apa sepantasnya hukuman buat "otak-otak" provokator kalau mereka sampai
ketangkep? Maksud saya biang-biangnya, bukan keroco-keroco yang hanya
disuruh untuk ngebakar atau terima perintah untuk buat keonaran.
Misalnya keroco-keroco ini yang berpangkat prajurit, kopral, sersan
(orang lapangan) nah...yang otak-otaknya ini berpangkat jendral semua.
Apakah human right masih berlaku buat mereka?  contohnya jendral x
ternyata biang dari segala kerusuhan, telusuri lagi eh...ternyata bekas
presiden x adalah kepalanya si jendral x ini.....
Apakah hukum dapat memutuskan hukuman yang adil ? contohnya hukuman mati
entah ditembak, digantung, disuntik, atau dipenggal.
ini kalau mereka-mereka sampai ketangkep lho...susahnya di indonesia kan,
ditangkep aja susah, di cari aja masih dalam bentuk bayangan...

walau saya merasa bahwa tidak ada satupun manusia yang berhak untuk
mencabut nyawa manusia lain, namun untuk yang satu ini (para super
provokator atau para jendralnya) saya masih bingung untuk memberikan
exception atau tidak. Let the history be the judge, terserah rakyat untuk
menilainya pada saat mereka-mereka ini sampai ketangkep. Yang pasti,
berikanlah hukuman yang setimpal dan mungkin seberat-beratnya.

Untuk rekan-rekan permias@ terutama yang muslim, pemboman mesjid di
istiqlal ini adalah sebuah perbuatan yang sangat terkutuk, apalagi kalau
sampai membawa korban jiwa yang kebetulan sedang berjamaah didalamnya.

Semoga kita semua dapat mencegah peristiwa selanjutnya.





On Mon, 19 Apr 1999, Alexander Lumbantobing wrote:

> Guys:
>
> Rupanya para pelaku keonaran di Republik Indonesia merasa geram, karena
> manipulasi pidato Theo Syafei terbukti kurang tepat guna dan kurang berdaya
> guna untuk membakar Indonesia - yang terpancing untuk marah dan bergerak
> hanyalah gerombolan kelas teri (Gogon, dkk). Karena waktunya tinggal sedikit,
> para jahanam itu langsung main kasar. Tonjok sana dan sini. Apalagi ada
> kemungkinan tersingkirnya Partai Golkar dari dunia politik resmi.
>
> Saya menduga - di detik-detik terakhir - akan muncul larangan bagi Partai
> Golkar untuk mengikuti Pemilu. Terlalu sering Partai Golkar berusaha main
> curang menghadapi Pemilu 1999 nanti. Dan berkali-kali Rudini memberi isyarat
> mengenai kewenangan KPU untuk melarang suatu partai dari kesertaannya dalam
> Pemilu 1999. Sangat mungkin sekali, bahwa partai-partai yang sebal dengan
> kepongahan Partai Golkar akan meminta KPU melarang Partai Golkar untuk ikut
> dalam Pemilu. Pemungutan suara dalam KPU sangat memungkinkan hal ini.
> Skenario ini bukan tidak terpikirkan oleh pelaku keonaran itu, sehingga para
> pelaku keonaran itu makin menjadi-jadi. Berbagai usaha dilakukan agar pelaku
> keonaran itu sempat duduk-duduk dulu mengambil nafas setelah ditendang jatuh.
> Ada keinginan untuk menunda Pemilu 1999 agar si Onar 1 masih bisa nafas
> sebentar (atau kentut sebentar - terserah maunya yang mana...). Si Onar 1
> juga kesal sekali karena kendaraan pribadinya justru sekarang ini dipakai
> menjadi kendaraan pihak-pihak lain - terbukti dengan adanya Golkar ICMI,
> Golkar HMI, dan berbagai Golkar lainnya yang berebut tangga ke atas dan
> bukannya membantu pihak yang terjungkal untuk duduk lagi.
>
> Ingat cerita saya tentang para penyamun yang memasuki gua harta dan terbuai
> sambil bersenang-senang dalam gua sementara pintu gua harta itu akan segera
> tertutup sebentar lagi. Sudahkah Anda mendengar keinginan Yorrys bergabung
> dengan PKB dan ditolak dan kemudian dia melangkah ke PAN? Rupanya YR tidak
> ingin terjepit dalam gua itu. Tapi masih banyak yang masih ingin meraup
> sebanyak-banyaknya sebelum pintu benar-benar tertutup.
>
> Awal tahun 1998 kemarin juga ada beberapa rekan di mailing list ini khawatir
> dengan berita penyadapan internet oleh aparat keamanan. Perkiraan saya waktu
> itu ialah akan tergulirnya "binatang besar" yang memerintahkan
> penyadapan-penyadapan itu, sehingga tidak usah khawatir dengan adanya
> penyadapan-penyadapan itu.
>
> Sekarang kita tunggu saja ditendangnya Partai Golkar dari kesertaannya dalam
> Pemilu 1999.
>
> Rgds,
>
>
> Alexander Lumbantobing
>

Kirim email ke