Saya jadi ingat beberapa bulan yg. lalu saat di pesawat menuju Singapore,
saya membaca koran lokal sana.  Di halaman belakang terdapat iklan setengah
halaman dari Kepolisian Singapura mengenai rekrutmen tenaga baru yg. akan
dididik.  Yg. menarik disitu, selain compensationnya bikin iri, juga
dijanjikan akan disekolahkan master dan sampai doktor ke luar negeri.


> ----------
> From:         Hadeer[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent:         Friday, April 02, 1999 10:54 AM
> Subject:      Tolol vs Pandai
>
> Jaya :
>
> Bukan salah polisi untuk menjadi orang tolol...tapi situasi dan kondisi
> menjadikan mereka orang tolol.
>
> Karena mereka tolol-lah yang membuat mereka memilih masuk ke Kepolisian,
> karena hampir nggak mungkin orang tolol sekolah ke luar negeri ambil
> Master atau Doktor (eventhough bisa aja ada orang tolol yang sekolah ke
> luar negeri)
>
> Harus nya Jaya sebagai orang "pandai" masuk ke Kepolisian, bukan
> men-tolol-kan Kepolisian.
>
> Ehm....
>
> Jadi ingat tulisan-tulisan di Permias dan segala kritik dan analisannya
> dan hujatannya....seperti para komentator Sepak Bola yang selalu
> menganggap diri jauh lebih pandai dari Pemain Sepak Bola ..... :-) ....
> dikira gampang main sepak bola..... he..he... ayo kita ngaca diri
> masing-masing.....jangan anggap diri kita lebih baik dari orang
> lain....itu akan menjadikan kita besar kepala dan sombong sampai
> kelangit..... :-)
>
> Syarat orang sombong .... sudah teruji baik sebagai "Pemain Sepak Bola
> yang pandai" baru boleh jadi "Komentator".....and then baru boleh
> sombong.... :-)
>
> Hadeer
> = lagi mikir : sombongkah saya ? =
>
> FNU Brawijaya wrote:
>
> > Sekali lagi kesalahan besar polisi terjadi lagi. Memang polisi
> > sudah terlalu tolol untuk dapat mengambil tindakan yang benar.
> > Masak belum puas mukulin mahasiswa Trisakti tempo hari,
> > sekarang malah nipu suporter sepak bola. Kayaknya pantas
> > kalau semua jajaran Polda Metro Jaya diturunin 3 tingkat
> > semua.
> >
>

Kirim email ke