BENARKAN HABIBIE TIDAK AKAN MENCALONKAN DIRI SEBAGAI PRESIDEN? Rencana pendirian partai baru oleh Adi Sasono yang didahului pernyataannya bahwa ia tidak akan berkampanye untuk partai mana pun serta keterangan Muladi bahwa Habibie tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden membuat banyak orang bertanya-tanya. Mungkinkah Wiranto akan muncul sebagai orang kuat menggantikan Habibie mengingat dukungan Megawati, Gus Dur, dan Akbar Tanjung kepadanya? Langkah apa pula yang akan ditempuh Adi Sasono dan Amien Rais? Harian sore Suara Pembaruan kemarin memuat potret suasana berbuka puasa di kediaman Presiden BJ Habibie, Jalan Patra Kuningan Jakarta, Rabu lalu. Nampak Habibie berbincang serius dengan Menhankam/Pangab Jenderal Wiranto beberapa saat sebelum berbuka puasa. Di tengah kedua pemimpin bangsa ini nampak pula mantan dubes RI untuk Inggris JE Habibie yang lebih dikenal dengan nama Fanny Habibie. Sama halnya dengan Probosutejo pada tahun-tahun pertama Suharto berkuasa, maka akhir-akhir ini pun Fanny Habibie sering muncul di surat kabar dan televisi di samping Habibie. Fanny saat ini pun dekat dengan kalangan militer dan pengusaha-pengusaha besar. BJ Habibie dan Wiranto menurut seorang pengamat setelah mutasi di kalangan ABRI merupakan dua pusat kekuasaan yang menentukan di Indonesia saat ini. Supaya Habibie dengan tenang bisa menyelesaikan krisis ekonomi, maka ia membutuhkan Wiranto untuk menenangkan krisis sosial politik dan keamanan. Namun untuk mengatasi krisis ini, maka krisis kepercayaan harus terlebih dahulu diatasi. Dan inilah yang nampaknya sulit diselesaikan oleh Habibie. Meski sudah delapan bulan berkuasa, namun nampaknya Habibie belum sepenuhnya dapat diterima masyarakat politik di Indonesia. Sekali pun demikian para pendukung Habibie optimis bahwa mereka dapat bertahan selama sepuluh tahun. Habibie beberapa bulan yang lalu konon pernah mengatakan kepada saudara-saudaranya, jika ia ditekan terus menerus oleh pihak oposisi maka ia akan menyerahkan kekuasaannya kepada golongan fundamentalis. Tetapi setelah mutasi di ABRI hal ini nampaknya tidak akan dilakukannya, kata seorang pengamat. Sejumlah pendukung Habibie saat ini sudah memperhitungkan seandainya Habibie benar-benar tidak dikehendaki rakyat lagi, maka mereka akan memunculkan menteri Adi Sasono sebagai faktor baru. Adi pun dikabarkan sudah menjali kerjasama dengan Amien Rais. Dengan latar belakang ini mungkin orang dapat menyimak keterangan Menteri Mulaid bahwa Habibie tidak akan mencalonkan dirinya kembali sebagai presiden. Namun dari berbagai wawancara Presiden Habibie dengan pers internasional selalu nampak keinginannya untuk dicalonkan kembali sebagai presiden, jika rakyat menghendakinyha. Sehubungan dengan itu banyak orang ingin mengetahui gentlement agreement apa yang saat ini sedang diupayakan Habibie dengan Wiranto. Yang juga menarik untuk disimak ialah hubungannya dengan Golkar. Menurut tabloid DeTak peluang Habibie untuk menggunakan Golkar sebagai kendaraan politik cukup berat. Secara kuantitatif unsur ICMI dalam DPP Golkar boleh dibilang bisa dihitung dengan jari. Dalam kubu Habibie terdapat antara lain Adi Sasono, Marwah Daud Ibrahim, Fadel Muhamad, dan Arnold Baramuli. Sebaliknya kubu Akbar Tanjung didukung Abdul Gafur,Fahmi Idris,Eki Syahrudin,Freddy Latumahina, Marzuki Darusman, Agung Laksono, Aulia Rachman dan lain-lain. Namun ini bukan berarti Golkar akan dihadapkan pada pilihan Habibie atau Akbar Tanjung. Bisa jadi,tulis Detak, ini hanya sekedar kamuflase untuk menyembunyikan agenda terselubung yang bakal dimunculkan pada waktu yang tepat.Katakanlah mengenai adanya upaya mengedepankan Adi sasono sebagai calon presiden. Sekjen Barisan Nasional Rachmat Witular dalam pada itu berharap BJ Habibie menjelaskan secara terbuka bila memang dirinya tidak mau dicalonkan lagi sebagai presiden. Kalau niat itu hanya dilontarkan lewat Menteri Kehakiman Muladi maka ini kurang dipercaya masyarakat, katanya. sumber: Ranesi