Budi Haryanto wrote:

> Rekan-rekan yth.,
>
> Saya melihat banyak keuntungannya (dibanding dengan kerugiannya) buat
> perkembangan demokrasi dan penyelenggaraan bernegara di republik kita
> kalau Golkar kalah dalam pemilu mendatang. Bisa saja saya salah.
> Berikut ini kemungkinan-kemungkinan yang terjadi kalau Golkar kalah:

Bisa saja benar...bisa juga salah..

>
> 1. Golkar akan kehilangan berbagai fasilitas penunjang yang selama ini
> menopang kuat organisasinya (rumah dinas pejabat dan anggota DPR/MPR,
> mobil dinas pejabat, fasilitas gedung, perkantoran dan segala
> perangkatnya) karena harus dikembalikan ke negara.

Menurut saya sih kurang ada untung (untuk yg ini). Lha pejabat yg mana?
Bisa jadi kalo yg menang partai lain, situasi hanya seperti ular ganti kulit
saja. Cuman sisiknya yg ganti, KKN tetap bisa tumbuh subur. Ndak usah
jauh-jauh....itu anggota KPU yg katanya reformis dan anti Golkar nyatanya
yg digedein malah kolusinya. Bukannya kerja....

> 2. Perpecahan di tingkat pimpinan Golkar akan terjadi karena saling
> menyalahkan kegagalan yang terjadi.

Ya saya sependapat.

> 3. Anggota DPR/DPRD akan mempunyai proporsi yang relatif seimbang antara
> partai satu dan lainnya (partai yang besar). Hal ini memungkinkan
> terciptanya iklim kondusif dan demokratis dalam pengawasan
> penyelenggaraan pemerintahan dan pembuatan perundang-undangan.

Belum tentu juga..... Sejarah kita menunjukkan hal yg sebaliknya....
Perimbangan kekuatan bukan digunakan untuk saling kritik dan saling
mengawasi....tetapi malah untuk saling jegal. Jadinya ya nggak ada
pembangunan. Justru dari pengalaman ini ORBA dapat angin segar karena
orang sudah capek dengan kekonyolan saling jegal itu. Caranya ya jualan
stabilitas nasional. Jadi ORBA jual itu ide ya ada dasarnya (sebetulnya lho...
ini kalau kita mau nengok ke belakang).

Makanya gimana caranya saling kritik saling mengawasi dengan suasana
yg saling mendukung perlu ada (istilah kondusif itu...). Cuman kembali lagi
kepada para tokoh yg mengaku politisi tsb.... Maunya apa? Mau menuju
ke puncak kekuasan untuk menginjak lawan politik dan rakyatnyakah?
Ataukah pengen mbangun negoro.... Dari berita tentang debat kemarin,
walaupun arahnya sudah bagus...tapi hasil yg dicapai nurut ane masih
jauh dari yg diharapkan. Jadi prasyarat ane tadi untuk menuju ke arah
suasana kondusif masih jauh api dari pinggang...eh...pinggan.


> 4. Pemerintah yang baru, dengan semangat baru (karena belum pernah
> berada di tingkat tsb.) akan berkonsentrasi dan bekerja keras untuk
> sebesar-besarnya meningkatkan nasib rakyat dan memperbaiki
> ketatanegaraan di tengah suasana mudahnya rakyat 'protes dan demo' jika
> terjadi penyelewengan. (Bandingkan dengan 'status quo' yang tetap berada
> di tingkat tsb. Semangat yang mereka punyai sudah tidak menggebu lagi
> dan cenderung mengabaikan suara rakyat seperti yang sudah mereka alami
> selama ini).

For some extent sependapat.... cuman yg sering terjadi malah bukan
seideal itu. Pemerintah baru dengan semangat baru (tentunya dengan
pengalaman baru juga), lebih sering berusaha konsolidasi untuk dapat bertahan
lebih lama.


> 5. Golkar akan introspeksi diri dan menyadari bahwa rakyat telah
> meninggalkannya karena kesewenang-wenangannya, ketidak jujurannya, dan
> kecurangannya selama ini. Tidak ada pilihan lain, Golkar harus berangkat
> lagi dari nol (ingat pendukung di tingkat pemerintahan sudah semakin
> sedikit dan susah diharapkan) untuk menggalang simpati rakyat dan
> mencari pendukung. Hal ini akan menjadikan Golkar suatu partai yang akan
> bersikap 'manis'.

Iya lah....cuman mesti ingat. Korupsi, kolusi, dan nepotisme bukan monopoli
Golkar... Kita mesti ngikutin teorinya para leluhur...bahwa politisi itu tak lebih
daripada kucing.... Kalau nggak diawasi ya nyolong. Biarpun sebelumnya
bisa aja nyantri..... setelah punya kursi malah jadi nyante....

> 6. Partai Golkar akan berposisi sama dengan partai lain dalam hal modal,
> fasilitas, dan pendukungnya. (Banyak pendukung potensialnya akan
> hengkang dan mendekati penguasa baru, suatu ciri khas pendukung yang
> selalu ingin mencari keuntungan). Hal ini akan membuat Golkar bekerja
> keras untuk konsolidasi. Dengan kekuatan partai-partai yang relatif
> berimbang, pemilu berikutnya akan lebih demokratis dan jujur.

Sependapat

> 7. Dst..., dst..., ...... yang nadanya baik untuk bangsa ini.

Ojo lupa....ndak ada perangkat pengawasan yg baik....mau PAN, mau PKB,
mau PDI-P, mau PK, penyakit KKN bisa tumbuh dengan berbagai kadar.
Maklum cak...."fulus" itu daya tariknya luar biasa.... bisa mengubah orang
jadi "bulus".

>
> Hal-hal negatif yang kemungkinan muncul adalah teror dan rongrongan di
> sana sini akibat kefrustasiannya. Namun hal-hal tsb sedikit demi sedikit
> secara bermakna akan dapat diatasi dan dieliminasi oleh peraturan hukum
> yang nantinya mulai dilaksanakan oleh aparat dengan bertanggung jawab
> dan benar.

Ya bisa jadi....cuman mestinya dilaksanainnya ya sejak sekarang...ndak nunggu
nanti. Lha nanti kan artinya 'mbesok'.

> Kesimpulan, kalau ingin melihat negara kita menjadi mengarah kepada
> perbaikan menyeluruh, gunakanlah hak pilih anda dalam pemilu mendatang
> untuk partai yang BUKAN Golkar.

Setuju agar kita mesti gunakan hak pilih anda. Bila anda pilih Golput....maka
setelah pemerintah terbentuk tidak boleh komplain sama sekali. Golput kan
termasuk Golyam...golongan diam....dan diam artinya setuju. Apapun outcome
yang muncul. Mau PAN ataukah Golkar lagi.... ndak boleh nyalah-nyalahin.

> Salam,
> Budi
> (seorang rakyat jelata yang ingin melihat indahnya Indonesia)

Wah, emang ada yg jadi bendoro di milis ini tho? Kalau gitu ane mesti sungkem
nih....

Salam,

--
               \\\|///
             \\  - -  //
              (  @ @  )
------------oOOo-(_)-oOOo-----------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
--------------------Oooo------------
           oooO     (   )
          (   )      ) /
           \ (      (_/
            \_)

Kirim email ke