Saudara-saudara tercinta yang budiman dan berakal budi:
     Saya kira sebaiknya kita tidak perlu saling menyinggung karena
dengan demikian maka kita kehilangan kejernihan dalam berfikir.  Saya
kira dengan mailing list ini kita saling bertukar pikiran,
berargumentasi secara sehat serta saling memberikan pencerahan pada
yang lain, memperluas wawasan, memberikan/menerima informasi yang
sulit didapat, dsb,dsb.
     Berkenaan dengan pahlawan kesiangan pembela konglomerat keturunan
cina, maaf saja, saya tidak termasuk di dalamnya.  Namun tidak adil
bila dalam pelacuran yang dirazia hanya pelacurnya tanpa hukuman bagi
yang melacur.  Tidak adil hanya menangkap pemakai/pecandu narkotika
tanpa  mengadili penjualnya.      Jadi, kalau konlomerat yang tidak
benar disalahkan, janganlah teman yang di ajak tidak benar bisa
berjalan lenggang kangkung tanpa rasa bersalah, dan yang penting,
tidak dianggap bersalah.  Saya salut dengan tulisan-tulisan Kwik Kian
Gie yang menelanjangi praktek kotor para konlomerat,misalnya seperti
"Saya Mimpi Jadi Konglomerat".  Beliau juga menyarankan agar para
bankir yang ngemplang di hukum, dan saya setuju sekali.  Saya kira
kita semua (yang di luar lingkaran kotor tersebut)tidak ada yang
menarik manfaat dari praktek kotor konglomerat.  Tak perlu menjatuhkan
cercaan bahwa mereka bangsat, tapi silahkan sistim hukum yang
menjatuhkannya.  Dan yang penting, teman kolusinya juga harus di
hukum.  Demi keadilan.  Masalahnya, keadilan di Indonesia sukar didapat.
     Berkenaan dengan Adi Sasono, mungkin beliau tidak rasis tapi
pernyataan-pernyataannya cenderung rasis atau secara tidak sadar
rasis.  Sekali lagi, seseorang itu rasis bila hanya menggunakan
ras/etnis sebagai pertimbangan untuk memutuskan sesuatu yang tidak ada
kaitannya dengan ras.  Selama kebijakan ekonomi kerakyatan itu memang
untuk seluruh rakyat/pengusaha kecil-menengah, tanpa memandang
keturunan, agama, warna kulit, bentuk mata dsb, maka itu baik.
Sehingga warga keturunan cina yang miskin yang petani di Kalbar-pun,
bersama seluruh warna Indonesia yang lain bisa dapat fasilitas.  Itu
baik.
     Mungkin program Adi Sasono itu baik, sebab tujuannya adalah
supaya jurang ekonomi antara kaya dan miskin bisa diperdangkal.  Bila
perbedaan ekonomi itu tidak mencolok, tentu tidak banyak kerusuhan.
Malaysia sering dicontohkan oleh Adi Sasono.  Dengan Program Ekonomi
Baru-nya Mahatir berhasil mempersempit dan memperdangkal jurang
ekonomi antara Melayu dan Keturunan Cina Malaysia dan tidak ada
kerusuhan lagi.  Tapi perlu diingat bahwa perbandingan Melayu dan Cina
Malaysia hampir 1:1 sedang di Indonesia mungkin 1 : 20.  Tapi satu hal
yang sangat salah bila membandingkan cina Indonesia dengan cina
Malaysia.  Saudara-saudara sekalian salah bila lebih suka(kurang tidak
suka) pada Cina Malaysia dibanding Cina Indonesia.  Karena Cina
Indonesia jauh lebih berasimilasi dengan penduduk asli Indonesia
daripada Cina Malaysia dengan orang Melayu.
     Untuk Bung Alvian, mungkin saudara-saudara Anda yang keturunan
Cina itu tersinggung sebab mereka mungkin menganggap yang dikritik kok
hanya yang cinanya, sedang pejabat korupnya tidak.  Saya yakin mereka
bisa mengerti bila dalam berbincang-bincang tidak bernada penuh
prasangka.

Wasalam,
Panut Wirata






>

_________________________________________________________
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com

Kirim email ke