Emang pada masa sekarang ini keadaan semakin membingungkan saja. Saya di sini menulis hanya berdasarkan keadaan sebenarnya dan apa adanya. Masing - masing kelompok atau individu mengklaim bahwa dia adalah reformis Reformis yang bagaimana yah...). Wajar dalam hidup ini :-) Sampai orang gilapun ada yang mengaku reformis. Maksud Saya orang yang tidak waras disini. Sorry jika saya menulis ada yang salah dan tolong dikoreksi :-D Kegiatan yang dilakukan mahasiswa di kampus UI Salemba memang kegiatan yang sangat terpuji dengan idelaisme mahasiswa. Tetapi disayangkan jika ada saja elemen mahasiswa dalam kegiatan ini yang "free-rider", semoga hanya sebagian kecil saja. Bagaimana kalau sebagian besar(?). Saya melihat ada satu komponen yang Saya ketahui hanya sebagai "free rider " saja karena keadaan sebenarnya tidak seperti yang dicerminkan dalam enam visi reformasi mereka. Jadi, Saya semakin bingung saja atas suara - suara orang yang saling mengklaim bahwa dirinya reformis sedangkan yang lain dipertanyakan atau tidak jelas. Untunglah Saya bingung ( sambil tertawa ) bukan sebenarnya karena Saya memandang semua ini hanya LELUCON belaka. :-) KT ======================================================================== From: Mohammad Rosadi Ini dia para mahasiswa reformis sejati....... On Fri, 21 May 1999, Humas KAMMI wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Siang tadi, KAMMI bersama elemen mahasiswa Se-Jawa mengadakan aksi peringatan setahun reformasi di Kampus UI Salemba. Hadir dan turut berorasi antara lain Ketua Senat UNDIP, Ketua Senat Unair, Sekjen Presidium Mahasiswa Trisakti, Sekjen BEM UI, Presiden BEM UI, presiden BEM UGM, Presiden KM ITB, Ketua Umum KAMMI, Ketua DPM IPB, Ketua Senat IKIP Jakarta, Ketua Senat IKIP Yogyakarta, Ketua Senat STAN, Ketua Senat Universitas Mercubuana Jakarta. Berikut berita singkatnya dari detik.com. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Humas KAMMI Pusat ==================================================================== Dimeriahkan ABRI "Prasasti Salemba" Ditandatangani Reporter Rido Sarwono detikcom, Jakarta-Kekuatan reformasi dipastikan akan bertambah kuat. Hal ini ditunjang dengan rencana penandatanganan "Prasasti Salemba" di kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Jum'at (21/05/1999). Penandatanganan prasasti itu sendiri melibatkan sejumlah tokoh pro-reformasi. Dijadwalkan Amien Rais dan Adnan Buyung Nasution akan turut tanda tangan. Akan tetapi AMien Rais membatalkan kedatangannya ke Salemba karena dia sedang kampanye di Kaarawang, Jawa Barat. "Meski tidak bisa datang, Pak Amien titip salam pada kami. Tapi beliau mendukung usaha ini," kata Azis, Presiden Keluarga Mahasiswa ITB, yang juga jadi panitia acara. Prasasti itu sendiri dikeluarkan sehubungan dengan peringatan satu tahun reformasi dan lengsernya Soeharto. Tidak kurang 3.000 mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta telah kumpul di halaman kampus UI Salemba. Tema yang digelar dalam "perayaan" itu adalah "Satu Tahun Gerakan Reformasi Satukan Visi Selamatkan Reformasi dan Tolak Anarki". Hadir dalam perayaan itu puluhan mahasiswa dari luar Jakarta. Tampak beberapa mahasiswa mengenakan jaket almamater UGM Yogyakarta dan ITB Bandung. Selain mempersiapkan Prasasti Salemba, mahasiswa juga mengevaluasi jalannya reformasi yang genap berusia setahun. Menurut mahasiswa, reformasi saat ini perlu diluruskan, karena tidak sesuai dengan cita-cita semula. Menurut mahasiswa, meluruskan langkah reformasi dengan dua jalan, yaitu dengan mempertegas kembali visi dan arah reformasi sejati dengan agenda yang jelas. Sehingga masyarakat mampu mengenali siapa sesunguhnya yang memperjuangkan reformasi dan yang mempertahankan status quo. Jalan kedua adalah seluruh elemen pro-reformasi harus bersatu menggalang kekuatan bersama mewujudkan cita-cita reformasi dan menghadang kekuatan yang ingin membalikkan kekuatan status quo yang tiranik. Selain itu, mahasiswa juga mengluarkan Enam Visi Reformasi. Visi itu dianggap sebagai barometer reformasi yang sukses. Enam visi itu adalah: 1. Reformasi ke arah sistem yang demokratis ditandai dengan diakhirinya dwi fungsi ABRI yag melahirkan kekuatan tiranik. 2. Supremasi hukum dikedepankan di atas segala kepentinagn dan kekuasaan. Simbol supremasi hukum adalah dengan diadilinya secara transparan Soeharto dan kroni. 3. Perubahan UUD 45 ke arah yang sesuai dengan kebutuhan jaman dan ini menjadi legitimidasi konstitusional bagi reformasi. 4. Reformasi yang menghasilkan keadilan dan kesejahteraan merata hanya mungkin terwujud dalam otonomi daerah yang seluas-luasnya sehingga rakyat yang terzalimi bisa terpenuhi kebutuhannya. 5. Reformasi diikuti budaya demokrasi yang rasional dan egaliter. Potensi tirani baru mulai dari senjata, uang, intelektual, mitos, massa, harus ditinggalkan. 6. Pengamanan sebagai konsekuensi reformasi harus diikuti pertanggungjawaban seluruh perangkat Orba dan pendukungnya sehingga secara moral, politik, Orba dan reinkarnasinya harus tanggung jawab. Ribuan mahasiswa itu sendiri merencanakan tidak turun ke jalan. Mereka memperingati setahun reformasi dengan menggelar aksi di dalam kampus saja. Selain melakukan orasi-orasi, juga ada pertunjukan seni yang bersifat kritik. ABRI-pun ikut memeriahkan dengan pentas seni. Tapi ABRI ini bukan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Melainkan sekumpulan anak muda yang bernaung dalam Anak jalanan Belakang Rivoli (bioskop di Jl Kramat Raya, 500 meter dari UI Salemba). ABRI yang satu ini mempertunjukkan nyanyian-nyanyian satiris dan puisi-puisi penuh hujatan pada rejim Soeharto. Penonton yang berdesakan pun menyambutnya dengan antusias. Sedang aparat yang berjaga-jaga, tidak terlalu mencolok. Di kawasan itu beberapa kali massa partai yang tengah kampanye melintas. Namun mereka tidak ikut bergabung ke lautan mahasiswa itu. Hak Cipta © detikcom Digital Life 1999 In Association with Amazon.com ================================================================