demokrat seperti Menpen
Yunus
>Yosfiah, yang mentolerir perbedaan pendapat di media massa? Bukannya
>memuji, tapi bukankah Yunus ini tak pernah berusaha membungkan Kompas,
>Indosiar, SCTV, RCTI, dll, yang pemberitaannya SERING memojokkan
>pemerintah dan selalu membela kelompok mahasiswa anarkis tsb? Kenapa
>kelompok mahasiswa ini berusaha menteror dan menyeragamkan pemberitaan?
>Benar2 Demokrat gadungan!
>
>Berikut berita rencana pembungkaman dan pembersihan dari oknum
mahasiswa
>anarkis tsb:
>
>[INDONESIA-L] TVRI Masuk Agenda Perjuangan Mahasiswa
>[EMAIL PROTECTED]
>Sun, 27 Dec 1998 11:39:11 -0700 (MST)
>
>Messages sorted by: [ date ][ thread ][ subject ][ author ]
>Next message: [EMAIL PROTECTED]: "[INDONESIA-L]
>Skandal di Pengadilan Tinggi Jakarta"
>Previous message: [EMAIL PROTECTED]:
>"[INDONESIA-L] Nasin Seorang Tentara"
>
>------------------------------------------------------------
>--------------------
>From: "gempur ordebaru" <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: TVRI Masuk Agenda Perjuangan Mahasiswa
>Date: Sun, 27 Dec 1998 06:28:50 PST
>
>TVRI Belum Tersentuh Reformasi  Mahasiswa Memasukkan TVRI Dalam Agenda
>Demo
>
>TVRI selaam era Suharto memang tak lebih hanyalah  alat propaganda,
yang
>tak memiliki kredibilitas sama  sekali.  Setelah Suharto lengser, dan
>Yunus Yosfiah menjadi  Menteri Penerangan, memang TVRI mulai sedikit
>berobah;  sebagai contoh, mulai berani memberitakan aksi demo
>mahasiswa, atau menampilkan tokoh-tokoh kritis.
>
>Namun itu tak lama. Kini, semakin hari TVRI semakin  jelas menempatkan
>diri pada ujud aslinya: alat  propaganda serta sumber disinformasi yang
>tendensius.  Contohnya, sewaktu KBUI bermaksud mendakan sholat tarawih
>serta tahlilan memperingati 40 hari Persitiwa Semanggi,  TVRI nampak
>sekali berusaha membuat rekayasa pemberitaan  yang mendiskreditkan para
>mahasiswa.
>
>Tadi malam, dalam selingan Persepsi, TVRI berusaha  menempatkan  acar
>mahasiswa tersebut dalam kerangka "Penyalahgunaan agama  untuk
>kepentingan politik". Konyol sekali. Di lain pihak,  praktek-praktek
>penyalahgunaan agama oleh kelompok-kelompok  semacam KISDI, ataupun
>Forqon, dan Pam Swakarsa, yang jelas-  jelas mencemarkan citra Islam
>melalui ulah politik picisan  yang membawa-bawa simbol agama, sama
>sekali tidak disinggung  TVRI.
>
>Mengherankan, TVRI dalam era Reformasi masih berani  melakukan
rekayasa
>dan disinformasi semacam itu.  Ingatlah, setelah Pemilu 1999, amat
>mungkin TVRI tidak lagi  berada dibawah penguasa sisa-sisa Orde Baru
>yang masih  berkuasa  saat ini. Itulah barangkali saatnya oknum-oknum
>serta  mentalitas  jurnalisme budak harus segera dibersihkan.  Saat ini
>sejumlah kelompok mahasiswa telah memasukkan  reformasi  TVRI dalam
>agenda perjuangan mereka. Seusai masa puasa dan  Lebaran,  menurut
>mereka, aksi-aksi untuk "membungkam" dan  "membersihkan" TVRI  dari
>sisa-sisa Orde Baru dan dari para Soehartois akan  segera  dilakukan.
>------------------
>REVOLUSI MINORITAS DI TAHUN 1999
>
>Nampaknya seperti diramalkan banyak orang seperti Gus Dur, Permadi,
dll,
>akan terjadi huru-hara besar, bahkan perang saudara di Indonesia.
>
>Skenarionya sederhana saja. Habibie, setelah mendapat perintah lewat
tap
>MPR, telah menginstruksikan Jagung Andi Ghalib untuk serius memeriksa
>Soeharto. Habibie bahkan menegaskan bahwa proses pemeriksaan ini hingga
>keputusan pengadilan terhadap Soeharto harus selesai sebelum Pemilu
>tanggal 7 Juni 1999. Jadi Soeharto berhadapan dengan Habibie, sementara
>kelompok minoritas seperti mahasiswa Universitas Katolik Atmajaya,
>Universitas Kristen Indonesia, ISKA (Ikatan Sarjana Katolik), PIKI
>(Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia), maupun CSIS dengan jenderal
>Leonardus Benny Murdani sedari awal sudah menganggap pemerintah Habibie
>tidak mempunyai legitimasi, karena itu mereka ingin menggulingkannya
dan
>membentuk pemerintah sendiri, sementara KWI (Konferensi Waligereja
>Indonesia) sendiri juga menolak Habibie dengan keluar dari DKPSH.
>
>Soeharto yang sekarang masih diperiksa sebagai saksi, tentulah akan
>berontak jika statusnya dirubah sebagai tersangka. Setelah bercokol
>selama 32 tahun lebih, Soeharto sebagaimana ditulis di suplemen
>Republika Bidik telah menanamkan banyak pengikut dan kekayaan.
>
>Ketika berkuasa, Soeharto cukup cerdas untuk berusaha tidak korup
>sendiri. Dia berusaha mengikutkan bawahannya untuk melakukan hal
serupa,
>meskipun tak semua bawahannya ikut korup seperti Marie Muhammad. Kita
>merasakan sendiri bagaimana kita harus membayar lebih untuk para
petugas
>korup ketika membuat KTP, SIM, Paspor, dll. Korupnya para Gubernur,
>Bupati, Camat, Lurah, dll, membangkitkan solidaritas sesama koruptor di
>antara mereka. Jika Habibie berusaha mengganyang Soeharto, maka Habibie
>akan berhadapan dengan para pengikut Soeharto yang masih tertinggal.
>
>Berapa banyak Gubernur, Bupati (yang berjumlah ratusan), Camat
>(jumlahnya ribuan), dan Lurah (jumlahnya puluhan ribu) yang diangkat
>ketika Soeharto berkuasa? Berapa banyak komandan2 tempur atau
kepolisian
>yang diangkat pada era Soeharto. Paling tidak, 30% dari ABRI aktif
masih
>berada di bawah pengaruh Soeharto. Apakah pejabat yang pro Habibie yang
>baru berkuasa selama 7 bulan lebih banyak dari yang pro Soeharto yang
>telah berkuasa selama 32 tahun? Ini persis seperti pertarungan antara
>David dan Goliath. Pemerintah Habibie yang baru berumur 7 bulan dipaksa
>bertarung dengan Soeharto yang telah lebih dari 32 tahun memerintah.
>
>Dengan para kroni-nya seperti Liem Sioe Liong, Prajogo Pangestu, Bob
>Hasan, Eka Cipta Wijaya, dll, berapa ratus trilyun yang mereka miliki?
>Hal ini memberikan mereka kemampuan yang sangat besar untuk melakukan
>money politics. Jika satu demonstran / penjarah bayarannya 10 ribu per
>orang, maka mereka bisa menggerakan puluhan milyar (jika rakyat
>Indonesia sampai segitu:) orang untuk melakukan pengrusakan, dan
>penggulingan pemerintah Habibie sekaligus.
>
>Mengingat lebih dari 100 juta penduduk Indonesia berada di dalam
>kemiskinan absolut, maka mereka dapat diperalat dengan mudah untuk
>berbuat apa saja. Maraknya kerusuhan, tawuran antar warga / SMA,
>penjarahan, dll, merupakan indikasi bahwa moralitas sebagian rakyat
yang
>memang miskin itu sudah rendah. Mereka rela melakukan apa saja asal
>perutnya dan keluarganya kenyang, Kefakiran membawa kekufuran!
>
>Selain itu, Soeharto punya jutaan preman (Government thugs) yang setia
>padanya. Pemuda Pancasila yang mengaku memiliki 6 juta anggota dan
FKPPI
>yang beranggotakan sekitar 1 juta orang sudah mampu mengalahkan
personel
>ABRI yang cuma beranggotakan 400 ribu orang. Terlihatnya tokoh Pemuda
>Pancasila (PP), Yorrys Raweyai, dan Bambang Soeharto (yang berpengaruh
>di FKPPI), bersama Soeharto ketika Gus Dur mengunjunginya untuk Dialog
>Nasional membuktikan bahwa kedua organisasi tsb masih setia pada
>Soeharto.
>
>
>Ketika terjadi kerusuhan di Ketapang, Kupang, Pinrang, Banyuwangi, dll,
>sebagian orang menuding Soeharto sebagai biangnya. Ini jelas
membuktikan
>bahwa kekuasaan Soeharto masih ada.
>
>Pada tahun 1999 inilah akan terjadi benturan hebat antara Soeharto
>dengan Habibie yang menolak dialog nasional dengan Soeharto, maupun
>Habibie dengan kelompok mahasiswa anarkis yang diperkuat massa PDI
>perjuangan yang didukung oleh jenderal Theo Syafei serta Leonardus
Benny
>Murdani dengan CSIS yang ingin menggulingkan Habibie, karena Habibie
>dianggap tidak mempunyai legitimasi oleh mereka.
>
>Pada saat inilah perang saudara bisa terjadi. Jika pada masa sekarang
>saja polisi yang harus mengawasi 1000 penduduk (di negara maju rasionya
>cuma 1:300 dan penduduknya punya kesadaran hukum yang tinggi) sudah
>tidak berdaya menghadapi kerusuhan, tawuran, dan penjarahan, apalagi
>nanti jika para aktor2 politik beserta pengikutnya saling adu otot.
>Bukan tak mungkin akan terjadi perang saudara seperti di Afghanistan
>yang akan berlangsung bertahun-tahun dan tidak selesai hingga kini.
>
>Jika ini terjadi, maka ummat Islam harus bersatu dan menyiapkan diri
>agar mereka tidak menjadi korban. Ummat Islam telah kehilangan sekitar
>100 ulama yang dibantai pada kasus Banyuwangi, dan akan lebih banyak
>lagi korban yang jatuh di tahun 1999.
>
>Sekarang sekitar 2000 anggota Forkot telah mendapat latihan militer
>dengan senjata api di Gunung Salak oleh jenderal Leonardus Benny
Murdani
>(Tekad). Sementara penyelundupan senjata api dari pistol hingga senapan
>serbu otomatis yang terbongkar baru-baru ini (berita SCTV dan
Republika)
>menunjukkan bahwa ada kelompok tertentu yang ingin menggunakan senjata.
>Harap diingat, biasanya untuk satu kasus yang terbongkar, ada ratusan
>kasus yang tidak terungkap (fenomena Gunung Es). Selain bisa digunakan
>untuk membela diri, senjata tsb juga bisa digunakan untuk maksud lain.
>Mengingat harga senjata api mahal, kita tentu tahu tidak mungkin orang
>Islam yang kebanyakan adalah orang miskin yang membeli senjata tsb.
Jadi
>tebak sendiri siapa yang akan menggunakannya, dan siapa yang akan
>dibunuh.
>
>Berikut rencana demonstrasi yang akan dilakukan oleh kelompok anarki
>minoritas. Kita tahu betapa hebatnya demo yang mereka gelar karena
>melibatkan ratusan ribu massa, bukan mahasiswa murni. Selain itu mereka
>juga terbukti belakangan ini telah menggunakan senjata seperti samurai
>dan bambu runcing.
>
>Tapi itu cuma pemanasan, kata mereka. Tahun 1999, baru the real
>thing terjadi. Pada saat itu, tentulah senjatanya bukan cuma samurai
>dan bambu runcing lagi. Supply senjata api dari perwira2 Kristen yang
>aktif kepada massa dan mahasiswa minoritas seperti yang dilakukan pihak
>Kristen Serbia di Bosnia bisa terjadi di sini. Selain itu penyelundupan
>senjata api yang terungkap baru-baru ini juga merupakan indikasi kuat
>akan ada pengerahan massa bersenjata.
>
>
>Jika itu terjadi, saya ragu apakah aparat keamanan yang jumlahnya cuma
>sekitar 60 ribu di Jakarta bisa menghadapi hingga 500 ribu massa yang
>dikerahkan dari Jabotabek. Apalagi karena termakan propaganda media
>massa tertentu, ummat Islam cenderung berdiam diri, takut diadu domba,
>sehingga pemberontakan yang akan dilakukan oleh tirani minoritas ini
>bisa berhasil. Jika sudah seperti itu, maka bersiaplah mengalami nasib
>seperti ummat Islam di Bosnia, Kupang, atau Timtim.
>
>Jika sudah berkuasa, tentulah perlakuan manis golongan minoritas untuk
>menarik simpati mayoritas seperti tahlilan di Universitas Katolik
>Atmajaya maupun Tarawih di Semanggi tidak akan terjadi lagi. Jilbab
akan
>kembali dilarang, pelajaran agama dikurangi, Muballigh harus mendapat
>izin dan sensor sebelum melakukan ceramah agama, kalau ummat Islam
>protes mendapat perlakuan tak adil, maka pemerintah fasis ini cukup
>membantai mereka dengan peluru tajam, seperti yang dilakukan jenderal
>Leonardus Benny Murdani ketika membantai 420 ummat Islam di Tanjung
>Priok bersama Try Sutrisno, dll.
>
>Hal ini persis seperti seorang playboy yang bermanis-manis mengambil
>muka pada pacarnya, begitu si gadis telah direnggut keperawanannya
>(maaf), maka sang playboy meninggalkannya begitu saja. Meskipun si
gadis
>yang sudah hamil ini mendesak2 untuk dikawini, namun si playboy cuek
dan
>menolaknya. Jadi ummat Islam harus waspada terhadap taktik muka manis
>tsb. Kita dulu telah mengalami banyak penindasan, masa kita harus
>terbentur 2 x pada batu yang sama?
>
>Berikut rencana pengerahan massa untuk menggulingkan pemerintah dari
>tokoh Forbes di Detik:
>
>[INDONESIA-L] DETIK - Komentar Aktivis Forbes
>[EMAIL PROTECTED]
>Tue, 22 Dec 1998 17:03:06 -0700 (MST)
>
>Messages sorted by: [ date ][ thread ][ subject ][ author ]
>Next message: [EMAIL PROTECTED]: "[INDONESIA-L]
>Re - Indonesia Terjajah"
>Previous message: [EMAIL PROTECTED]:
>"[INDONESIA-L] DETIK - Prabowo Mungkin Latih Militer
>Yordania"
>
>------------------------------------------------------------
>--------------------
>X-URL:
>http://www.detik.com/wawancara/199812/19981221-1758.html
>
>Senin, 21 Desember 1998 [Peta Situs..]
>
>Aktivis Forbes Taufan Hunneman:
>Demo Besar Pasca Idul Fitri
>
>[INLINE] Hingga hari ini, ada belasan "organisasi" gerakan  aksi
>mahasiswa bertebaran di Jakarta. Sebut saja Forbes, Komrad,  Forkot,
KB
>UI, Alarm, Gempur, FKSMJ, Front Jakarta, Famred, yang  sering
>berakoalisi menggelar aksi bareng. Di sisi lain ada Forsal,  Poros
>Jakarta, KAMMI, dan Formi yang lebih kompromis.
>
> Bagaimana hubungan antar "organisasi" itu? Bagaimana pula  aksi
>mahasiswa selama bulan Ramadhan? Mengapa mereka tetap ngotot  tidak
>menghentikan aksi mereka? Juga, apa menariknya turun ke  jalan?
>
> Berikut wawancara Nurul Hidayati dari detikcom dengan Taufan
Hunneman,
>mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jaya Baya  Jakarta  angkatan '96
>yang juga "Jendral" Forbes (Forum Bersama),  Senin  (21/12):
>
> Banyak organisasi gerakan mahasiswa muncul, pertanda apa?
>
> Memang saat ini banyak kelompok ingin bermain. Kelompok ini
menanamkan
>kaki-kaki lewat mahasiswa. Maka terbentuklah  kelompok A,  B,C, dsb.
>Tapi kita bisa melihatnya dalam tataran isu. Kalau  teman-teman dari
>Forbes, Famred, Forkot, FKSMJ, Alarm,  Gempur,  Front Jakarta, Komrad,
>KB-UI, kita tetap stricht tidak  mengakui  kepemimpinan sekarang.
>Artinya, kita konsisten pada jalur  kita.
>
> Lalu muncul kelompok lainnya, misalnya Parmi (Parlemen  Mahasiswa
>Jalanan Indonesia), dan kelompok lainnya, yang saya lihat  tidak
pernah
>mengeluarkan statemen politik satu pun bagaimana  sikap  mereka
terhadap
>pemerintahan Habibie.
>
> Jadi, bagi kami, garisnya ada dua, yaitu apa kawan-kawan  memandang
>Habibie adalah legitimate atau tidak. Kalau memandang  Habibie
>legitimate, berarti kawan tersebut ada di luar garis kita.  Tapi  kalau
>melihat Habibir tidak legitimate baik secara de facto  dan
>konstitusional, berarti segaris dengan kita. Jadi, itulah  perbedaan
>antara aksi gerakan mahasiswa saat ini.
>
> Bagaimana hubungan personal antara kedua kelompok tersebut?
>
> Perkawanan dengan teman-teman dari garis yang berbeda, tidak  menjadi
>persoalan bagi kami. Tapi secara konsep politik,  kami tetap  berbeda
>dengan mereka.
>
> Kita tidak ingin ada budaya politik yang turun temurun  terjadi,
yaitu
>adanya ketidakakuran antara kelompok pemerintah dan  anti  pemerintah.
>Kita tidak ingin mengulang bagaimana Soeharto  memperlakukan Soekarno
>dan Ali Sadikin dengan tidak wajar,  padahal  mereka dulu berteman.
Kita
>tidak ingin seperti itu.
>
> Justru yang kita inginkan adalah belajar pada perilaku  Soekarno.
>Ketika Natsir dan Syahrir ditangkap akibat tuduhan terlibat  peristiwa
>PRRI/Permesta, hubungan mereka masih tetap baik.  Itu yang  positif.
>
> Apa sih enaknya demonstrasi?
>
> Demo banyak seninya, di luar konteks politik, ya. Pertama,  demo
>menambah relasi, banyak teman. Kalau dulu pergaulan terbatas  pada
>lokal universitas, semisal Jaya Baya, sekarang bisa kenal  dengan
>teman-teman dari universitas yang lain. Jaket almamater  hanya
>berfungsi sebagai pengenal asal universitas, tapi kami  merasa  sebagai
>sama-sama mahasiswa Indonesia.
>
> Kedua, di dalam aksi muncul juga cerita percintaan. Waktu  Tragedi
>Semanggi, 13 Nopember lalu, bahkan ada ungkapan CBSA, Cinta  Bersemi
>Saat Aksi. Ada beberapa teman saking bingungnya, akhirnya  tertarik
>pada seorang cewek dan berlanjut hingga kini.
>
> Ketiga, demo membangun kebersamaan. Kalau lapar, ya  sama-sama  lapar.
>Kalau logistik datang, kita bareng-bareng makan.  Kalau  logistik
>pas-pasan, kita harus cari cara gimana agar semua  temen  bisa makan
>semua.
>
> Solidaritas akan lebih besar muncul bila ada teman-teman  yang
>ditangkap atau digebuk. Sehingga ada temen yang sampai  nangis-nangis,
>ingin balas dendam, maki-maki, dsb untuk  menunjukkan  solidaritas.
>
> Banyakkah kasus CBSA ?
>
> Banyak juga, termasuk saya..he...he..he..Itu terjadi karena  proses
>waktu saja. Tidak ada waktu untuk mencari pacar yang  sama-sama
>aktivis.
>
> Bagaimana aksi di bulan puasa?
>
> Kita akan terus demo, tapi tidak dengan mengerahkan massa
>besar-besaran. Kita akan sosialisasi agenda perjuangan,  kembali ke
>kampus untuk menguatkan basis kampus, dan berjuang di basis  petani
dan
>buruh.
>
> Jadi tidak harus turun ke jalan?
>
> Tidak. Sebab bulan puasa ini bagi kita adalah momentum untuk
>intropeksi, apalagi bulan ini ada tiga nafas spiritual,  yaitu
>Ramadhan, Natal, dan Tahun Baru 1999. Kita akan mengevaluasi  sampai
>sejauh mana perjuangan kita.
>
> Pasca Idul Fitri, kita akan menggelar demonstrasi  besar-besaran,
>sebab ini perjuangan yang sesungguhnya. Yang kemarin-kemarin  adalah
>pemanasan karena ada agenda politik pemilu yang dipaksakan  dan  banyak
>elit politik yang ingin bermain. Di sinilah posisi  mahasiswa  untuk
>tetap pada konsistensinya.
>
> Menurut mahasiswa, seberapa besar tuntutan yang direspon  pemerintah
>selama ini?
>
> Tidak ada target politik kami yang dikabulkan pemerintah.  Ini yang
>membuat teman-teman tetap berjuang untuk terus menekan  pemerintah.
>Pemerintah sekarang ini terlalu bodoh untuk menyelesaikan  kasus
>per-kasus.
>
> Misalnya kasus penembakan Trisakti, Mei lalu. Pemerintah  cuma
>setengah hati menyelesaikan kasus itu. Apalagi kasus  Semanggi, 13
>Nopember. Kasus Banyuwangi, dsb. Setiap minggu atau setiap  bulan
>selalu muncul peristiwa-peristiwa yang dibuat dari atas  akibat
>keblunderan sistem politik kita sendiri.
>
> Kenapa mahasiswa masih terus turun ke jalan?
>
>
> Mahasiswa yang turut beraksi mesti sudah tahu  konsekuensinya. Ia
akan
>kepanasan, keluar duit untuk patungan sewa mobil, kena  tembak,  atau
>mati. Jadi, teman-teman yang turun ke jalan adalah  teman-teman  yang
>sadar pada resiko demo. Mereka terpanggil demo karena  kesadaran
pribadi
>akibat melihat kondisi obyektif di  masyarakat.
>
> Jadi mahasiswa banyak yang sadar politik sekarang?
>
> Mahasiswa demo yang ikut-ikutan ada juga sih. Justru kalau  mereka
>dibiarkan, tidak diikutkan aksi, akan berbahaya karena akan
menimbulkan
>kesadaran palsu. Makanya, kami terus berusaha  memberi  "penerangan"
>sebelum aksi sehingga semua teman tahu apa yang  kita  perjuangkan.
>
> Ortu tidak keberatan?
>
> Tergantung karakteristik orang tua. Saya sendiri turun aksi  sejak
>tahun 1994. Awalnya, ortu keberatan. Apalagi waktu itu  demonstrasi
>masih barang langka. Paling-paling peserta demo cuma 30  orang. Tapi
>sekarang ortu saya sudah bisa menerima karena kebenaran dan  kemenangan
>ada di tangan mahasiswa.
>
> Bahkan ada ortu seorang mahasiswi yang tidak memberi uang  kuliah
>supaya anaknya tidak ikut-ikutan demo. Tapi lama-lama ortu  mahasiswa
>itu sadar bahkan anaknya mati pun dia rela. Proses  waktu  saja yang
>membuat ortu tidak keberatan pada aksi  anak-anaknya.
>
>
>
>ADI SASONO: EKONOMI RAKYAT atau ANTI CINA?
>
>Nampaknya golongan Cina yang menguasai 80% dari perekonomian negara
>benar-benar membenci Adi Sasono yang berusaha memberdayakan rakyat
lewat
>ribuan koperasi.
>
>Dengan solidaritas sesama Cina, Majalah Far Eastern Economic Review
>menggelari Adi Sasono sebagai The Indonesia's Most Dengerous Man,
>sementara AsiaWeek di covernya memperingatkan, Watch This Man! dengan
>foto Adi Sasono yang diclose-up dengan kesan angker, persis seperti
>buaya yang ingin menunggu mangsanya sementara di bagian dalam Adi
difoto
>dari bawah tempat duduknya (persis singgasana). Pemberitaannya begitu
>tendensius, apalagi FEER, beritanya lebih tepat disebut sebagai
>character assassination.
>
>Kenapa minoritas Cina yang menurut Aburizal Bakrie menguasai 90% bidang
>usaha yang tak dipegang BUMN ini tidak puas dengan dominasi mereka yang
>berlebihan? Padahal pemerintah sebelumnya telah memberi mereka berbagai
>fasilitas dari Prayogo yang mendapat HPH sebesar 3,5 juta hektar
(seluas
>Inggris Raya), Proyek Pulp Chandra Asri yang mendapat proteksi
>pemerintah di mana rakyat harus membayar lebih mahal untuk produk
>plastik sehingga pertahunnya rakyat dirugikan trilyunan rupiah, kredit
>berlimpah tanpa agunan yang melewati legal lending limit kepada
>berbagai pengusaha seperti kredit 1,3 trilyun kepada Eddy Tansil,
kredit
>BLBI sebesar 140 trilyun lebih kepada Bank2 bermasalah yang sebagian
>besar dimiliki pengusaha Cina (BCA saja dapat 38 trilyun), dll.
>
>Ternyata golongan Cina ini tidak puas dengan berbagai fasilitas yang
>mereka dapat dari pemerintah. Mereka cemburu ketika Adi Sasono berusaha
>membantu pengusaha kecil dan koperasi, padahal Adi Sasono sendiri
>mengatakan bahwa niatnya adalah membantu pengusaha kecil dan koperasi,
>tidak peduli apakah pengusaha kecil dan koperasi itu adalah Cina atau
>Pribumi. Bantuan kredit yang cuma sekitar 28 trilyun untuk pengusaha
>kecil, koperasi, petani, dll, pun mereka ributkan, walaupun mereka
>mendapat bantuan lebih dari itu.
>
>Hingga saat ini, tidak ada toko Cina ataupun Konglomerat Cina yang
>ditutup atau dilarang berusaha oleh Adi Sasono. Adi Sasono sendiri cuma
>berusaha mendistribusikan kebutuhan rakyat lewat ribuan koperasi dan
>ratusan ribu pengusaha kecil.
>
>Sebagai contoh, ketika minyak goreng dipegang oleh 2 pemain monopoli,
>yaitu Liem Sioe Lioang dan Eka Cipta Wijaya (?), harga minyak goreng
>melonjak tak terkendali hingga 8 ribu rupiah oleh 2 pemain monopoli
tsb.
>Terkadang mereka seenaknya mengekspor hampir seluruh minyak gorengnya
ke
>luar negeri, sehingga rakyat sampai menjerit2 karena minyak goreng tak
>ada di pasaran.
>
>Tapi begitu Adi Sasono memberdayakan 7.800 koperasi (tak peduli Cina
>atau Pribumi) dengan sekitar 150 ribu outlet penjualan, maka harga
>minyak goreng turun hingga 3 ribu rupiah. Jadi yang dilakukan Adi
Sasono
>cuma memberikan kesempatan bagi 7.800 koperasi tersebut untuk turut
>mendistribusikan minyak goreng, sedang pemain monopoli yang lama (yang
>merupakan kroni Soeharto) tetap dibolehkan bermain hingga sekarang,
>tentu dengan kehilangan hak monopoli yang membuat mereka bisa bersikap
>sewenang-wenang.
>
>Jadi jelas ketakutan golongan Cina ini sama sekali tak beralasan dan
>aneh. Apa mereka ingin semua pengusaha kecil dan koperasi itu menderita
>dan miskin seumur hidup, sementara mereka sendiri kaya raya?
>Sesungguhnya pemberdayaan pengusaha kecil dan koperasi bukan berarti
>pemiskinan mereka. Sebagai contoh jika golongan Cina ini menguasai 900
>trilyun rupiah, sementara pribumi cuma punya 180 trilyun rupiah, maka
>pemberdayaan pribumi hingga memiliki 700 trilyun rupiah misalnya,
>bukan berarti uang milik golongan Cina tsb akan berkurang.
>
>Jika Indonesia Inc. berjalan secara benar, dan industri di Indonesia
>baik agrobisnis maupun manufaktur berkembang kuat sehingga bisa
>mengekspor dan surplus ratusan hingga ribuan trilyun rupiah, kan
>masing-masing pihak bisa memperkaya kelompoknya tanpa memiskinkan yang
>lain.
>
>Jadi segala macam ketakutan, maupun character assassination yang mereka
>lakukan terhadap Adi Sasono sebenarnya sama sekali tak beralasan. Sebab
>yang ditentang Adi Sasono bukan Cina, tapi Monopoli yang dilakukan oleh
>konglomerat tertentu yang merupakan kroni Soeharto selama ini.
>
>Berikut berita tentang Adi Sasono di Bisnis Indonesia:
>
>Bisnis Indonesia Halaman Depan Edisi : 16-DEC-1998
>Bank Dunia curigai redistribusi aset
>JAKARTA (Bisnis): Bank Dunia mempertanyakan program
>redistribusi aset produktif-yang merupakan bagian dari
>pengembangkan ekonomi rakyat pemerintah Habibie-karena
>dinilai antipasar dan lebih bersifat politis, ujar satu
>pejabat Depkop.
>Dirjen Fasilitasi Pembiayaan dan Simpan Pinjam Depkop dan
>PKM Deswandi Agusman mengatakan Bank Dunia mengirim utusan
>dari Washington ke Jakarta, khusus mempertanyakan program
>redistribusi aset dan pengembangan ekonomi rakyat.
>"Ada mispersepsi tentang redistribusi aset. Ada persepsi
>bahwa ekonomi rakyat itu bertentangan dengan pasar. Selain
>itu, aplikasi ekonomi rakyat bak teater politik," ujar
>Deswandi dalam debat publik Redistribusi aset produktif:
>Dari ekonomi monopolistik menuju ekonomi rakyat di sini
>kemarin.
>Panelis pada acara yang dibuka Menkop PKM Adi Sasono itu
>adalah Gunawan Sumodiningrat (Bappenas), Irman Gusman
>(Hipmi), Hendra Halwani (Cides), Didik J. Rachbini
>(Indef), Hartojo Wignjowijoto (Aspecindo), Pande Radja
>Silalahi (CSIS), Umar Juoro (Cides), Suryo B. Sulisto
>(Hippi), dan moderator M. Dawam Rahardjo (Cides).
>Menanggapi sikap Bank Dunia itu, Deswandi berpendapat
>sebaiknya kebijakan itu tetap berlandaskan pada mekanisme
>pasar.
>Dia mencontohkan aplikasi redistribusi aset dalam
>distribusi minyak goreng yang melibatkan 7.800 koperasi,
>dengan masing-masing koperasi mempunyai 20 outlet.
>"Tujuannya adalah, semakin banyak pemain akan semakin
>efisien dan untuk mematahkan adanya pembatasan akses
>pasar," ujarnya.
>Hasilnya, harga komoditas itu turun dari Rp 8.000/kg
>menjadi sekitar Rp 3.000/kg karena muncul kekuatan
>penyeimbang, namun tanpa mematikan perusahaan besar.
>Menkop/PKM Adi Sasono menekankan, redistribusi aset jangan
>diterjemahkan sebagai tindakan hantam kromo, anti
>konglomerat, anti-Cina. "Ini tidak ada kaitan dengan
>agama, ras, etnis dan sebagainya."
>Redistribusi aset merupakan salah satu cara mengubah
>ekonomi kapitalis primitif yang selama ini diterapkan
>Indonesia menjadi ekonomi yang beradab, modern, dan
>kompetisi yang sehat dengan menciptakan kekuatan
>penyeimbang.
>Pelaksanaan redistribusi aset, menurut Adi, hal mendesak
>karena adanya ketimpangan kepemilikan aset produktif yang
>begitu besar. "Tapi pelaksanaan redistribusi aset sebagai
>langkah koreksi harus tetap berlandaskan pada ketentuan
>dan Undang-undang yang berlaku."
>Namun Hendra Halwani mengingatkan agar program
>redistribusi aset tak dilakukan terburu-buru, artinya
>paling tidak dalam dua Repelita atau satu pembangunan
>jangka panjang (PJP). Soalnya, masyarakat Indonesia belum
>memiliki prakondisi yang sama dengan negara lain.
>(ens/msw)
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>______________________________________________________
>Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>
>
>
>-----------------------------------------------------------------------------
>To subscribe: send a blank email to: [EMAIL PROTECTED]
>To unsubscribe: send a blank email to: [EMAIL PROTECTED]
>This mailing list sponsored by http://www.webIndonesia.com
>-----------------------------------------------------------------------------
>


______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke